“Neng, besok mau ikut pengawasan ke Silo?” tanya Pak
Suami.
Ah, sebenarnya Pak
Suami nggak perlu nanya sih. Ya iyalah pasti istrinya ini nggak bakalan nolak.
Sebagai aktivis kuliner, mendengar kata Silo pastilah yang terbayang pemandangan
yang asyik dan tentu saja pecel pincuknya juga hehehe…
Akhirnya Sabtu
pagi, 101 team berangkat deh. Ini bukan kali pertama sih kami berempat bermotor
ria dengan jarak yang agak lumayan jauh dari rumah. Alhamdulillah 2 anak hebat
nggak riweuh diajak motor-motoran, malah mereka sangat enjoy di jalan.
Kalau saya
sendiri selalu suka dengan pemandangan menuju Silo. Udara yang dingin, sawah
yang membentang diselingi hutan pinus, dan sesekali melihat aliran air sungai,
membuat perjalanan tidak terasa jauh. Bahkan perut keroncongan karena belum
sarapan pun tidak menjadi masalah.
Kurang lebih 1
jam, akhirnya kami bertemu dengan dua petugas Pak Suami. Meskipun tujuan
utamanya melakukan pengawasan survey. Tapi, sepertinya nggak komplit kalau ke
Silo nggak mencicipi Pecel Pincuknya. Jadi, sebelum melakukan tugas utama, kami
pun meluncur ke tempat makan terlebih dulu.
Pecel Pincuk
Garahan. Ini kali kedua saya mencicipi salah satu makanan khas Bumi
Pendhalungan. Dulu, saya juga sempat mencoba makanan yang membuat saya langsung
jatuh cinta. Rasanya yang langsung bersahabat membuat lidah selalu menagih
untuk menikmatinya lagi.
Oya, Nasi Pecel
Pincuk Garahan ini bisa ditemui di jalan perbatasan Jember – Banyuwangi, tepatnya
di sepanjang jalan Gunung Gumitir, Garahan, Silo. Kalau kita mau melakukan
perjalanan ke Banyuwangi lewat jalur darat, pasti kita bakalan melihat
warung-warung nasi pecel pincuk Garahan yang berjejer di sepanjang jalan.
Mungkin ada
yang nanya, kenapa sih namanya Nasi Pecel Pincuk? Yap, karena memang nasi dan pecelnya disajikan dalam pincuk
(daun pisang yang dilipat seperti kerucut). Tapi, jangan khawatir tumpah lho,
karena dikasih alas piring juga, kok.
Oya, isi dari pecelnya sih sama
saja dengan pecel kebanyakan, ada tauge, genjer, dan pepaya muda, lalu disiram
dengan bumbu kacang. Kalau soal rasa pedas, itu sih sesuai dengan selera. Kita
pun bisa menambahkan lauk pauk yang lainnya sesuai dengan selera, seperti
telur, daging ayam, rampelo ati, dan dendeng daging sapi atau dikenal dengan
sebutan dendeng ragi. Tapi kalau tempe dan tahu dan kerupuk sih sudah include di
menu pecelnya.
Oya, ada yang unik di
warung-warung Nasi Pecel Pincuk Garahan ini, lho. Kita bakalan menemukan nomor
terpampang di dinding setiap warung. Jadi, kita tinggal menentukan mau makan di
warung nomor berapa.
Nah, seperti yang saya ceritakan
di awal, kami dating bersama dua orang petugas yang memang asli orang Silo. Pak
Suami meminta mereka memberikan merekomendasikan tempat makan yang enak. Mereka
pun menunjukkan warung nomor 27. Oya, kalau dulu, saya dan suami pernah
mencicipi Pecel Pincuk di warung nomor 23.
Kalau kalian penasaran dengan
rasanya? Hmmm… Rasanya enak banget lho. Bumbunya khas dan berbeda dengan bumbu
pecel pada umumnya. Tapi, kalau boleh membandingkan, lidah saya lebih
bersahabat dengan racikan bumbu di warung nomor 23. But, that’s my opinion. Tentu saja setiap orang punya pilihan
masing-masing. Jadi, kamu tinggal pilih juga mau nyoba makan di warung nomor
berapa.
Oya, porsinya gimana? Kembali
lagi saya kasih perbandingan ya. Kalau di warung nomor 23 tuh porsing lumayan
banyak, saat itu saya dan suami hanya memesan satu dan sudah membuat kami cukup
kenyang. Kalau di warung nmor 27 ini, porsinya masih normal, kok.
Terus harganya?
Tenang...tenang... jangan khawatir dengan harga. Harganya hampir sama di setiap
warung, kok. Mau makan di nomor berapa aja, harganya masih ramah di kantong.
Pokoknya perut kenyang, hati tenang hehe...
Oya, warung nasi pecel
pincuk ini rata-rata buka mulai dari pukul 04.30 – 22.00. Pokoknya bisa jadi
pilihan buat sarapan, makan siang maupun makan malam. Tempatnya juga nyaman
kok, lesehan gitu, jadi bisa sambil meluruskan kaki setelah perjalanan panjang,
lho.
Pokoknya, kalau kamu-kamu
melewati jalan perbatasan Jember – Banyuwangi, jangan lupa singgah di warung
pecel pincuk. Kita bisa memilih dimana saja untuk menikmati sepiring nasi pecel
atau sekadar ngopi dan makan cemilan. Rasakan sensasi pecel pincuk yang
dinikmati di pinggiran jalan dengan suasana hutan pinus dan udara yang dingin.
Yakin deh, kamu- kamu bakalan kepincut nasi pencel pincuk khas Garahan
ini.
No comments:
Post a Comment