“You don’t have to be rich to travel well.” (Eugene Fodor)
Yap, setuju
banget nih dengan quote yang satu ini. Bagi saya, traveling itu memang nggak
harus nunggu rekening berdigit banyak, kok. Kalau nunggu kaya dulu mah, hanya orang berduit saja yang bisa
mengenal dunia luas. Nah, apa kabar dengan orang-orang berpenghasilan
pas-pasan.
Nah, kalau saya
dan suami sih, traveling itu bukan menghabiskan uang, tapi menginvestasikan
uang untuk merawat cinta, asyikkk… Eh, serius nih, dengan melakukan traveling
apalagi dengan pasangan dan anak, kita bakalan merasakan efek yang luar biasa. Kelekatan
diantara anggota keluarga akan semakin kuat.
Anyway, kalau
berbicara tentang traveling, saya dan suami punya resolusi traveling nih di
tahun 2019. Yap, tahun kemarin kan kita backpackeran ke Jakarta dan Bandung.
Itu tuh backpackeran pertama kali bareng dua krucil lho. Riweuh? Hmmm… Jangan
ditanya. Tapi, sejujurnya asyik, seru, dan unforgettable pokoknya.
Ok, sekarang
kalau ditanya apa sih resolusi traveling saya di tahun 2019? Ehmm… Sejujurnya,
saya dan suami sudah membuat planning melakukan traveling bersama anak-anak. Sebenarnya
sih pengennya bisa ke luar negeri. Kita pengen banget mewujudkan keinginan
kakaknya untuk bisa pergi ke ka’bah. Ya, anak saya yang pertama itu paling
senang kalau diajak ke tempat yang ada masjidnya.
Terus, kalau destinasi
di dalam negeri, saya dan suami punya planning
pengen banget ngajak kedua anak kami ke Batu, Malang. Destinasinya sih pengen
ke Jatim Park 2 dan Museum Angkut. Kenapa pengen banget ke sana?
Karena kita
berdua pengen banget memperkenalkan langsung dunia binatang kepada anak-anak. Kedua
anak saya, terutama kakaknya memang senang banget dengan dunia binatang. Dia
tuh selalu excited kalau lihat
binatang. Kadang pertanyaan bikin saya dan suami kehabisan jawaban. Selain itu,
karena memang dua-duanya anak cowok, jadi hobi juga lihatin berbagai macam
jenis kendaraan.
Alasan lain pilih Batu, karena
di sini ada kebun binatang modern. Interaksi kita dengan hewan jauh lebih
dekat. Selain itu, tempatnya pun jauh lebih menarik dan menyenangkan untuk di-explore bersama anak-anak.
Nah, tempat
mana saja dan mau ngapain aja nih rencananya kita di Batu? Ini dia to do list yang sudah kita bikin:
Hari
|
Pukul
|
Destinasi
|
Pertama
|
08-00
– 12.00
|
Berangkat
dari Jember ke Malang
|
|
12.00
– 14.00
|
Sampai
di Batu – Penginapan
|
|
14.30
– 18.00
|
Museum
Angkut
|
Kedua
|
09.30
– 17.00
|
Jatim
Park 2
|
|
18.00
|
Perjalanan
Pulang ke Jember
|
Itu dia to do list yang kami rencanakan. Saya
dan suami memang menargetkan hanya 2 destinasi wisata saja, karena kita membawa
2 balita. Kita harus memperhatikan kondisi fisik dan juga psikologi kedua anak
kami. Daripada liburan jadi nggak menyenangkan karena mereka cranky. Ya,
namanya juga anak-anak, kalau mereka kelelahan pasti ada aja dramanya hehehe…
Sebenarnya
untuk merencanakan travelling bagi kami yang memiliki 2 balita harus dengan
persiapan yang matang. Terutama barang apa saja yang mesti dibawa. Perlengkapan
anak-anak yang menjadi prioritas. Karena jangan sampai liburan jadi terganggu
gara-garaada barang yang tertinggal. Ya, kalau barang itu miliki kami berdua,
kami bisa memahami dan nggak mempermasalahkannya. Tapi kalau punya anak-anak,
biasanya mereka nggak mau pakai kalau bukan miliknya sendiri.
