“Emang
bahaya ya kalau anak nggak divaksin?”
“Gimana
caranya agar anak bisa tetap divaksin di masa pandemi ini?”
Pertanyaan di atas mungkin juga terlintas di
pikiran para moms. Terkadang sebagain moms masih terpengaruh dengan apa kata
orang. Apalagi bagi para orang tua baru, tidak jarang masih bingung tentang
vaksin ini.
Nah, beruntung sekali saya bisa mengikuti
webinar world immunization world yang diselenggarakan oleh TheAsianParents. Materi
tentang “101 Vaksin: Kupas Tuntas Vaksinasi Anak” dipaparkan oleh Dokter
Spesialis Anak, dr. Attila Dewanti Sp.A(K) dan moderator Sissy Prescilia.
Saat ini, kata vaksin semakin familiar di
telinga kita. Di masa pandemi ini, kita semakin sadar akan pentingnya vaksin. Tapi untuk kali ini yang akan dibahas adalah khususnya vaksin untuk balita dan anak. Timbul pertanyaan, kenapa harus divaksin? Berikut alasan mengapa
vaksin itu penting:
- Mencegah kematian
2-3 juta kematian dapat dicegah dengan imunisasi
- Mencegah penyakit
Vaksin dapat mencegah lebih dari 26 penyakit
- Mengurangi resistensi antibiotic
Membantu membatasi atau mengurangi terjadinya
resistensi antibiotic karena dapat mencegah penyakit pada tahap awal.
- Menyelamatkan orang
Meningkatkan cakupan imunisasi secara global
yaitu dapat menyelamatkan lebih dari 1,5 juta orang per setiap tahunnya.
Dengan manfaat yang didapat, tentu saja
vaksin itu sangat penting. Tidak ada alasan untuk tidak divaksin. Setiap anak
memiliki hak untuk mendapatkan vaksin. Ada 5 alasan mengapa si kecil harus
divaksinasi, yaitu:
- Sistem imun tubuh si kecil yang belum sempurna. Oleh karena itu, membutuhkan vaksinasi di kemudian hari dapat melawan kuman yang masuk ke dalam tubuhnya.
- Vaksinasi dapat memperkuat sistem imun si kecil.
- Vaksinasi dapat menghindarkan si kecil tertular penyakit yang membahayakan.
- Vaksinasi tidak hanya melindungi si kecil tapi juga semua orang di sekitarnya.
- Melakukan imunisasi berarti menghemat waktu dan biaya.
Sebagai seorang ibu tentu saja kita ingin
melindungi buah hati. Jadi, dengan memberikan vaksinasi kepada si kecil, kita
telah berusaha untul mengurangi risiko si
kecil terkena penyakit.
Nah, setelah kita alasan si kecil harus
divaksin, moms juga harus paham bagaimana cara membaca jadwal vaksin anak.
Tentu saja kita sudah sangat familiar dengan table jadwal imunasis anak
rekomendasi Ikatana Dokter Anak Indonesia (IDAI). Moms pastinya tahu ada
perbedaan warna dari table tersebut, diantaranya:
Biru è
imunisasi bersifat primer.
Kuning muda è catch up, artinya melengkapi imunasasi yang
belum lengkap.
Merah è Vaksin Booster
Kuning è
Daerah endemis
Jadi, moms harus paham, saat ini usia si
kecil harus mendapatkan vaksin apa. Lalu, kalau seandainya kita lupa memberikan
vaksin atau ada jadwal yang terlewat, apa nih yang harus kita lakukan?
Menurut penjelasan dari dr. Attila, bila imunisasi terlambat atau tidak teratur, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Segera lanjutkan imunisasi yang tertunda sesuai jadwal
2. Bila status imunisasi ragu/lupa:
- Dianggap belum pernah
- Vaksinasi tetap diberikan
Jadi, bagi moms tidak perlu khawatir atau
bingung lagi seandainya kita lupa mengajak si kecil divaksin. Selain itu juga,
si kecil boleh diberikan lebih dari 1 vaksin dalam waktu bersamaan.
Mungkin selama ini kita pernah mendengar
catch up immunization (imunisasi kejar), yang merupakan salah satu strategi yang
dianjurkan untuk meningkatkan cakupan vaksinasi. Catch up immunization adala
upaya melanjutkan vaksinasi yang tertunda.
