Saat ini Indonesia
sedang menghadapi dua ancaman. Pertama, pandemic Covid-19 yang kurvanya terus
menunjukkan peningkatan, terutama di beberapa daerah. Kedua, ancaman kekeringan
yang terjadi di sebagian besar daerah di Indonesia.
Menurut
data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah yang
diprediksi akan mengalami kemarau lebih kering yaitu di sebagian Aceh, sebagian
pesisir timur Sumatera Utara, sebagian Riau, Lampung bagian timur, Banten
bagian selatan, sebagian Jawa Barat, Jawa tengah bagian tengah dan utara,
sebagian Jawa Timur, Bali bagian timur, NTB bagian timur, sebagian kecil NTT, Kalimantan
Timur bagian tenggara, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara bagian
selatan, dan Maluku bagian barat dan tenggara.
Menurut penjelasan
yang disampaikan oleh Muhammad Reza yang merupakan koordinator Koalisi Rakyat untuk Hak Asasi Air (KRuHA) kepada Ruang Publik KBR, ada 2 pandangan berbeda
mengenai krisis. Satu pandangan yang dominan melihat krisis sebagai kelangkaan.
Sedangkan, cara pandang lainnya adalah ketidakadilan, artinya krisis air di
Indonesia berbeda dengan di negara lainnya.
Dijelaskan
pula, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan krisis air, diantaranya:
- Situasi global
- Politik
- Perlakuan terhadap air
Masalah
krisis air ini merupakan sesuatu yang sangat krusial, karena hampir 71 persen
permukaan bumi tertutup air. Sedangkan pada manusia pun, kandungan air itu
sekitar 60%-70% dari berat tubuh. Jadi, bagaimanapun juga dalam kehidupan ini
kita tidak bisa dipisahkan dari air. Air merupakan kehidupan. Tidak akan ada kehidupan
tanpa air.
Sumber Gambar: www.duniapendidikan.co.id |
Sebenarnya kita
patut bersyukur karena Indonesia menduduki peringkat ke-4 yang memiliki sumber
air terbanyak, setelah Brasil, Rusia dan Kanada. Selain itu, Indonesia pun
merupakan satu dari enam negara yang menguasai 50 persen cadangan air tawar
dunia. Keenam negara tersebut ialah Brasil, Rusia, Kanada, Indonesia, China,
dan Kolombia.
Jadi,
kuncinya ialah bagaiman kita bisa memanfaatkan dan menjaga sumber air tersebut,
agar tidak terjadi krisi air yang menyebabkan kekeringan. Menurut beberapa
sumber, kekeringan yang terjadi di Indonesia ini disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya:
- Posisi geografis
Indonesia
berada tepat di garis khatulistiwa dan diapit oleh 2 benua serta 2 samudera. Indonesia
juga terletak di daerah monsoon. Monsoon merupakan sebuah fenomena alam diaman
seringnya terjadi perubahan iklim secara ekstrim karena terjadinya perubahan
tekanan udara dari daratan.
- Penggunaan air tanah secara berlebihan
Faktor ini
merupakan permasalahan agronomis. Penggunaan air tanah secara berlebihan yang
dilakukan oleh para petani ketika musim kemarau untuk mengairi sawah dan
ladangnya, secara tidak langsung membuat cadangan air ikut terangkut.
- Kerusakan hidrologis
Kerusakan
yang disebabkan rusaknya fungsi dari wilayah hulu sungai karena waduk dan
saluran irigasinya terisi sedimen dalam jumlah besar.
- Rendahnya tingkat curah uap air dan awan
Terjadinya
penyimpangan iklim yang membuat hujan menjadi jarang turun juga dapat
mengakibatkan kekeringan di Indonesia.
- Faktor global warming
Pemanasan global
yang disebabkan oleh efek rumah kaca, pemakaian zat-zat kimia, polusi udara dan
juga membuang sampah secara sembarangan memang menyumbang peran besar dalam
masalah kekeringan ini.
- Minimnya daerah resapan
Dengan
banyaknya pembukaan lahan perubahan alih fungsi lahan menjadi penyebab
berkurangnya daerah resapan air. Air hujan yang dulu bisa diserap oleh pohon,
sekarang kehilangan area resapan karena hutan sudah berubah menjadi gedung dan
perumahan.
