BRI
sebagai salah satu bank pemerintah terbesar di Indonesia berkomitmen untuk
selalu berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Di era digital, BRI tidak
ingin tertinggal jauh. BRI berusaha untuk bertransformasi sesuai dengan perkembangan
zaman.
Tranformasi
digital yang dilakukan oleh BRI, bertujuan agar nasabah bisa dengan mudah
melakukan transaksi kapanpun dan dimanapun. BRI fokus pada tiga pedoman utama,
yaitu open banking, kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan pembelajaran mesin (machine learning). Dengan
berfokus pada tiga hal tersebut, BRI berharap transaksi dan layanan keuangan menjadi
lebih mudah, cepat, terintegrasi dan praktis.
Selama
tahun 2023, tercatat 99% dari total transaksi BRI dilakukan melalui kanal
digital. Sementara sisanya dilakukan secara konvensional di cabang atau unit
kerja BRI.
BRImo
sebagai banking super apps dengan pengguna lebih dari 36 juta user dapat
bertransaksi dengan mudah menggunakan QRIS hingga EDC di merchant BRI.
Selain
pencatatan transaksi digital, pemanfaatan open API (Application Programming
Interface) atau BRIAPI tercatat telah dimanfaatkan pada lebih dari 23 jenis
digital ekosistem dengan lebih dari 1.000 total partner.
Tidak
hanya itu, pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) Sabrina (Smart
BRI New Assistant) yang dimunculkan sejak tahun 2018 pun terus menjadi
garda terdepan customer handling dengan melayani 55,6 juta persen yang
masuk ke contact center BRI selama tahun 2023.
Kehadiran
Sabrina telah memberikan banyak kemudahan kepada nasabah. Nasabah bisa
mendapatkan pelayanan yang cepat dan mudah, sehingga tingkat kepuasaan layanan
pun meningkat.
Selain
fokus pada layanan digital yang dihadirkan, BRI pun tidak lupa dengan pondasi data
center yang dimiliki. Hal ini terbukti dengan diperolehnya tiga Sertifikasi
Tier III yang merupakan standar global yang menjamin keandalan operasional dan
keamanan data center. Ketiga Setifikasi Tier III yang didapat dari Uptime
Institute tersebut, diantaranya: Tier Certification of Design Document
(TCDC), Tier Certification of Construction Facilities (TCCF), dan Tier
Certification of Operational Sustainability (TCOS) untuk seluruh fasilitas BRI.
Lalu,
bagaimana dengan kemanan informasi?
BRI
telah memiliki kebijakan cyber security yang berfungis untuk mengatur
keamanan informasi secara bank-wide. Sedangkan untuk menjaga keamanan
system BRI secara proaktif, BRI menggunakan fungsi pemantauan cyber threat
secara kontinyu.
Tidak
hanya sampai disitu, BRI pun telah menyusun ESA (Enterprise Security
Architecture), sebuah program yang bertujuan untuk merancang dan menerapkan prosedur
keamanan untuk melindungi perusahaan dari serangan siber dan kehilangan atau eksposur
data sensitif.
Selain
itu, sesuai dengan amanat Kementerian BUMN, BRI pun melakukan IT Maturity Assessment
dengan score 4,66 dari 5,00 poin berdasarkan best practice COBIT 2019.
Disamping
itu, sesuai dengan pedoman asesmen OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dalam kemampuan
maturitas digital, BRI mendapatkan capaian Tingkat 2 (skor 80,50 dari 100).
Itu
semua menjadi bukti kalau BRI selalu berusaha untuk meningkatkan kapabilitas
dan kapasitas dalam melakukan transformasi digital. BRI ingin menghadirkan kenyamanan
dan keamanan kepada para nasabahnya.
No comments:
Post a Comment