Hapiness.
Kebahagiaan. Apa sih kebahagiaan itu? Katanya bahagia itu sederhana. Tapi, mengapa
tidak sedikit orang yang merasa dirinya tak bahagia?
Tapi, saya pribadi pun terkadang tergoda mencari
celah untuk mengeluh dan membandingkan dengan orang lain. Ketika melihat wanita
cantik, saya berpikir saya akan bahagia jika saya secantik dia. Ketika melihat
orang yang lebih mapan, saya mengkhayal andai saya sekaya dia, pasti saya
bahagia. Ketika saya melihat orang yang menurut saya sangat beruntung, saya
mengeluh karena tidak seberuntung dirinya.
Tapi, pada akhirnya, semakin saya belajar
semakin saya paham. Terkadang keegoan menjadikan kita sulit menemukan kebahagiaan
dalam kesederhanaan. Kita terlalu sering memaksa mendefinisikan bahagia dengan
meminjam pikiran orang lain. Padahal bahagia itu tidak butuh didefinisikan. Kebahagiaan
sejati itu ketika tidak ada ruang kosong dalam hati.
Bahagia itu bukan berarti tidak pernah
sedih. Karena fitrah kehidupan itu, pastilah ada sedih dan bahagia. Rasa sedih
diciptakan agar kita bisa memahami apa itu bahagia.
Bahagia itu bukan tanpa air mata. Karena
tidak semua air mata tanda kesedihan dan kepedihan. Ada saat dimana air mata
adalah bahasa komunikasi paling ampuh. Ketika kata tak lagi bisa menyatakan
rasa, maka air matalah yang menjadi penyampai apa yang ada di dalam hati dan
pikir.
Saat ini, ketika sudah menjadi seorang ibu,
saya sadar kalau bahagia itu sebuah keharusan. Meski kadang realita tidak
berbanding lurus dengan ekspektasi. Tapi, bahagia itu butuh diusahakan, bukan
oleh orang lain dan lingkungan, tapi diri kita sendirilah yang bisa menentukan,
mau atau tidak untuk bahagia. Ya, bukan bisa atau tidak bisa, karena memang semua
orang bisa bahagia, jika ia mau memilih untuk menjalani hidup dengan bahagia.
Seorang ibu itu memiliki gelombang yang
begitu kuat. Ketika ia bahagia, sinyal itu akan tersampaikan pada pasangan dan
buah hati. Jika seorang ibu bisa tersenyum lebar, maka lihatlah orang-orang
yang ada di rumah, pasti akan penuh keceriaan dan kebahagiaan.
Sebaliknya, ketika seorang ibu merasa
tertekan, sedih, dan selalu mengeluh, maka suasana rumah pun akan terasa
horror. Jangankan untuk berbagi cerita, sekadar duduk berdampingan pun, tidak
mau.
Sebenarnya kalau kita mau mengengarkan dan
meihat dengan hati kita, ada banyak alasan untuk bisa bahagia. Memiliki
orang-orang tersayang, diamanahi buah hati, memiliki rumah yang nyaman, diberikan
kesehatan, bisa makan enak, bisa tidur nyenyak, dan masih banyak lagi hal yang
bisa membuat kita bahagia.
“Tapi,
kan tugas suami juga harus membuat istri menjadi nyaman dan bahagia.”
Ya, setuju banget. Tapi, di sini saya ingin
berbagi kepada para emak. Kalau ada yang baca tulisan ini bapak-bapak. ANDA
PUNYA ANDIL UNTUK MENJADIKAN ISTRI LEBIH BAHAGIA. IA DINIKAHI UNTUK DICINTAI
BUKAN (capslock jebol)
Nah, sekarang untuk teman-temanku para emak
di jagat raya ini. Ingat, maks! Kalau kita menuntut orang lain untuk menjadikan
kita bahagia, termasuk suami, lelah hati kita, loh.
Kalau menurut saya, bahagia itu hak kita.
Yuk, bareng-bareng kita belajar menjadi pribadi yang lebih bahagia. Saya sharing apa yang sudah dan sedang saya
lakukan terus untuk untuk bisa tetap bahagia, diantaranya:
- Selalu
hadirkan Allah SWT.
Ini paling penting dari semua cara. Siapa
yang menciptakan hati dan otak kita? Mengapa tidak minta perlindungan-Nya agar
setiap pikir, ucap dan perilaku kita senantiasa dijaga.
Kita ini manusia, kadang imannya naik,
kadang turun. Kita bukan malaikat yang senantiasa benar, dan kita pun bukan
setan yang selalu salah. Jadi, kuncinya berdoalah agar kita tidak sampai salah
jalan.
- Luangkan waktu untuk hobi
Me
time is a must. Ketika kita melakukan apa yang kita sukai,
maka akan memunculkan hormon kebahagiaan. Kenali apa kesukaan kita, dan
luangkan waktu dalam sehari untuk sekadar memberikan reward pada tubuh kita.
Menjalani rutinitas sebagai istri dan ibu
itu tidak mudah. Seringkali karena lelah, kita sering lupa untuk bersyukur, dan
yang ada hanya mengeluh dan bahkan marah dengan keadaan yang ada.
