“Tahun
ini apa Kakak jadi sekolah?”
Kalimat itu terlontar dari suami. Kami
memang masih maju mundur untuk menyekolahkan anak pertama setahun lalu. Banyak
pertimbangan yang membuat kami masih saja belum mendaftarkannya sekolah di masa
awal Pandemi. Mulai dari faktor kesehatan, kesiapan mental hingga kesiapan
materi menjadi pertimbangan kami berdua.
Ya, sejak Presiden Jokowi beserta jajarannya
mengumumkan kasus pertama Covid 19 di Indonesia pada 2 Maret 2020, semuanya
berubah. Kaget, takut, khawatir dan merasa aneh dengan kondisi yang ada. Saya
pribadi, saat itu, masih dalam proses pemulihan setelah 6 bulan sebelumnya
merasa depresi dengan kehilangan Mamah tercinta. Pikiran dan jiwa saya masih
tergoncang dan mengalami trauma berat.
Rasa kehilangan dan ketakutan pun bertambah
dengan adanya pandemi ini. Awal-awal, saya menjadi paranoid dan sama sekali
tidak berani keluar rumah. Saya pun tidak mengizinkan anak-anak untuk
beraktivitas di luar. Setiap kali suami mendapat jadwal ke kantor, pulangnya
saya minta ia untuk tidak mendekati kami dulu.
"Man
proposes, God disposes."
Tidak hanya kekhawatiran dengan kondisi
kesehatan, Pandemi ini juga membuat kami harus memutar otak untuk mengubah rencana
yang sudah kami susun di akhir tahun. Ada banyak to do list dan to have list
yang harus kami coret.
Peraturan dari kantor suami yang berubah
membuat keran rezeki pun agak mengecil alirannya. Awalnya saya dan suami agak
stress juga karena kami sedang dalam proses renovasi rumah yang tentu saja
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Apalagi untuk saat ini, jalannya rezeki materi
masih dititipkan lewat tangan Pak Suami.
Nothing
is impossible. Saya dan suami tersadar kalau tidak ada
yang tidak mungkin dengan kuasa-Nya. Allah itu Maha Kaya. Allah itu dekat.
Amazing. Masya Allah tabarakallah. Matematika
Allah itu berbeda dengan hitung-hitungan makhluk. Kami kaget ketika kami bisa
menyelesaikan tanggungan dengan nominal yang lumayan besar. Kami juga bisa
memilihkan sekolah yang insya Allah terbaik di daerah kami.
Tidak hanya, saya pun bersyukur karena
mendapat beberapa tawaran untuk mereview produk, baik itu di blog ataupun di
media sosial yang saya miliki. Setidaknya ada keran rezeki tambahan lainnya yang
Allah bukakan untuk kami.
Tidak hanya itu, perlahan saya berdamai
dengan diri sendiri. Saya bisa menerima apa yang terjadi selama ini. Meskipun
untuk menjadi pulih seratus persen, semuanya masih berproses.
Bahagia, Kunci Keluarga Jempolan
Pernah mendengar kan, kalau seorang istri
bahagia, maka satu rumah akan ikut bahagia? Sebaliknya, ketika seorang istri
stress, maka kondisi rumah ikut mencekam?
Dan, saya pernah merasakan itu. Ketika saya
depresi, marah, dan kesal, pasti bawaannya anak-anak rewel dan suami pun malah
ikut emosi. Akhirnya kondisi rumah pun menjadi tidak enak.
Diakui atau tidak pandemic
Covid 19 ini membuat semua orang stress. Sebelum pandemi, kita masih bisa
berbagi tugas dengan guru di sekolah dalam mendidik. Di masa pandemi ini, kita
sebagai ibu, harus full menemani anak-anak hampir tanpa jeda. Menemani mereka
belajar dari pagi hingga siang, ditambah harus membimbing mengerjakan tugas.
Tidak hanya itu, kita pun memiliki tugas domestik yang harus
Kondisi seperti ini memang bukanlah hal yang
mudah untuk dijalani. Di satu sisi, kita ingin terhindar dari penularan virus,
tapi di sisi lain membatasi ruang gerak sangat berpengaruh pada berbagai hal.
Tidak hanya pada orang dewasa saja, tapi juga semua jenjang usia.
Menjalani era kebiasaan baru menjadikan kita
dipaksa untuk merubah semua hal, mulai dari pola hidup sampai pola konsumsi. Kita
yang dulu sebelum pandemic terbiasa bergerak bebas, bertemu orang banyak,
menghadiri berbagai acara, dan serentetan aktivitas yang membuat tubuh tetap
bergerak. Tapi, setelah pandemic, ruang gerak kita hanya sebatas rumah. Tidak
hanya itu, rasa ketakutan dan kekhawatiran pun menjadikan asupan ‘sampah
pikiran’ yang dapat merusak kesehatan fisik dan psikis.
Lantas, apa pandemi ini berpengaruh pada
ketahanan keluarga?