Apa yang Sudah Saya Lakukan?
Think Globally, Act Locally
Yap, saya sangat
setuju dengan ungkapan tersebut. Kita boleh dan bahkan harus memikirkan kondisi
bumi yang sudah sangat menyedihkan. Pemanasan global menjadi isu yang sangat krusial
akhir-akhir ini. Tapi, itu semua hanya akan menjadi sebuah topik pembicaraan
yang tak berujung.
Aksi nyata.
Saat ini yang kita butuh tindakan. Tidak perlu berpikir untuk melakukan hal
besar. Apa yang bisa kita lakukan, lakukan, meskipun itu hal yang mungkin receh
untuk sebagian orang. Tapi, kalau saya pribadi, melakukan sesuatu sebisa dan
semampu kita, itu jauh lebih bernilai daripada tidak melakukan apa-apa.
Lalu, apa
yang sudah saya lakukan dalam menjaga bumi ini, terutama penggunaan air. Saat
ini, saya baru bisa melakukan beberapa hal, diantaranya:
- Mengganti bak mandi dengan shower
Mengapa
memilih shower? Berdasarkan penelitian, shower bisa memompa hingga 9,5 liter
per menit. Jadi jika kita membersihkan badan dalam 10 menit, hanya membutuhkan
95 liter saja.
Sedangkan ketika
menggunakan bathub standard bisa menampung air hingga 190 liter saat kita
berendam. Lalu, bagaimana ketika menggunakan gayung? Sebuah bak mandi berukuran
standard bisa menampung air hingga 270 liter.
Selain itu,
mandi dengan shower pun memiliki manfaat meringankan pegal linu di punggung dan
sakit otot. Mandi menggunakan shower juga bisa menghilangkan kecemasan. Satu
lagi manfaat yang kita dapat ketika mandi menggunakan shower, uap yang
terkumpul ketika kita mandi, berfungsi sebagai dekongestan alami ketika sedang
flu.
- Membiasakan membawa tumbler sendiri
Mengurangi
sampah plastik tentu saja merupakan PR terbesar kita semua. Data Asosiasi Industri
Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sampah plastik
di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Sebanyak 3,2 juta ton diantaranya
merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Sedangkan kantong plastik yang terbuang
ke lingkungan sebanyak 10 milyar per tahun atau sebanyak 85.000 ton kantong plastik.
Oleh karena
itu, kondisi tersebut harus dicari solusinya. Kembali lagi, tidak perlu
berpikir mengubah kebiasaan dan pola pikir seluruh penduduk negeri ini. Satu
hal yang paling penting, apa yang bisa kita sendiri lakukan. Mulailah dari diri
sendiri, bersahabatlah dengan bumi, karena itulah tempat kita berpijak saat ini.
- Mendukung program yang berhubungan dengan penyelamatan bumi
Dengan
menulis ini pun, merupakan salah satu cara saya membantu menyelamatkan bumi. Saya
belum bisa memiliki kesempatan untuk bisa bertemu dengan para pembuat kebijakan.
Atau, saya pun tidak punya kewenangan untuk mengerahkan seluruh warga
masyarakat untuk menjaga bumi. Tapi, dengan tulisan yang saya buat ini, saya
berharap bisa dibaca dan menjadi inspirasi orang lain untuk ikut sama-sama
bergerak menjaga bumi semampu kita.
Saat ini,
saya mungkin belum bisa bisa berbuat banyak, tapi setidaknya saya sudah
melakukan apa yang saya bisa. Ancaman kekeringan bukanlah hal yang sepele. Efeknya
akan terasa ke berbagai sisi, apalagi di saat pandemi ini.
Coba kita
perhatikan, ketika banyak daerah yang mengalami kekeringan, maka sektor
pertanian akan terkena dampaknya. Para petani akan gagal panen karena sawahnya
tidak bisa terairi. Lalu, bagaimana dengan pasokan pangan kita?
Nah, kita
bisa mengambil kesimpulan sendiri, kan? Memang solusinya, harus ada turun tangan
dari berbagai pihak. Namun, yang terpenting saat ini, mulailah dari diri kita
sendiri. Belajarlah bijak dalam memperlakukan air dan perlakukan bumi dengan
baik. Kembali saya ingatkan, air itu kehidupan. Tidak ada kehidupan tanpa air. Jadi, jangan menunggu bumi menangis dan marah, baru kita tersadarkan. Save the water, save the earth.
Referensi:
Saya sudah
berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan
mengikuti lomba blog “Perubahan Iklim” yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita
Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini.
yang harus dilakukan lebih bagaimana kita menjaga bumi bersama-sama, memgingatkan diri sendiri jangan egois kasian anak cucu kelak
ReplyDeleteBermanfaat sekali tulisannya. Saya sendiri termasuk orang yang sangat hati2 ketika menggunakan air tetapi tidak permah melakukan penghijauan. Semoga kedepan saya lebih suka dengan penanaman pohon sehingga serapan air dilingkungan saya terjaga
ReplyDeleteAir banyak manfaatnya oleh karena itu jagalah air dengan cara bisa menghemat air, karena di bumi ini masih banyak yang membutuhkan air yuk kita lestarikan untuk menjaga bumi ini untuk anak cucu kita nantinya
ReplyDeleteMpo suka banget dengan membahasan mengenai air . Air penting bagi kehidupan. Susah hidup tanpa air. Jaga air jangan sampai berlebihan menyedot nya dan buang buang air dengan lupa mematikan kran.
ReplyDeleteWaduh ngeri juga kalau ada ancaman kekeringan. Air itu kebutuhan vital bagi manusia. Memang sebaiknya bijak deh dengan penggunaan air
ReplyDeletePosisi keempat dan masuk dalam 6 negara yang memiliki persediaan air,menjadikan kita bersama-sama untuk merawat dan menjaga kualitas air, agar tetap berkelanjutan
ReplyDeleteAhh uya bener banget. Indonesia kaya akan SDA termasuk air. Meski begitu tetap harus hemat air ya karena ngga tahu juga ke depannya bakal kayak gimana.
ReplyDeleteBtw ide mengganti bak dengan shower boleh dicoba nih.
Banyak faktor ya yang bisa membuat kita kesulitan air bersih, langkah penghematan air dimulai dari diri sendiri dan keluarga bisa jadi salah satu solusi yaa
ReplyDeleteaku kalau di rumah paling bawel banget soal penggunaan air, apalagi anakku demen banget main air. Jadi aku juga sambil edukasi ke dia tentang dampak kalau kita kekurangan air.
ReplyDeleteBenar sekali mbak, saat ini kita punya dua ancaman...
ReplyDeleteCovid 19 dam kekeringan..
Smg dgn langkah2 sederhana yg bisa kita lakukan bisa ikut andil mencegah kekringan ya
Kita harus menjaga agar air tetap bersinergi dengan alam demi generasi selanjutnya.
ReplyDeletehaduuuh, Sulawesi Tenggara masuk juga ya dalam prediksi BMKG? tapi bagian selatannya itu dimana ya? *buta peta ini.
ReplyDeletesemoga stock air masih cukuplah untuk kita semua, kalau ada hujan bisa itu ditampung tuk siram kotoran saat BAB kalau gak mau digunakan untuk cuci bilas. Air wudhu juga bisa ditampung tuk ini, pokoknya biar gak boroslah, latih diri biar siap kalau stock air terpaksa terbatas.
Suka banget sama kata-kata ini, kak...
ReplyDelete"Think Globally, Act Locally"
Dimana kita sering lupa bahwa air itu berharga dan mahal untuk daerah tertentu.
Jadi harus bisa meminimalisisr penggunaan dan selalu mencintai lingkungan.
Setuju banget kita memang harus berpikiran global tapi tetap menjaga kearifan lokal
ReplyDeleteIndonesia sebentar lagi masuk musim kemarau. Makin khawatir kekurangan air. Aku ikut program2 yang mendukung kelestarian sumber air bersih. Bekas cuci beras, bekas rebus mie, aku pake buat siram tanaman.
ReplyDeletesemoga semakin banyak yang tersadar untuk menyelamatkan bumi dari ancaman kekeringan.
ReplyDeletetentunya dimulai dari keluarga sendiri