Backpackeran?
Siapa takut. Itu yang terlintas ketika paksu menawarkan untuk mencoba
backpackeran. Ada dua pilihan, Batu – Jogjakarta atau Jakarta – Bandung. Ah,
malaikat juga tahu saya bakalan pilih mana hehehe… Secara sudah hampir setahun
nggak pulang kampung, pastilah saya pilih Jakarta – Bandung.
Seminggu
sebelum berangkat, kami berdua mulai mempersiapkan semuanya. Tapi, jujur saja,
persiapan itu lebih ke obrolan, karena kita berdua mah gitu orangnya. Seminggu
sebelumnya itu kita lebih ke searching tiket sih. Ya, nyari-nyari tiket murah,
banding-bandingin antara pesawat atau kereta. Maklum kita berdua lihat dari
berbagai sisi juga.
Setelah diskusi,
kami pun memutuskan untuk berangkat menggunakan kereta api dan pulangnya
menggunakan pesawat. Sebenarnya ada plus minus sih menggunakan kereta api, apa
aja? Nanti deh kita berdua bakalan bahas satu persatu ya…
The D-Day is coming. Sabtu, 22 Desember pukul 8.30, kami berempat
berangkat menuju stasiun Jember. Rencananya sih mau berangkat pukul 8.00, tapi
maklum kita harus menyesuaikan dengan psikologis dua krucil yang tidak bisa
dipaksa dan diburu-buru. Untunglah, kami bisa tiba di stasiun 15 menit sebelum
kereta api datang.
09.00, kereta
api mulai melaju menuju Surabaya. Perjalanan 4 jam di kereta. It’s the first
time untuk anak kedua kami. Sempat khawatir dia bakalan rewel di kereta, tapi
Alhamdulillah dia malah menikmati dan tersenyum terus karena banyak yang godain
hehehe… (hadeuhhh…nih anak memang suka tebar pesona…). Kalau kakaknya sih sudah
teruji dibawa jalan jauh, di usia 1 bulan saja sudah naik kereta, dan di usia
tepat 2 tahun, semua moda transportasi sudah ia coba. Pokoknya dia mah
traveller sejati.
Ok, kembali ke
cerita travelling kami. Perjalanan menuju Surabaya tidak menemukan kendala
apapun. Dua anak hebat masih bisa kendalikan. Tepat pukul 13.30 kami sampai di
Stasiun Gubeng.
Nah, di sini
nih yang bikin kami harus muter otak. Kami mulai atur waktu dengan kondisi
stasiun dan juga anak-anak. Karena mushola berada di dalam, jadi kami putuskan
untuk makan terlebih dahulu. Setelah makan, kami langsung masuk kembali ke
stasiun dan bergantian ke mushola. Karena anak-anak tidak terbiasa panas, jadi
dengan gerak cepat, kakaknya dimandikan ayahnya dan adiknya saya seka.
Menurut kami,
ini penting banget, menjaga kenyamanan anak-anak. Karena kalau sampai mereka kepanasan
dan nggak nyaman, otomatis bawaannya rewel. Jadi, kita harus ngalah riweuh
sedikit yang penting nggak bikin mereka bad mood.
Oya, seandainya
di Stasiun Gubeng itu seperti di Bandara, ada ruang lakatasi dan juga ada kamar
mandinya, jadi kita bisa jauh lebih nyaman melakukan perjalanan. Dua fasilitas
ini seperti sederhana, tapi bagi para traveller penting banget lho. Bahkan
kemarin itu, saya menyeka anak saya yang masih bayi di mushola. Meskipun saya
sadar itu kurang sopan, tapi tidak ada lagi tempat yang lebih nyaman untuk
bayi. Dan, cara saya ini ternyata diikuti dua orang ibu yang sama-sama
kebingungan untuk mengganti popok anaknya.
Satu lagi yang
seharusnya menjadi perhatian pihak Stasiun Gubeng, mushola. Kalau boleh nih
saya kasih saran, siapa tahu ada yang baca dari pihak terkait, agar musholanya bisa
lebih nyaman. Saya tidak menuntut untuk diperbesar, tapi mungkin lebih terawat
lagi.
Ok, kembali ke
cerita saya ya… Tepat pukul 3 sore, kami berempat check in. Dan, tidak berapa
lama, kereta pun tiba. Taraaa… Wah, ternyata keretanya nyaman banget. Tempat
duduknya enak, nggak sumpek, dan AC-nya nggak abal-abal. Dan, keuntungan kami
saat itu, perjalanan dari Surabaya hingga Jawa Tengah, penumpang masih sepi,
jadi leluasa deh bisa tidur-tiduran.
Sebenarnya
jujur saja, saya dan suami agak sedikit khawatir untuk perjalanan panjang dari
Surabaya ke Jakarta. Kami takut kakaknya bakalan cranky dan adiknya tidak
terbiasa tidur di kereta. Tapi, Alhamdulillah… perjalanan pun bisa terlewati
dengan menyenangkan. Si kakak dan adiknya bisa tidur pulas. Kakaknya bangun pas
di daerah Jawa Tengah karena ada penumpang yang mau duduk di sebelahnya. Sempat
bad mood sih, tapi bisa teralihkan
dengan disuapin makan dan akhirnya tidur lagi sampai kereta mau berhenti di
Stasiun Pasar Senen.
bersambung ke postingan berikutnya ya... :)
No comments:
Post a Comment