Tidak perlu lama, mungkin 15-30 menit setiap
hari, setidaknya bisa menyegarkan kembali pikiran dan tubuh kita. Bukan sebuah
dosa, kok, kita melipir sejenak sekadar menonton, menulis, mendengarkan musik
atau berolahraga ringan.
- Berhentilah Membandingkan Diri Kita dengan Orang Lain
Setiap orang memiliki alur cerita
masing-masing. Kita hanyalah lakon dari scenario yang telah dibuat oleh Sang
Maha Kuasa. Tidak usah memaksa untuk menjadi seperti orang lain. Jalani,
nikmati dan syukuri apa yang kita punya dan dapatkan saat ini.
- Saring apa yang dilihat dan didengar
Hati-hati dengan apa yang kita lihat dan
dengar. Kurangilah sedikit-sedikit mendengarkan kata-kata yang tidak baik, lagi-lagu
galau dan juga film-film berbau hal-hal negative.
Tidak semua komentar orang itu harus
ditanggapi. Memang tidak mudah, apalagi bagi orang yang punya karakter overthinking seperti saya. Tapi,
belajarlah pelan-pelan untuk bisa berkata “tidak”, dan tutup telinga
rapat-rapat untuk komentar yang membuat kita tidak down. Jauhi toxic people
yang menjadikan kita tidak produktif.
Jangan anggap remeh loh pengaruh mendengarkan
dan melihat yang kurang baik. Itu semua bisa mempengaruhi pikiran dan juga hati
kita. Mulai saat ini, saringlah apa yang kita dengar dan lihat agar jauh lebih
bahagia.
- Kenali Karakter dan Watak serta Bahasa Cinta Kita
Sejak belajar tentang karakter dan watak,
saya merasa bisa berdamai dengan diri sendiri. Saya berhenti membandingkan
dengan orang lain, karena saya yakin setiap orang memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing.
Begitu pun dengan mengetahui bahasa cinta. Setiap
orang memiliki cara sendiri-sendiri untuk mengisi baterai cintanya, ada dengan
sentuhan, pujian, quality time, pelayanan, dan hadiah. Saya tahu apa yang harus
saya perbuat agar tanki cinta saya selalu terisi penuh. Dengan begitu, saya
dengan mudah mengalirkan energy positif itu kepada orang lain, terutama
pasangan dan buah hati.
- Jalin Komunikasi Terbuka dengan Orang Terdekat
Komunikasi itu ibarat jalan. Bukankah fungsi
jalan itu untuk mengubungkan? Begitu pun kita dengan orang terdekat. Jika kita
ingin terhubung dengan baik, lebih lekat dan juga saling mengerti, maka yang
kita harus lakukan adalah membangun komunikasi dengan baik terlebih dahulu.
Di awal pernikahan, saya sudah katakan
kepada suami kalau saya ini seorang Phlegmatis Melankolis. Selain itu saya
ceritakan juga, bahasa cinta saya adalah quality time dan sentuhan. Tujuannya,
jangan sampai ia merasa sudah melakukan sesuatu yang dianggap bisa membuat saya
bahagia, tapi sebenarnya baterai cinta saya masih kosong.
- Bergabunglah dengan komunitas yang supportive
Dengan bergabung bersama orang-orang yang supportive, kita akan fokus pada pada
pengembangan diri. Karena pasti akan ada saatnya kita sedang tidak baik-baik
saja. Dalam kondisi sepertiini, mereka akan hadir untuk menyemangati kita. Mereka
tidak akan mengejek kondisi kita, tapi akan mengajak kita untuk kembali bangkit.
Teman-teman di komunitas akan selalu mengajak kita untuk melangkah bersama. That’s the aim of a community.
Bagi saya yang memiliki hobi menulis, tentu
saja circle-nya nggak akan jauh dari orang-orang yang suka baca dan nulis juga.
Ada banyak komunitas yang pernah dan masih saya ikuti, misalnya Kumpulan EmakBlogger. Bergabung di komunitas ini, menjadikan booster tersendiri bagi saya, emak-emak yang belajar untuk tetap
berkarya meski berdaster.
Bahagia itu urusan rasa, jangan memaksa pikir
untuk menerjemahkan. Biarkan hati yang akan memberi makna, agar ia bisa menilai
dengan sempurna tanpa harus ada alasan yang memaksa. Karena setiap orang memiliki makna yang berbeda tentang kebahagiaan.
Menjadi bahagia itu sebuah pilihan. Yuk,
kita sama-sama melihat dengan hati, nikmat yang telah Allah SWT berikan. Kita
masih punya tubuh yang lengkap, kesehatan, dicukupkan rezeki, dihadirkan
orang-orang yang sayang, diberi kesempatan untuk masih tetap menghirup udara
dan masih banyak lagi nikmat yang tidak mungkin bisa kita tuliskan. Jadi, apa
kita masih pantas untuk bilang kalau kita belum merasakah kebahagiaan?
Siapapun dan dimanapun kalian, yuk, mulai
hari ini belajar bersyukur dan ucapkan dalam hati kalau aku adalah pribadi yang
beruntung dan bahagia, lalu rasakan akan ada sinyal yang kuat untuk senantiasa menebar
senyum dan kebahagiaan. Because happiness
is created not given.
No comments:
Post a Comment