Pernah
nggak diantara kalian yang ngalamin layar TV “bersemut” plus suara kresek-kresek?
Toss dulu
dong kalau pernah, berarti usia kita sudah tidak muda lagi hehehe… Tapi, memang
iya sih. Bagi kita yang pernah punya TV tabung, biasanya paling menyebalkan
kalau sudah muncul sekumpulan semut di layar TV. Lagi enak-enak nonton, harus
terganggu gara-gara kualitas gambar dan suara yang jernih.
Perbedaan TV Analog dan TV Digital
Siaran TV
analog di Indonesia telah mengudara selama hampir 60 tahun. Itu artinya kita
sudah sangat familiar dengan keberadaan TV analog. Dari fisik, TV analog
bentuknya lebih besar dan seringkali disebut TV tabung atau TV layar cembung.
Namun, sebenarnya TV analog tidak selalu berlayar cembung. Karena ada juga televise
layar datar dengan panel LCD atau LED yang hanya bisa menerima siaran analog.
Jadi, untuk
lebih mudah membedakan antara TV analog dan TV digital ialah pada saat
melakukan pencarian saluran televisi. Pada TV layar datar ketika kita akan
memilih menu dan melakukan pencarian saluran, hanya akan muncul pilihan ATV
saja.
Nah,
sedangkan pada TV cembung, ketika kita melakukan pencarian saluran, kita akan
langsung menuju menu pencarian saluran di frekuensi VHF atau UHF, tanpa
menunjukkan tampilan ATV.
Kelebihan TV Digital Dibandingkan TV Analog
Setelah
kita mengetahui cara membedakan TV analog dan TV digital, sekarang kita lanjut
dengan kelebihan yang dimiliki oleh TV digital? Pastinya penasaran dong,
mengapa pemerintah lewat Kementerian Kominfo begitu gencar mengkampanyekan
migrasi TV Digital.
Kualitas.
Ya, kualitas gambar dan suara pada TV analog tidak sebagus pada TV digital. Hal
tersebut dikarenakan jika sinyal lemah, maka gambar dan suara akan makin
terganggu kejernihannya. Kualitas sinyal tersebut tergantung pada jarak titik
transmisi.
Bukan hal
yang aneh ketika kita sedang menikmati saluran pada TV analog, seringkali
terjadi noise atau ‘bersemut’. Tidak hanya itu, sinyal pada TV analog juga
rentan terhadap gangguan cuaca.
Saatnya Migrasi TV Digital
Keberadaan
TV analog memang sudah tidak relevan digunakan sekarang. Saat ini memang sudah
waktunya kita migrasi ke TV digital. Sebenarnya migrasi TV digital sudah
direncanakan dari sejak lama. Namun, karena beberapa fakto prosesnya sempat
tertunda. Berdasarkan Peraturan Menteri No. 6 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Penyiaran, tanggal pelaksaan migrasi TV Digital atau Analog
Swtich Off (ASO) tahap satu akan dilaksanakan pada 17 Agustus 2021.
Tetapi,
tanggal yang semula sudah direncanakan tesebut harus dijadwalkan ulang.
Alasannya tentu saja karena pandemic covid 19 yang belum berakhir. Kementerian
Kominfo akan menjadwalkan ulang setelah melakukan beberapa evaluasi.
Selain
karena pandemi, ada juga alasan lain yang menjadikan migrasi harus ditunda,
yaitu ketidaksiapan teknis para pemangku kepentingan stakeholder terkait untuk
melakukan migrasi ke televisi digital masih memerlukan tahapan-tahapan
persiapan lebih lanjut.
Sumber: www.indonesiabaik.id |
Sebenarnya
jika digitalisasi televisi dilakukan, pemerintah berharap terdapat frekuensi
kosong seluas 112 MHz yang sering disebut digital dividen. Teknologi TV analog
yang sekarang dipakai stasun televise nasional, memakan sumber daya yang besar
pada spektrum 700 MHz. Nah, frekuensi kosong hasil efisiensi ini nantinya
digunakan untuk dua rencana besar. Pertama, spektrum 700 MHz akan digunakan
untuk komunikasi saat terjadi bencana.
Kedua, 700
MHz juga akan dimanfaatkan untuk menyelenggarakan internet nirkabel
berkecepatan tinggi 4G LTE. Sebab secara sifat, spektrum rendah 700 MHz
memiliki jangkauan lebih luas. Dari sisi kapasitas juga bagus, dapat menembus
tembok dan basement gedung.
Bersih, Jernih, Canggih
Dengan adanya migrasi TV Digital, masyarakat pun akan jauh lebih diuntungkan. Masalah yang selama ini dialami, mulai dari layar ‘bersemut’ sampai rentan terhadap cuaca, bisa terhindarkan.
Masyarakat
akan mendapat manfaat berupa kualitas siaran gambar dengan resolusi tinggi dan
suara yang lebih jernih. Selain itu, kita pun bisa memilih lebih banyak pilihan
saluran televisi. Semua manfaat ini bisa dinikmati secara gratis, karena proses
penyiaran ini dilakukan pada penyiaran tetap tidak berbayar (free to air/FTA).
Seperti
yang sudah dan terus disosialisasaikan oleh Kementerian Kominfo, melalui #MODI,
bahwa ada 3 manfaat migrasi TV digital yang akan dinikmati oleh masyarakat. TV
Digital hadir dengan tampilan yang jauh lebih BERSIH, JERNIH, dan CANGGIH. Kita
akan menikmati saluran TV yang BERSIH gambarnya, JERNIH suaranya dan CANGGIH
teknologinya.
Cara Migrasi TV ke TV Digital
Dengan
adanya wacana migrasi TV digital ini, kita dihimbau untuk tidak panik dulu. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipahami agar tidak salah persepsi,
yaitu:
- TV digital itu gratis dengan layanan Free To Air (FTA).
- TV digital bukan streaming internet lewat gawai.
- TV digital bukan TV berlangganan lewat kabel atau satelit
- TV digital bukan TV box atau smart TV yang terhubung ke internet.
- Bagi yang memiliki televise yang hanya bisa menerima siaran TV analog, tinggal menambah alat Set Top Box (STB) yang sudah dijual di toko elektronik atau secara online
Nah, itu
dia sekilas tentang migrasi TV digital. Mau tidak mau memang kita sudah harus
beralih ke TV digital. Dan, sebagai masyarakat, kita akan mendapat banyak
manfaat dari migrasi ini. Dengan migrasi TV digital pun Indonesia akan
#SemakinDigital #SemakinMaju.
Referensi:
https://siarandigital.kominfo.go.id/
http://indonesiabaik.id/videografis/tv-digital-ciptakan-banyak-manfaat
https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/24/202908523/apa-perbedaan-tv-analog-dan-digital
migrasi TV digital sdh banyak di sounding dan memiliki kualitas yang lebih baik dibanding TV analog. Mungkin tinggal sosialisasinya saja, terutama jenis TV tabung. Dan kalau nda salah, ada alat bantu yang dibutuhkan untuk migrasi menjadi TV digital
ReplyDeleteYa, Mbak, sudah saya tulis di atas nama alat bantunya :)
DeleteHihi saya angkatan tv tabung juga, olahraga banget kalau mau mindahin chanel soalnya belum ada remote control. Sekarang kayaknya saya pake tv cuma buat nonton video dari laptop, biar tampil di layar gede, selebihnya jarang banget nonton tv.
ReplyDeleteBerarti kita satu angkatan, Mas hehehe...
DeleteMulai migrasi ke TV digital akhir tahun ini atau tahun depan ya. Semoga bisa terealisasikan dengan optimal. Khawatir juga kalau masih banyak yang bingung, jadi tetap butuh sosialisasi.
ReplyDeleteDijadwalkan bertahap mulai 17 Agustus tahun ini, dan tahun 2022 TV analog sudah bermigrasi ke TV digital.
DeleteMau tidak mau memang harus menyesuaikan dengan sesuatu yang baru, karena beberapa fitur berguna mungkin hanya bisa didapat melalui teknologi baru, saya sampai menggunakan `alat tambahan` saking sayangnya sama TV tabung, supaya bisa tetap bisa "bermanfaat". :)
ReplyDeleteMasnya tipe setia ya, sampai nggak bisa berpindah ke lain TV hehehe....
DeleteKalau sudah murah, canggih dan modern, sudah saatnya kita bermigrasi ke tv digital. Tapi butuh sosialiasi agar tidak salah persepsi.
ReplyDeleteSiippp... Benar banget memang butuh sosialisasi.
DeleteApakah di sini hanya saya seorang yang sudah jarang banget nonton TV? Wkwkwk.
ReplyDeleteMungkin karena sudah terbiasa tidak menonton TV ya. Apa lagi sekarang gadget dengan beragam hiburan di dalamnya juga sudah salah satu opsi hiburan dan mencari informasi.