Namun, yang
perlu digarisbawahi, dari pengalaman kami melakukan backpackeran di akhir tahun
kemarin, kedua anak kami bukan tipe anak yang ribet. Mereka berdua sama-sama
menikmati perjalanan. Bahkan untuk masalah tidur pun, kakaknya bisa dimana
saja. Kalau sudah ngantuk, mau tidur di ruang tunggu stasiun, bandara, bahkan
di lantai kereta pun, ia bisa tidur dengan pulas.
Sebenarnya apa
sih alasan saya dan suami suka sekali mengajak buah hati kami travelling? Hmm…
Alasannya sangat sederhana. Kami ingin mengukir cerita dna menorehkan kenangan
di dalam kisah hidup anak-anak kami.
Kami meyakini
dengan mengajak anak-anak mengunjungi tempat-tempat baru, ada banyak hal yang
bisa diperkenalkan. Tidak hanya mereka, tapi kami akan banyak belajar hal baru.
Selain itu, dengan melakukan travelling bersama mereka, kelekatan yang terjalin
akan semakin kuat.
Selain itu, dengan
mengajak mereka berjalan-jalan ke alam dan mengenal lingkungan, mereka akan
lebih mengenal Tuhan. Di tempat baru pun mereka akan bertemu banyak orang, itu
berarti mereka akan belajar mengenal dan memahami berbagai macam karakter
orang.
Bagi kami,
travelling itu bukan sekadar keluar rumah, mendatangi destinasi wisata,
selesai. Tidak. Bukan hanya itu. Travelling itu sebuah cara untuk merawat
cinta. Ya, merawat cinta antara saya dan suami, dan juga kami berdua dengan
anak-anak.
Dan, tujuan kami
mengapa tahun ini lebih memilih Batu untuk melakukan travelling, karena usia
kakaknya sudah cukup mengerti untuk mengenal dunai binatang. Apalagi, saya dan
suami sepakat untuk lebih memaksimalkan belajar bersama orang tua sampai usia
TK. Jadi, kami harus lebih cerdas untuk memilih tempat-tempat yang edukatif
sebagai sarananya belajar banyak hal.
Tentu saja travelling
yang kami lakukan juga sesuai dengan budget yang ada. Kami tidak ingin mengejar
gengsi semata. Kami akan memperhitungkan banyak hal sebelum melakukan
travelling, termasuk mencari penginapan. Satu hal yang perlu kami garisbawahi,
niat kami untuk travelling, jadi penginapan hanyalah sarana untuk melepas
lelah. Jadi nggak perlu yang terlalu mewah. Namun, karena kami memiliki balita,
jadi harus nyaman bagi mereka.
Nyaman tapi
sesuai budget? Ada nggak ya? Hmmm… Ya, pastinya ada dong. RedDoorz. Yap… RedDoorz
merupakan jaringan hotel dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara. RedDoorz
memiliki lebih dari 500 properti yang tersebar di Indonesia, Filipina, Vietnam
dan Singapura. RedDoorz menghubungkan pemilik properti dengan traveller.
RedDoorz juga
berkomitmen untuk memberikan pengalaman menginap yang berkualitas kepada seluruh
pelanggan. Dengan 6 guarantee services yang ditawarkan, RedDoorz patut
dipertimbangkan. Apa aja keenam layanan garansi dari RedDoorz? Ini dia 6
guarantee services dari RedDoorz:
- Linen bersih
- Kamar mandi bersih
- Perlengakapan mandi
- Televisi
- Air mineral
- Wifi gratis
RedDoorz
pertama kali buka di Jakarta pada Oktober 2015. Lalu, pada Januari 2016
berekspansi ke Bandung dan Bali. Pada Agustus 2016, mulai melebarkan sayap ke
Surabaya, Jawa Timur. Di bulan yang sama, RedDoorz berekspansi ke Bogor,
Yogyakarta dan Semarang. Pada 2017, RedDoorz Singapura meluncurkan 7 properti.
Januari 2018, RedDoorz membuka di Manila, Filipina. Pada Juli 2018, RedDoorz
memasuki Vietnam. Di usianya yang ketiga tahun, RedDoorz resmi tersedia di 4
negara.
Jadi, nggak
perlu khawatir memilih RedDoorz pada saat melakukan travelling. Pelayanan yang
diberikan sudah terpercaya dan berkualitas. Travelling akan menjadi lebih
nyaman dan menyenangkan.
No comments:
Post a Comment