Sangat. Berdasarkan data BPS, ada 29,12 juta
penduduk usia kerja yang terdampak Pandemi Covid 19. Pemutusan hubungan kerja
meningkat dan tentu berefek pada kondisi ekonomi keluarga. Ketika orang tua
terkena masalah ekonomi, tidak jarang sisi psikologis pun tidak tenang,
sehingga berpengaruh terhadap anak-anak.
Ada 4 pilar ketahanan keluarga yang termuat dalam
Peraturan Menteri KPPPA No.6 Tahun 2013 tentang pelaksanaan pembangunan
keluarga:
Dikutip dari BBC.com, Steven Taylor, penulis The Psychology of Pandemics psikiatri di University of British Columbia, berpendapat bahwa “untuk 10 hingga 15% minoritas yang malang hidup tidak akan kembali normal” karena dampak pandemic pada kesejahteraan mental mereka.
Artinya apa? Memang mau tidak mau, kondisi ekonomi sangat bisa mempengaruhi psikologis kita dan anak-anak.
Tapi, intinya, berusaha untuk menerima
dengan apa yang terjadi, bisa membuat kita jauh lebih tenang. Bagi saya,
pandemi ini mengajarkan untuk lebih banyak bersyukur. Selain itu, kita harus
lebih cerdas dalam memanfaatkan kesempatan. Mengembangkan diri, membuka
lingkaran pertemanan lebih luas (meskipun hanya di media sosial), terus belajar
dan terus belajar banyak hal dari siapapun, itulah kunci agar bisa tetap
bertahan dan berkembang di masa pandemi ini.
Sebagai blogger, salah satu cara
mengembangkan diri yang saya lakukan yaitu mengikuti banyak komunitas blogger. Banyak
sekali keuntungan yang saya dapatkan dengan bergabung dan bertemu dengan
teman-teman blogger. Meskipun saat ini hanya bisa bertemu secara virtual, tapi
tetap saja ada banyak ilmu yang saya dapat.
Terlambat,
Tapi Lebih Baik Daripada Tidak Mengenal
Blogger
Crony Community
Terlambat, tapi lebih baik daripada tidak mengenal sama sekali. Itulah yang mungkin yang tepat saya katakan ketika baru mengetahui ada komunitas Bloggercrony Indonesia ini. Kaget dan lucu aja, ketika mulai follow akun media sosial, ternyata teman-teman blogger yang saya kenal sudah mengikutinya. (Haduh… Kemana aja selama ini diriku? #BloggerInsyaf)
Tapi, setelah mengikuti, pastinya penasaran
dong saya dengan Bloggercrony. Ternyata (untuk
kesekian kalinya heheh…) program yang gagas oleh BCC itu lebih variatif.
Dan, satu program yang luar biasa itu, Blogger Care.
Ya, di masa pendemi ini, tentu banyak yang
terdampak. Menurut saya program Blogger Care ini memang benar-benar bukti nyata
kita sebagai agent of change. Kita bisa menjadi agen perubahan dengan apa yang
kita bisa. Bisa berupa materi, tenaga, waktu atau bahkan tulisan. Saya juga salut
karena BCC Squad sangat solid.
Di masa pandemi ini, program-program seperti
ini memang sangat dibutuhkan. Karena orang-orang membutuhkan teman untuk saling
berbagi rasa.
BloggerDay
2021
#KeluargaJempolan
Satu acara yang luar biasa yang digagas oleh
Blogger Crony Community di masa pandemi ini, Blogger Day. Dengan tema “Keluarga
Jempolan”, Blogger Day 2021 menghadirkan cara baru untuk saling menyapa,
berbagi dan mengembangkan diri dengan sangat menyenangkan di masa pandemic.
20 Maret 2021. Bertemu dengan 100 blogger kece dari berbagai daerah, 5 orang yang luar biasa yang mau berbagi ilmu, 2 orang moderator yang keren dan penuh semangat, para bloggerpreneur yang menginspirasi dan juga hadiah yang nggak ada habisnya.
Satu kata untuk acara #BloggerDay2021, perfecto. Yap, mau bilang seru, nggak cukup. Kenapa? Kita
dapat banyak ilmu dan semangat yang luar biasa.
Setelah pengumuman Most
Wanted Blog Award, Best Facebook Post Video Profile Bloggerpreneur, kita diajak
untuk Virtual Family Trip bareng Kang Idfi Pancani. Jujur, ini kali pertama saya
loh ikutan virtual trip. Seru juga, loh. Kita diajak jalan-jalan ke negeri
Paman Sam. Aduh, pas bagian ini, duo krucil sibuk nanya ini itu. Emaknya jadi
nggak fokus banget pokoknya. Eh, setelah selesai, mereka keukeuh dong pengen ke
Amerika hari itu juga.
Setelah break untuk sholat dan makan siang
(masak dan makan di rumah masing-masing tentunya hehehe…), acara dilanjutkan
dengan Kahoot Games dan Lucky Draw. Sempat kesal dong, pas bagian ini, mendadak
jaringan lemot karena cuaca nggak mendukung. Tapi, akhirnya ikhlas aja deh,
niatnya seru-seruan aja.
