Kasus 1
“Ibu, kita naik Grab aja.”
Kalimat itu
terlontar dari mulut mungil anak pertama saya yang baru berusia 3 tahun. Di
usinya yang masih sangat belia, dibenaknya sudah tertanam label transportasi
taksi online. Ia pun sudah sangat paham bagaimana caranya memesan transportasi
modern ini. Dan, sebaliknya, jangan tanyakan ia apa itu angkot (Angkutan Umum).
Ia bahkan tak pernah mengenal bagaimana rasanya naik kendaraan satu ini.
Kasus 2
“Mbak, nanti jalan ke pertigaan jalan, saya parkir di
depan Indo***t.”
“Nggak langsung jemput di depan saja, Mas?”
“Saya nggak berani, Mbak. Kemarin saja ada yang kena,
Mbak.”
Sebuah pesan
dari pengemudi taksi online yang kami pesan setelah turun dari kereta. Antara
kesal tapi nggak bisa banyak komentar juga karena memang itu aturannya. Padahal
waktu itu saya dan suami bawa dua koper sambil menggendong dua anak. You can
imagine. Betapa riweuh bin butuh
perjuangan nih buat emak-emak kayak saya.
Kita lihat satu
persatu kasus di atas. Kasus pertama, itu hanyalah satu contoh kecil, ketika
generasi Alpha begitu akrab dan bisa cepat menyatu dengan perubahan yang ada.
Mereka bahkan tidak pernah merasakan bagaimana berdesak-desakan di dalam
angkutan umum yang sudah tak layak jalan.
Kasus yang
kedua, saya dan suami yang merupakan bagian dari generasi milenial merasa jauh
lebih nyaman menggunakan taksi online. Namun, ditengah kehadiran moda
transportasi umum online, terjadi ketidakharmonisan antara pengemudi taksi
online dengan taksi atau ojeg konvensional dan tukang becak serta pengemudi
angkot. Para pengemudi konvensional tidak bisa membuka mata mereka kalau zaman
telah berubah. Mereka hanya bertahan dengan caranya dan menolak perubahan.
Mungkin timbul
pertanyaan, kenapa saya, dan mungkin kebanyakan orang rela dan keukeuh untuk memilih taksi online
daripada taksi konvensional atau angkutan umum? Ada dua alasan terpenting,
nyaman dan aman. Nyaman, karena biasanya si pengemudi berusaha membuat
kendaraannya enak untuk ditumpangi. Pertama kali masuk saja, sudah tercium
parfum mobil dan sapaan si pengemudi yang ramah, ditambah tempat duduk yang
nyaman dan diiringi musik, siapa yang tidak betah mendapat pelayanan seperti
itu?
Nah, yang
kedua, kita merasa aman kalau memilih taksi online. Dengan aplikasi yang bisa
terpantau dan juga terekam, setidaknya bisa meminimalisir kejahatan yang sering
terjadi di dalam transportasi umum. Kalaupun pernah terjadi kasus, itu biasanya
karena si penumpang kurang aware dengan ‘kenakalan’ si pengemudi.
Dari dua kasus
yang mungkin pernah dialami oleh setiap orang itu bisa kita satu benang merah,
kalau keberadaan transportasi umum online jauh lebih diterima oleh masyarakat.
Apa sih sebenarnya yang menjadi alasan utama diterimanya kehadiran transportasi
online tersebut? Bagaimana dengan infrastruktur di era digital sekarang? Apa
sudah terasa nyaman bagi kaum milenial, generasi Z dan Alpha?
Pengertian Transportasi dan Infrastruktur
Apa itu transportasi?
Sumber: www.gambaranimasi.org |
Menurut
Steenbrink (1974), pengertian transportasi adalah perpindahan orang atau barang
dengan menggunakan alat atau kendaraan dari dan ke tempat-tempat yang terpisah
secara geografis.
Apa itu infrastruktur?
Menurut Neil S.
Grigg, pengertian infrastruktur ialah sistem fisik yang menyediakan sarana
transportasi, drainase, pengairan, bangunan gedung serta fasilitas publik
lainnya, yang mana sarana ini dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
baik itu kebutuhan ekonomi maupun kebutuhan sosial.
Hubungan Antara Transportasi dan Infrastruktur
Sumber: www.gambaranimasi.org |
Dari kedua
pengertian kata tersebut, kita bisa melihat adanya saling keterkaitan. Dua hal
yang tidak bisa terpisahkan. Keduanya saling berhubungan dan mendukung. Kenapa?
Kita bisa
menyimpulkan kalau transportasi itu merupakan bagian dari infrastruktur. Kalau
kita perhatikan memang sangat logis ketika sarana transportasi itu dikatakan
sebagai bagian dari infrastruktur. Coba kita amati benar-benar, sebuah moda
transportasi bisa dikatakan nyaman kalau jalannya bagus, tempatnya (terminal,
stasiun, bandara, dan pelabuhan) sangat representative, serta pendukung lainnya
juga memadai.