Semoga langkah pemerintah melakukan migrasi TV Analog ke TV Digital juga diikuti dengan kebijakan dan inovasi untuk program-program di stasiun TV yang semakin ke sini semaki kurang kualitasnya dan bahkan meresahkan. Semoga.
Saya juga udah jarang banget lihat TV, anak-anak juga kalau lihat TV, yang dilihat tetap Youtube juga hehehe...
DeleteGimana sih kak aku masih belum ngerti bedanya tv analog ama digital gitu? Bisakah dibarengi dengan contohnya juga kah. Misalnya tv analog itu kyak tayangan RCTI, SCTV kah? Atau lebih kayak bentuk TVnya?
ReplyDeleteKita masih bisa menikmati saluran TV seperti RCTI, SCTV atau sejenisnya, tapi dengan kuliatas gambar dan suara yang lebih baik. Sama seperti ketika kita memiliki smart TV, kita masih bisa melihat channel tersebut, kan?
DeleteTv digital memang lebih rekomended, apalagi sekarang ada smarttv yang semakin bagus tentunya
ReplyDeleteYap, betul. Kita jauh lebih nyaman nonton di smart TV.
Deletewah awalnya say akira harus terhubung dengan koneksi internet atau wifi layaknya tv kabel. ternyata hanya perlu beli Set Top Box (STB).
ReplyDeleteKalau TV kita masih TV analog, kita harus beli alatnya tersebut, Mbak.
DeleteKebetulan TV di rumahku gambarnya kurang jernih, malah jd srg streaming di laptop yg bikin boros kuota. Kayaknya sdh saatnya saya beralih ke TV Digital ya.
ReplyDeleteKalaupun nggak beli TV baru, tinggal beli alatnya saja, Mbak :)
DeleteNotes-notes yang dibold di bagian bawah tulisan penting untuk diperhatikan. Saya sendiri menyangka kalau TV Digital ini semacam Smart/Android TV. Tapi rupanya cukup dengan alat baru sebagai receiver-nya. Ya semoga distribusi STB-nya cukup merata ke daerah-daerah seluruh Indonesia.
ReplyDeleteSaya pun berharap seperti itu. Tapi saat ini udah banyak yang jual kok di market place dengan harga yang sangat terjangkau.
DeleteSaya kira migrasi TV itu sekedar karena kemajuan jaman, ternyata memang ada gagasan dari pemerintah dan sudah ada rencana besar dibaliknya.
ReplyDeleteBtw dulu TV tabung layarnya cembung, nah sekarang tak hanya berinovasi menjadi TV layar datar namun juga menjadi TV layar cekung.
Semakin ke sini memang semakin canggih, karena memang sudah eranya. Kalau tidak begitu, tentu kita akan jauh tertinggal dari negara-negara lain.
DeleteMau gak mau ya harus segera mencari alat set top box nih biar bisa menikmati siaran yang BERSIH gambarnya, JERNIH suaranya dan CANGGIH teknologinya.
ReplyDeleteYa, Mbak. Biar bisa menikmati kelebihan dari TV digital :)
DeleteSejujurnya, saya udah lama nggak nonton tv sih ka, lebih sering nonton video youtube dan streaming film Online. Tapi kelak bakalan pertimbangin buat beli tv digital sih buat mainin game Nintendo Switch di tv digital biar kualitas grafis game bisa maksimal 😁
ReplyDeletejadi teringat momen Bapak naik ke genteng buat muter-muterin antena, sementara kita eh saya jagain TV sambil teriak kalau gambarnya sudah jelas.. hehehee.. such a lovely moment ya, sekarang momen nya sudah berubah ke era digital, semoga bisa merata ke seluruh Indonesia
ReplyDeleteWahh, asik asiikkk!
ReplyDeleteDgn migrasi ke TV digital ini, Masyarakat akan mendapat manfaat berupa kualitas siaran gambar dengan resolusi tinggi dan suara yang lebih jernih.
Selain itu, kita pun bisa memilih lebih banyak pilihan saluran televisi. Semua manfaat ini bisa dinikmati secara gratis!
Ciamiikkk!
Wah senangnya, nantinya kita semua akan menikmati saluran TV yang bersih gambarnya, jernih suaranya dan canggih teknologinya. TV digital bakal dinikmati secara gratis pula!