Berikutnya, inilah yang
paling ditunggu-tunggu. Ini otaku udah dikosongkan biar bisa nampung semua
kucuran ilmu dari para suhu. Sesi pertama Blogger Hangout Marathon 50-51, dengan
tema “Senjakala Content Creator” bersama Kang Maman dan Mas Syafiq Pontoh.
Materi yang disampaikan daging semua. Banyak ilmu dan pemahaman baru yang
didapat. Statement Kang Maman yang langsung jleb itu, ciri khas ialah nilai
jual tertinggi. Kita harus punya sesuatu yang menjadi ciri khas kita. Selain
itu beliau juga mengingatkan kalau ketiadaan untuk berproses itu bahaya. Artinya
untuk menjadi ahli yang benar-benar ahli itu memang butuh proses. Oya, saya
suka cara beliau menyampaikan, runut banget.
Sedangkan pernyataan Mas
Syafiq yang terngiang-ngiang, sebagai content creator itu jangan pernah silau
dengan jumlah follower. Senada dengan Kang Maman, yang terpenting kita harus
membangun kepakaran.
Apa itu aja?
Nggak dong. Sesi kedua ini
penting banget buat emak-emak seperti saya yang kadang suara sering naik
beberapa oktaf ketika nemenin anak PJJ.
Mbak Kania sharing pengalaman
mu parenting dari Mbak Ifa H. Misbach dan Mbak Kania Safitri. Dengan tema “Tantangan
Pembelajaran Jarak Jauh”, banyak ilmu yang bikin diri ini tersadarkan.
Statement yang paling diingat itu C before C. Connection before correction.
Acara yang dimulai dari
pukul 10.00 – 17.00 WIB, benar-benar bikin saya refresh banget. Apalagi
acaranya dikawal oleh dua moderator yang auranya bikin tetap semangat deh. Mbak
Gita Siwi dan Mbak Helen Simarmata memang bikin kita nggak bosan ikutan acara
secara daring sekitar 5 jam.
Blogger Day 2021 ini juga diramaikan dengan hadiah dari #bloggerpreneur, diantaranya: @duorajistore @katalensaku.photoworks
@ebigsoo_fashion_ @anesacooking @geraiaksesoris2 @aykoprojects @makarame
@resepdapurayah @dapursesukahati @hennahijab_collection @asibooster
@kitatama.id @sreehandmate @photo_coffee_
Pokoknya bersyukur banget deh
bisa diizinkan ikut dalam acara BloggerDay 2021 yang digelar oleh Blogger Crony
Community (BCC) bekerja sama dengan KITATAMA EVENT @kitatama.id. Dengan acara
seperti ini, benar-benar bisa bikin kita sekeluarga nambah ilmu dan semangat
baru. Setelah acara saya dan suami langsung sharing tentang materi yang sudah
disampaikan oleh para narasumber, loh. Oya, satu lagi, setelah ikut acara itu,
anak-anak saya yang memang suka dengan negara-negara di dunia, jadi tambah
semangat belajar Bahasa Inggris karena pingin keliling dunia. Dan, sebagai
seorang ibu, saya juga jadi tambah semangat buat mewujudkan #KeluargaJempolan
meski pandemi ini belum kelar-kelar dan sudah berbulan-bulan.
Kang Maman kalau ngisi materi emang selalu top Ka. Seruuu banget dengernya, tau-tau sejam aja ngga terasa. Hehehe.
ReplyDeleteBCC selalu sukses kalau bikin event. Nambah insight baru dan pastinya bermanfaat banget buat anggotanya juga. Sukses terus ya BCC
ReplyDeleteAku juga Senang banget jadi bagian BloggerDay. Semua part acaranya berkesan dan banyak ilmu yang didapat
ReplyDeleteAku juga ikut acara ini Kak, acaranya seru banget dan penuh dengan ilmu yang bermanfaat serta bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Senang banget bisa ikut acara bloggerday 2021
ReplyDeleteasyik juga nih ... ikutan bloggerday 2021, webinarnya dapat ilmu yang bermanfaat, semoga tahun depat bisa ikutan lagi
ReplyDeleteAlhamdulillah ya kak berkesempatan ikut acara BloggerDay, selain bertemu 100 blogger, bisa virtual trip dan juga dapat wawasan tentang konten
ReplyDeleteKeluarga jempolan karena kita sering menggunakan jempol untuk nulis di HP. Plus jadi contoh yang baik buat orang lain dengan tulisan kita.
ReplyDeleteJangan pernah bosan menjadi jempolan dalam setiap langkah hidup kita kualitas diri harus ditingkatkan
Keren ya acara ini. Bisa seseruan dari pagi sampe sore tanpa rasa bosen. Nambah wawasan dan ilmu baru. Mana bertabur hadiah pula. Semoga Blogger Day tahun depan mah bisa offline ya. Kangen banget ngumpul sama temen-temen blogger.
ReplyDeleteBener mbak, saya juga sangat bersyukur karena di masa pandemi ini saya masih dapat tawaran kerjasama oleh beberapa brand
ReplyDelete