Berbicara
tentang infrastruktur dan transportasi di negeri ini, tentu saja sudah
mengalami banyak perkembangan. Hal itu sejalan dengan perkembangan zaman. Kita
yang hidup di era revolusi industry 4.0 memang memiliki pola pikir yang berbeda
dengan mereka yang dibesarkan di zaman tekstual.
Generasi Y atau
milenial sudah semakin open minded. Mereka memiliki pola pikir yang jauh
berbeda dengan generasi X. Apalagi kalau kita melihat generasi Z dan Alpha,
cara berpikir mereka sudah jauh lebih cepat. Ingat ya, generasi Z dan Alpha itu
bukan generasi instan tapi generasi yang super cepat. Nah, Kaum milenial dan
Generasi Z serta Alpha memiliki 3 kunci dalam memilih sesuatu, termasuk
transportasi dan infrastruktur. Apa saja ketiga kunci tersebut?
Generasi Y, Z dan Alpha
Generasi Y (Milenial)
Generasi
milenial atau disebut juga Generasi Y ialah mereka yang lahir pada rentang
tahun 1980-an hingga 1995. Generasi ini merupakan satu-satunya generasi yang
melewati era millennium kedua.
Generasi Z
Generasi Z ialah
mereka yang terlahir pada rentang waktu 1995 – 2010. Generasi ini sangat
familiar dengan dunia digital. Mereka sangat aktif di sosial media.
Generasi Alpha
Generas Alpha
ialah mereka yang lahir dimulai tahun 2010. Tentunya generasi ini jauh akrab
dan mahir dengan dunia teknologi.
3 Kata Kunci Di Mata 3 Generasi
Meskipun
terlahir di rentang waktu yang berbeda, tapi ketiga generasi ini memiliki satu kesamaan.
Ya, ketiga generasi ini mempunyai pola pikir yang sama. Cara berpikir dari tiga
generasi ini merujuk pada 3 kata kunci. Apa saja 3 kata kunci itu?
Sumber: www.pusid.com |
(2) Aman
Sumber: www.videoblocks.com |
(3) Nyaman
Sumber: www.videoblocks.com |
Kita semua
tidak bisa menutup mata, generasi Y, Z dan Alpha akan memperhitungkan ketiga kata
kunci tersebut. Mereka tidak akan berpikir lama dengan seberapa materi yang
harus dikeluarkan, karena investasi waktu jauh lebih penting. Ya, ketiga
generasi tersebut akan jauh lebih memilih transportasi dan infrastruktur yang
bisa digunakan dan sekaligus diakses dengan cepat, aman dan nyaman.
Efektivitas,
itu sebenarnya yang dikejar oleh generasi Y, Z dan Alpha. Pola pikir yang sudah
berubah menjadikan pola perilaku juga berubah. Mereka menganggap waktu untuk
karier dan passion jauh lebih penting.
Sebenarnya
keberadaan moda transportasi umum online merupakan jawaban dan solusi dari
kebutuhan ketiga generasi tersebut. Sekarang ini, orang-orang akan jauh lebih
memilih moda transportasi online daripada konvensional. Apalagi, kehadiran moda
tersebut memberikan kelebihan yaitu dari segi harga pun jauh lebih murah.
Artinya, kaum milenial yang awalnya berpikiran ingin sesuatu yang CAN (Cepat, Aman dan Nyaman), mereka
pun mendapat bonus lebih, yaitu jauh lebih ekonomis.
Dan kita
bersyukur, karena sistem transportasi umum sekarang ini, hampir semuanya sudah
bertransformasi. Kita bisa perhatikan, dari mulai transportasi darat, udara dan
laut, sudah bisa diakses secara digital. Sebuah nilai positif karena bisa jauh
lebih cepat, aman dan nyaman. Semuanya sudah memenuhi kebutuhan generasi Y, Z
dan Alpha.
Dengan adanya
transformasi tersebut, maka disadari atau tidak, akan berpengaruh pada
pertumbuhan ekonomi baik daerah maupun pusat. Bisa kita rasakan bersama
bagaimana efek positif ketika transportasi dan infrastruktur di sebuah daerah itu
baik, maka pertumbuhan ekonominya pun semakin pesat. Mengapa hal itu bisa
terjadi? Karena transportasi dan infrastruktur merupakan factor penunjang dari
aktivitas ekonomi masyarakat.
Artinya,
keberadaan transportasi dan infrastruktur yang sudah bertransformasi ke arah
yang lebih baik, harus benar-benar dijaga dan tentunya ditingkatkan. Karena
ketika terjadi kerusakan, maka tentu saja membutuhkan pembiayaan yang tidak
sedikit. Untuk itulah dibutuhkan pengelolaan risiko yang jauh lebih cerdas.
Intinya, di era
digital sekarang ini, keberadaan transportasi dan infrastruktur memang harus
mengikuti perubahan. Kita tidak bisa mempertahankan cara dan model lama untuk
tetap bertahan. Kalau kita tetap mempertahankan cara lama, maka kita yang akan
tergerus oleh perubahan itu sendiri.