ReplyDeleteNah aq banget nih yang mesti cepet2 migrasi ke TV digital, selama ini masih setia pakai TV biasa itupun jarang dinyalain sih kalo gak pas acara tertentu aja
ReplyDeleteMba ATV itu apa? Aku udah lamaaaaaa banget nggak nonton TV. Sejak di rumah memang ga terbiasa nonton TV. Jadi aja ketinggalan tentang dunia pertelevisian hihihi 😂. Baca ini jadi punya gambaran perbedaan tv analog dan tv digital
ReplyDeleteNah ini yang lagi sering banget diingetin. Kalau nonto tv lokal pasti deh suka ada pengumuman tentang tv digital. Berarti gak harus beli tv baru, ya
ReplyDeletedi TV digital, kita gak akan mengalami gambar yang "bersemut" yaa karena tampilannya pasti jernih
ReplyDeleteSaya udah pindah ke TV digital sejak beberapa taun lalu, dan memang bener perbedaannya terasa banget. Tampilannya jauh lebih jernih dan tajem, jadi lebih puas nonton TV
ReplyDeletePerubahan itu keniscayaan ya Mbak
ReplyDeleteseperti transportasi yang dulu cuma jalan kaki, trus delman/becak, kendaraan bermotor dan yang terakhir transportasi online
terlebih di era digital, harus bersiap di setiap lini kehidupan
sepertinya sudah mulai gencar ya pemerintah melalui stasiun TV selalu memberikan iklan layanan masyarakat untuk beralih ke TV digital. Keren dan saya dukung upaya pemerintah ini.
ReplyDeleteAku jarang nonton, sampai tivi selalu ngangur dirumah. lebih nyaman lihat di hape. makanya aku jarang nonton sinetron. ga kenal sama artis baru skr.
ReplyDeletebtw, informasinya bisa nambah wawasan nih. makasi ya...
Harus udah siap nih migrasi ek TV digital.. biar tontonannya makin sehat dan berkualitas ya.. Berarti aku cukup menyiapkan tambahan STB aja nih
ReplyDeleteJaman yang sudah serba digital seperti sekarang, memang perlu juga tv yang kita gunakan adalah tv digital, sehingga lebih jernih tangkapan sinyal nya
ReplyDeleteIya ya jadi mundur migrasinya karena pamdemi. Sekarang pemilik TV cembung kayaknya udah jarang ya. Kalo aku lihat di lingkungan ku banyak yg punya wifi dan udah konek juga. Kabarnya yg masih enggak punya peralatan migrasi bakal dikasih pemerintah. Entah gimana nanti pembagiannya, mungkin datanya dari mereka yg dapat bantuan sosial. Semoga lancar semuanya
ReplyDeleteSudah saatnya Kita berpindah pada tv digital ya kak, tentunya Makin bagus Dan Berkualitas ya kak daripada tv analog
ReplyDeletewah iya, sebentar lagi harus pindah ke tv digital ya mbak
ReplyDeletebiar makin jernih siarannya
Televisiku sudah digital kak, tapi kenapa masih kresek-kresek semut ya, apa jangan-jangan dari kabel antena yang belum cocok? Padahal kalo pas dapet, asli beningnya luar biasa hehe
ReplyDeleteDi kampung saya dari dulu nggak bisa menangkap siaran melalui antena. Semua tv harus menggunakan pemancar digital. Jadi meski masih pakai TV analog, pemancarnya digital. Memang banyak kelebihannya, terutama kualitas gambar bagus dan pastinya channel lebih banyak bahkan bisa nonton tv seluruh negara.
ReplyDeleteAku udah denger mengenai sosialisasi migrasi tv analog ke tv digital ini
ReplyDeleteKalau liat positif nya banyak juga kelebihannya terutama kualitas sehingga bisa menikmati tayangan yg lebih jernih
Wah.... Pas banget nih artikelnya. Kirain migrasinya bikin tambah ribet atau keluar biaya mahal. Semoga cepat terwujud nih
ReplyDeleteSaya pakai tv layar datar tapi tetap saja masih banyak semutnya, padahal tidak ada gula nya di layarnya. Apa harus beli STB saja ya biar bening gambarnya?
ReplyDeleteBeberapa tahun belakangan pemerintah gencar mensosialisasikan tv digital ini ke masyarakat ya mba.. Ada banyak keuntungan pindah ke tv digital ini tetapi saya sendiri belum migrasi ke digital karena jarang menonton tv.
ReplyDelete