Covid 19. Siapa
yang tidak mengenal penyakit yang sedang mewabah ini. Dunia seakan dihantui ketakutan
dan kekhawatiran sejak adanya Corona Virus. Sekolah dan perkantoran menerapkan
sistem belajar atau bekerja dari rumah. Tempat usaha satu persatu mulai
mengurangi karyawannya. Transportasi umum pun mulai merasakan kelesuan.
Wabah Covid 19
ini memang tidak bisa dianggap remeh. Kita menengok sedikit ke belakang, ketika
awalnya kita begitu yakin tidak akan terpapar. Tapi, saat ini, Corona Virus telah memakan banyak korban di
negeri kita. Per 15 April 2020, korban meninggal sebanyak 459 orang. Tentu
bukan jumlah yang sedikit.
Perempuan, yang
mengemban tugas sebagai seorang istri dan juga ibu, tentu saja merasakan efek
dari wabah Covid 19 ini. Sikap kita dalam menghadapi kondisi sekarang sangat
berpengaruh pada pasangan dan buah hati. Selain para tenaga medis, kita pun sebagai
istri dan ibu menjadi garda terdepan di keluarga kita.
Seorang istri
sekaligus ibu bagi buah hati haruslah bersikap tenang dan bahagia. Ketika kita
bersikap panik, khawatir berlebihan, ataupun sebaliknya kita abai, maka itu
akan berdampak pada keluarga kita. Cara kita berpikir dan bersikap akan
menentukan kondisi suami dan anak-anak. Bukankah ibu yang bahagia akan
menjadikan anak-anak tumbuh dengan bahagia juga? Dan, bukankah kondisi pikiran
yang bahagia merupakan imun terbaik untuk menangkal Covid 19 ini?
Meskipun bukan
hal yang mudah untuk tetap bahagia di tengah pandemi ini. Apalagi secara
psikologis, perempuan itu rentan sekali terkena stress. Salah satu pemicunya
adalah kondisi hormon. Menurut Dr. Paul J. Rosch, Chairman of The Board of The
American Institute of Stress, perempuan lebih sering mengalami perubahan level
hormon.
Tapi, tentu
saja kita tidak bisa terus menerus mempermasalahkan keadaan. Mengeluh tidak
akan menyelesaikan masalah, malah akan menambah masalah. Krisis ekonomi yang
mungkin dirasakan oleh sebagian orang karena pandemi Covid 19 ini, seharusnya
dicarikan solusi.
Tidak perlu
menyangkal ketika kita merasa terhenyak dengan naiknya harga-harga dan
kelangkaan bahan pokok. Belum lagi kondisi yang mengharuskan kita kembali
mengambil alih tugas utama seorang ibu, menjadi pendidik bagi buah hati kita.
Sejak pandemi
covid 19 ini, tugas seorang ibu benar-benar bertambah. Kalau sebelumnya, kita
bisa berbagi tugas dengan guru di sekolah. Saat ini, 24 jam kita harus
membersamai anak-anak. Seakan tidak ada waktu rehat atau sekadar mengambil jeda
sejenak.
Lalu
pertanyaannya, apa yang harus kita lakukan dalam membersamai suami dan buah
hati di tengah pandemic Covid 19 ini? Nah, ada 4 management yang bisa dilakukan
agar bisa tetap waras dan juga mewaraskan.
4 M
- Thinking Management
Sumber: www.kompasiana.com |
Kita bisa mengeluh mawar memiliki duri, atau bersukacita karena duri memiliki mawar.
(Abraham Lincoln)
Semuanya memang
tergantung pikiran. You are what you think. Jangan pernah menyepelekan pikiran
kita. Ketika kita berpikir sesuatu yang positif maka alam bawah sadar kita akan
menggiring perilaku kita ke hal-hal yang positif pula.
Pandemi Covid
19 ini pun bisa menjadikan kita tambah terpuruk dan dihantui rasa takut serta
kekhawatiran ketika kita berpikir sesuatu yang negatif. Mulailah mengkonsumsi
berita tentang Covid 19 ini seperlunya saja. Ketika kita terlalu berlebihan melihat
atau mendengar berita tentang Covid 19, maka secara tidak langsung kita sedang memasukkan
data-data ke alam bawah sadar kita. Mencari tahu tentang berita ter-update
boleh saja, malah harus, tapi kita pun harus mulai bisa memilah dan memilih
agar tidak menjadi buah simalakama bagi pikiran kita.
- Feeling Management
Sumber: www.trainerspiritual.wordpress.com |
A change of feeling is a change of destiny.
(Neville Goddard)
Jika kita
pernah membaca buku “Quantum Ikhlas” karya Erbe Sentanu, dijelaskan tentang
“The Law of Attraction”. Ternyata positif thinking saja tidak cukup, kita butuh positif feeling. Karena kekuatan pikiran saja hanya 12%. Intinya ketika kita
gabungkan antara kekuatan pikiran positif dan perasaan positif, maka hasilnya
akan luar biasa.
