Menantang Diri
Intan Daswan
June 28, 2019
0 Comments
Pernah nggak
sih merasa ada yang berubah setelah menikah? Hmmm… Kalau saya sih merasa banget
banyak perubahan setelah menikah. Dari mulai kegiatan harian sampai mungkin
perubahan kebiasaan, karakter, atau bahkan fisik ya? Ups… Nggak usah baper ah
buibu…
Eh, tapi serius
nih, saya pingin cerita, ada banyak yang awalnya saya pikir nggak mungkin saya
lakukan, tapi ternyata sekarang malah biasa saya lakukan. Tentu saja bukan
urusan pekerjaan rumah, karena dari sejak kecil saya tuh termasuk morning person yang based on schedule banget. Semuanya harus beres sesuai dengan SOP,
kalau nggak sesuai rasanya nggak enak dan terasa ada yang kurang.
Tapi, ini juga
kadang bisa jadi masalah juga sih, karena berbeda dengan paksu. Kalau saya
punya moto, “Don’t wait till tomorrow
what you can do today.” Nah, kalau paksu motonya, “Apa kata besok aja.
Dikipir sambil jalan saja.”
Itu juga
sebenarnya tantangan banget bagi si melankolis plegmatis bergolongan darah A. Mau
ngomong nggak enak, tapi kalau didiemin juga jadi nggak tenang karena pekerjaan
tidak sesuai dengan jadwal. Sedangkan paksu yang koleris sanguinis bergolongan
darah O, terkadang nggak ambil pusing dengan semua itu. Awalnya sih sempat
salah paham. Tapi, sekarang-sekarang, sudah saling paham dengan karakter
masing-masing. Kuncinya komunikasikan satu sama lain, dan mencoba memahami
bahwa kita memiliki karakter dan juga lingkungan pembentuk sebelumnya yang berbeda.
Tantangan yang
mungkin receh banget bagi sebagian orang, tapi bagi saya butuh effort yang luar biasa. It’s the first challenge when I got married,
minum teh manis. Ah, rasanya gimana gitu harus minum teh manis dan setelah
makan juga. Jangankan setelah makan, kalau disuguhin di tempat private aja,
harus meng-hipno diri sendiri biar bisa masuk ke mulut. Nah, apa kabar kalau
diminum abis makan? Aduh jangan tanya deh, awalnya perut langsung nolak dan
semua yang dimakan pingin keluar lagi. Tapi, seiring berjalannya waktu, lidah
sudah mulai mengkonfirmasi permintaan pertemanan dari si teh manis ini.
Tantangan
berikutnya dari paksu, makan durian. Adeeuuh… durian itu merupakan buah
satu-satunya yang nggak ada di kamus kehidupan seorang Neng Intan. Jangankan
makan, lewat di depan orang jualannya atau nyium baunya aja, langsung deh perut
kontraksi tuh. Sampai-sampai orang rumah menahan nafsu untuk makan durian
gara-gara nggak mau kena marah di adik bungsunya ini hehehe… Eits, tapi setelah
menikah, paksu menantang untuk makan buah yang katanya buah terenak ini. Agak
ragu, tapi maklum paksu kan alumni MLM, jadi urusan memengaruhi orang mah,
nggak ada duanya. Akhirnya setelah mencoba satu gigitan, saya minta nambah, dan
sekarang durian is one of my favourite fruits. J
Tantangan
ketiga, makanan jajanan tradisional yang manis. Aduh, mungkin karena saya USA
(Urang Sunda Asli) jadi lidahnya tuh suka sama yang asin atau gurih-gurih gitu.
Terus, mungkin saya sadar diri, kalau udah manis jadi nggak usah terlalu banyak
manis-manis nanti khawatir diabetes hehehe… #DiIyainAJa J Nah, setelah menikah, saya dibujuk setengah dipaksa
atau bahasa halus dan bijaknya ditantang untuk mencoba jajanan pasar yang
berasa manis. Kembali lagi, awalnya tutup mulut, nyoba sedikit. Tapi, jangan
tanya sekarang, semuanya bisa jadi sahabat tuh di mulut si Neng ini.
Ok, ini dia
tantangan yang menurut saya bukan receh. Ini pertaruhan harga diri, Bung!
Nyobain Roller Coaster. Wow… sejak tahu ada arena bermain yang ada roller
coaster-nya di Jember, paksu beberapa kali nantangin buat naik. Tapi, saya
selalu berhasil mengelak dengan alasan, anak-anak nggak ada yang jagain. Kembali
lagi, orang lulusan MLM mah kalau belum ‘closing’ rasanya belum puas.
Kesempatan pun datang, anak-anak bisa dititipin sebentar ke ibu mertua sama
kakak ipar. Akhirnya, saya harus pasrah menerima tantangan itu. Daaan…
berhasil! Rasanya? Biasa aja #Jaim J
Satu hal yang
saya belajar dari tantangan-tantangan yang diberikan dari paksu, nothing is impossible, everything is
possible. Selama ini saya sendiri yang membuat banteng pikiran dan
menjadikan saya tidak suka atau menghindar. Aduh, kok saya jadi bijak ya? Apa
karena efek diputar-putar roller coaster, jadi otak lebih jernih? Atau efek di’prospek’
terus sama alumni MLM? Hehehe…
Tapi, saya
pribadi sih suka kalau diberi tantangan, dan pantang untuk mengalah. Ingat ya,
golongan darah A itu selalu ingin terlihat sempurna di depan orang. Mau
ditantangin apa aja, insya Allah saya siap. Mau backpackeran ke Jogja atau
sekalian luar negeri juga, hayu… Percaya deh, saya nggak akan nolak. #KodeKeras
Bagi saya sih
tantangan-tantangan seperti itu mah belum seberapa dibanding tantangan hidup
saya. Eh… Curcol, Bu… J Tapi, satu hal
yang paling penting, jangan pernah kasih Neng tantangan perasaan dan pikiran
ya, itu berat, Neng nggak akan kuat, biar orang lain saja hehehe…