Ada juga istilah multiple injection
(imunisasi ganda), adalah memberikan lebih dari satu jenis imunisasi dalam satu
kali kunjungan yang bermanfaat untuk mempercepat perlindungan kepada anak,
meningkatkan efisiensi pelayanan dan orang tua tidak perlu datang ke fasilitas
kesehatan berulang kali.
Dan, ada vaksin kombinasi, yaitu gabungan
beberapa komponen vaksin ke dalam satu vaksin untuk mencega lebih dari 1 jenis
penyakit. Vaksin kombinasi ini sangat efektif di masa pandemi.
Moms, semua vaksin aman tanpa terkecuali diberikan
berbarengan. Imunisasi dilakukan di bagian tubuh yang berbeda (misalnya
paha/lengan kiri dan kanan), menggunakan alat suntik yang berlainan. Bila tidak
diberikan bersamaan:
- Jarak diantara 2 injeksi vaksin hidup yang dilemahkan adalah 28 hari.
- Vaksin mati tidak ada jarak khusus.
Tidak ada alasan lagi ya Moms untuk tidak
memberikan vaksin kepada si kecil, meskipun di masa pandemic saat ini. Jangan
sampai kita mengabaikan kewajiban kita untuk mengantar si kecil mendapat
vaksinasi lengkap.
Banyak penelitian di berbagai Negara membuktikan
bahwa bayi dan balita yang tidak diimunisasi lengkap tidak mempunyai kekebalan.
Mereka mudah tertular penyakit tersebut, akan menderita sakit berat, menularkan
ke anak-anak lain, menyebar luas, terjadi wabah, menyebabkan banyak cacat dan kematian.
Contoh wabah difteri tahun 2017.Terjadi
wabah difteri yang cukup masif dengan temuan yang cukup mengkhawatirkan:
Cakupan imunisasi yang rendah untuk
vaksinasi DTP antara usia 2-6 tahun hanya 75.6%.
Dari kasus wabah difteri yang dilaporkan tahun
2017, 66% tidak pernah mendapatkan vaksinasi DTP.
Sementara pada kasus lainnya, 31% tidak
lengkap status vaksinasi DTP-nya.
Berdasarkan data di atas, moms tidak ingin
dong terjadi hal yang tidak diinginkan kepada buah hati kita. Jadi kita harus
mulai sadar untuk membawa si kecil mendapatkan vaksinasi lengkap sesuai dengan
usianya. Tapi, para moms juga harus tahu juga kalau ada beberapa kondisi yang
tidak membolehkan anak divaksin, yaitu:
- Anak dengan keganasan (kanker) atau sedang menjalani kemoterapi.
- Anak yang sedang mengkonsumsi obat-obatan immunosupresi.
- Anak dengan riwayat alergi berat pada pemberian vaksinasi yang sama pada dosis sebelumnya.
Itulah tiga kondisi yang perlu diingat.
Lalu, bagaimana kalau anak sakit biasa, apa boleh divaksin?
Anak sakit dengan gejala ringan tetap dapat diberikan
vaksinasi walaupun sedang menderita:
- Demam sub febris
- Gejala salesma (batuk, pilek)
- Diare
Vaksinasi tidak akan membuat penyakit anak
bertambah parah. Selain itu, anak yang sedang minum antibiotik boleh melakukan
vaksinasi.
Berbicara tentang vaksin untuk balita, pasti
salah satu yang kita pikirkan ialah demam setelah divaksin. Mungkin para moms
ada yang belum tahu, mengapa dapat timbul demam setelah imunisasi? Normal nggak
kalau anak demam setelah divaksin? Lalu, bagaimana cara penanganan yang tepat?
Moms, demam setelah vaksinasi merupakan reaksi
normal. Gejala demam menunjukkan bahwa vaksin sedang bekerja di dalam tubuh untuk
membentuk antibodi. Pada umumnya reaksi ini akan menghilang dalam 24 – 36 jam. Vaksin
dengan risiko demam tinggi ialah DTwP dan Campak.
Untuk penanganannya ialah cukup berikan ASI.
Jika masih belum reda demamnya dalam kurun waktu yang disebutkan di atas, moms
bisa langsung berkonsultasi kepada dokter agar segera ditangani.
Terakhir, dr. Attila memberikan beberpa tips
yang berhubungan dengan vaksinasi si kecil. Pertama, tips agar si kecil nyaman
saat divaksin, yaitu:
- Pelukan dan sentuhan saat imunisasi sangat berarti untuk si kecil.
- Jika si kecil disuntik di area lengan:
Pangku si kecil atau posisikan dirinya
berdiri di depan moms
Peluk si kecil melingkar di lengannya
Tahan kaki si kecil diantara paha moms
- Jika si kecil disuntik di area paha:
Pangku si kecil
Lingkarkan lengan mengitari badan si kecil
Pegang kedua lengan si kecil dengan lembut
Tahan kaki si kecil diantara paha moms
Selain tips di atas, ada juga tips yang
perlu diperhatikan ketika kita membawa si kecil untuk divaksin di masa pandemi,
diantaranya:
- Siapkan kunjungan vaksinasi ke fasilitas kesehatan dengan tetap menjaga protocol kesehatan
- Tetap jaga jarak dan hiegienitas selama berada di fasilitas kesehatan
- Sesampai kembali ke rumah, tetap jaga kebersihan.
Intinya, sebagai orang tua, kita harus memastikan si kecil tetap mendapatkan vaksinasi lengkap. Satu hal yang perlu diingat, vaksin itu aman. Pandemi ini bukan alasan tidak divaksin. Jangan tambah beban pandemi dengan wabah PD3I. #LindungikuLindungimu
info yang menarik dan jujur aku baru tau ada world immunization week lho.. semoga semua anak Indonesia sehat ya
ReplyDeleteVaksin merupakan tindakan pencegahan yang penting ya Mbak. Semoga sehat selalu.
ReplyDeleteBagi saya, vaksin itu penting. Setidaknya ini adalah ikhtiar untuk menjaga imunitas tubuh. Oleh karenanya kedua anak saya pun saya kasih haknya untuk mendapatkan vaksin.
ReplyDeleteVaksin memamng penting kok untuk pencegahan jangka panjang.. Salam sehat untuk anak-anak Indonesia.. ^^
ReplyDeleteSaya dukung banget pelaksanaan vaksin bagi anak anak. Memberikan vaksin adalah bentuk dukungan kepada anak untuk tetap sehat
ReplyDeleteTinggal vaksin JE nih yang masih belum kujadwalin ke anak. Aku masih bimbang mau kasih karena setauku di Jakarta, potensi penyakit JE tidak terlalu tinggi..
ReplyDeleteBagiku vaksin itu sangat penting bagi anak anakku
ReplyDeletemakanya meski pandemi,aku tetap bawa mereka vaksin sesuai jadwal
tentunya dgn memperhatikan protokol kesehatan
Iya nih di masa pandemi gini jangan lupa vaksinnya. Kalau khawatir di klinik ramai skrng udah banyak kan klinik yang lebih privat bahkan petugas jg bisa ke rumah ya
ReplyDeleteSemangat mengedukasi ya mba,,, meskipun vaksin udah lama ada tapi masih banyak masyarakat kita yg blm faham betul manfaat vaksin , pro kontra masih banyak bermunculan.
ReplyDeleteBuat aku yang pro vaksin aku mendukung penuh , karena mungkin aku sendiri sudah melihat manfaat vaksin.
Berawal dari coba coba vaksin influenza buat anakku yg selalu pilek. Sekarang setelah vaksin bener bener jadi jarang bgt kena flue
aku juga ikut webinar ini, isinya "daging" banget ya, banyak informasi yang di dapatkan saat ikut webinarnya
ReplyDeletevaksin memang sangat pentin sekali untuk kesehatan ya, mom. Aku juga ga pernah telat membawa anak2 untuk vaksin sejak lahir. Semoga ke depannya vaksin tambahan bisa disubsidi oleh pemerintah, jadi semua anak2 di Indonesia bisa vaksin tambahan juga
ReplyDeleteVaksin penting banget. Suka heran sama ortu yang anaknya ga boleh divaksin. Alhamdulillah anakku divaksin semua.
ReplyDeletePenting banget nih untuk vaksin. Alhamdulillah anak pertama ku sisa yang untuk 4 tahun keatas aja, kaya DPT pas 5 tahun dkk. Nah berhubung ada si anak bayi yang baru lahir nih, mulai dari 0 hihi. Harus rajin check jadwal.
ReplyDelete