Di saat krisis
sekarang ini, menjaga perasaan kita agar tetap senang, bahagia dan ikhlas, jauh
lebih penting dan akan memberikan efek yang luar biasa. Apalagi bagi kita
perempuan, efeknya akan merambat pada pasangan dan anak-anak. Belajarlah terus
untuk tetap bahagia, berdamai dengan diri serta keadaan.
- Time Management
Sumber: www.topcareer.id |
Don't wait till tomorrow what you can do today.
Nah, tidak
sedikit yang kelimpungan saat adanya WFH atau SFH. Para istri dan juga ibu
harus lebih cerdas mengatur waktu. Kondisi saat ini mengaharuskan kita benar-benar
berperan ganda. 24 jam membersamai suami dan anak-anak. Mulai pagi hingga pagi
lagi.
Baik bagi ibu
pekerja maupun ibu rumah tangga, sama-sama memiliki tugas yang harus dilakukan
dalam waktu bersamaan. Sebagai contoh, bagi ibu pekerja, ia harus melakukan WFH
sekaligus menemani anak-anaknya yang sedang SFH. Tidak menutup kemungkinan
ketika anak-anak mengalami kesulitan, maka ia akan bertanya kepada ibunya.
Hal yang hampir
sama dialami oleh para ibu rumah tangga. Ketika sebelumnya kita bisa mengerjakan
pekerjaan rumah tangga dengan tenang ketika anak-anak sekolah. Saat ini, kita
pun harus multi-tasking dengan membersamai anak-anak belajar di rumah.
Lalu, solusinya
tentu saja managemen waktu. Memang mungkin kita akan jauh lebih lelah. Tapi, kembali
ke poin 1 dan 2, semuanya kembali kepada pikiran dan perasaan kita. Cobalah
untuk bangun lebih awal. Buat jadwal harian agar lebih tertata dan tentu saja
jalani dengan hati yang senang.
- Money Management
Foto Pribadi |
Bukan seberapa banyak orang menghasilkan uang, melainkan untuk tujuan apa uang itu digunakan.
(John Ruskin)
Uang. Ah, ini
nih yang sering bikin benteng pertahanan kesabaran dan keikhlasan tergoyahkan. Mau
diakui atau tidak, kondisi saat ini membuat para istri sekaligus ibu harus
memutar otak untuk mengatur keuangan keluarga.
Saat ini,
disadari atau tidak, ternyata pengeluaran tidak berbanding lurus dengan
pendapatan. Apalagi bagi teman-teman yang profesinya terkena dampak Covid 19.
Untuk itu, kita harus hidup lebih cerdas dan hemat. Uang yang tadinya
diperuntukkan untuk transportasi anak ke sekolah bisa dialihkan untuk membuat
camilan sehat yang murah meriah.
Dalam hal
pengaturan uang, kita pun sudah saatnya menggunakan kalkulator Allah. Artinya,
sisihkan sebisa kita untuk saudara-saudara yang mungkin sama sekali tidak bisa
mendapatkan penghasilan selama pandemic covid 19 ini. Jangan berpikiran nunggu
kaya dulu. Ingat, kalkulator Allah itu berbeda, loh.
Satu hal lagi,
mendekati puasa dan hari raya. Sudah saatnya bagi yang masih mampu membeli
segala perlengkapan hari raya, dari mulai baju hingga makanan, rehatlah
sejenak. Saat ini, masih banyak orang yang harus berpikir keras hanya untuk
makan hari ini dan esok hari. Simpanlah dulu ego kesenangan kita. Berempatilah
kepada mereka yang membutuhkan. Belilah apa yang kita butuhkan bukan apa yang
kita inginkan.
4M ini jika
kita terapkan saat ini, tentu saja bisa menjadi solusi agar kita bisa tetap
waras dan bahagia. Apa mudah menerapkannya? Kembali lagi ke pikiran dan
perasaan kita. Kalau kita berpikir mudah dan mau, maka kita bisa
menjalankannya. Sekali lagi, kita sebagai istri dan juga ibu merupakan garda terdepan dalam keluarga kecil kita. Kita wajib untuk bahagia dan tetap waras agar suami dan buah hati juga bisa tetap sehat dan bahagia.
Kehadiran
Corona Virus ini seharusnya memberikan kita banyak pelajaran. Belajar untuk lebih peduli.
Ya, peduli akan kebersihan, kesehatan, dan juga peduli akan sesama. Dengan
terus memupuk rasa peduli ini, semoga saja pandemi Covid 19 segera berakhir.
Tulisan ini diikutsertakan dalam #TantanganBlogging Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis.