Pernahkah
kita melihat dua orang yang sedang berjalan?
Ketika
dua orang berjalan saling berpegangan tangan melangkah, tentunya akan terasa
lebih nyaman dan indah. Perjalanan akan lebih menyenangkan, berjalan
berdampingan dan beriringan. Tidak ada yang saling mendahului.
Tapi,
bagaimana jika salah satu dari orang itu (maaf)
tidak melihat? Masihkah mereka bisa berjalan berdampingan? Tentunya harus ada
seorang yang jalan agak di depan dari yang satunya lagi. Kenapa? Karena ia
harus menjadi penunjuk arah bagi orang yang ada di sampingnya yang tidak bisa
melihat.
Itulah
juga kehidupan. Ketika kita menuntun orang yang memiliki ilmu, tentunya berbeda
dengan orang yang tidak tahu sama sekali bagaimana cara melangkah dan kemana
akan melangkah. Ketika yang menuntun itu terlalu cepat karena merasa tahu ada
sesuatu yang indah di depan sana, tapi yang dituntun tidak dapat melihat itu,
maka perjalanan akan terhambat, bahkan terhenti. Dan tujuan yang ingin diraih
pun hanya bisa dibanggakan sebagai khayalan belaka.
Jadi
sebenarnya, bukan masalah siapa yang akan menuntun dan dituntun. Tapi,
pantaskan diri kita untuk menjadi salah satu dari itu. Jika kita terlahir untuk
menuntun, cobalah untuk menuntun dengan penuh cinta. Dan ketika kita berada di
posisi yang harus dituntun, bangunlah kepercayaan kepada diri kita dan orang
yang menuntun kita.
Melangkah
bersama bukan berarti harus dengan kaki yang sama, tapi menggunakan kaki yang
berbeda namun memiliki tujuan yang sama.
No comments:
Post a Comment