Mamah, begitulah aku memanggilnya. Sosok
yang memiliki arti penting dalam hidupku. Pribadi yang memiliki hati seluas
samudera. Tak pernah banyak bicara, namun perilakunya sangat memberi teladan
bagi anak-anaknya. Tak pernah aku mendengar keluh kesah meski kadang cerita
hidupnya tak seindah yang diharapkan.
Bagiku, terlahir dari rahimnya adalah
sebuah anugerah yang luar biasa. Dibesarkan dalam buaian dan perhatian penuh
cinta merupakan kisah terindah dalam hidupku. Menjadi bagian dari cerita
hidupnya membuatku belajar banyak tentang apa itu rasa syukur, cinta tulus dan
kesederhanaan.
Sebagai anak bungsu, memang sudah bukan
sebuah keanehan jika aku sangat dekat dengan Mamah. Apalagi penyakit yang aku
idap sejak kecil membuatku mendapat perhatian ekstra dari kedua orangtuaku,
terutama mamah. Karena penyakitku ini juga, aku menjadi lebih sering berada di
rumah. Bahkan dari satu bulan saja, aku bisa izin tidak masuk sekolah selama
seminggu bahkan lebih.
Awalnya aku merasa kehilangan semangat dan
tidak berani punya cita-cita. Pikirku, jangankan untuk meraih impian yang
tinggi, aku bahkan akan ketinggalan pelajaran jauh dibanding teman-temanku. Tidak
hanya itu, dokter pun mengatakan kalau aku tidak bisasembuh total dari sakitku.
Dan, pernyataan itu membuatku tumbuh menjad pribadi yang pendiam, takut untuk
bermimpi dan tidak berani mencoba.
Tapi, aku bersyukur karena memiliki
seorang ibu yang luar biasa. Mamah tidak pernah lelah memberikan semangat agar
aku bisa yakin akan kesembuhanku. Mamah juga tidak pernah merasa bosan untuk
menemaniku belajar ketika aku harus izin dari sekolah. Mamah mengatakan kalau
aku bisa lebih baik dari teman-temanku dan aku juga bisa meraih apa yang aku
inginkan.
Apa yang Mamah katakan itu benar-benar
terjadi. Aku berangsur-angsur membaik dan lupa dengan rasa sakitku. Aku juga
bisa mendapatkan peringkat bagus di sekolah. Tidak hanya itu, aku juga selalu
mewakili sekolah untuk mengikuti lomba mengarang dan membaca cepat.
Ketika aku mulai tumbuh dewasa pun, impian
demi impian bisa aku raih. Amanah-amanah pekerjaan yang sesuai dengan hobi pun
terus berdatangan. Bahkan aku sampai kebingungan mencari waktu lagi untuk
memenuhi permintaan. Aku juga bisa mewujudkan impian untuk berbagi inspirasi
lewat tulisan. Sebuah perwujudan mimpi yang dulu aku pikir tak mungkin aku
capai.
Kalau ditanya siapa yang paling berjasa
atas semua ini? Jawabannya, Mamah. Beliaulah yang telah membangunkan tidur
panjangku. Beliaulah dokter sebenarnya yang tak pernah lelah merawatku ketika
aku harus terbaring lemah. Beliaulah motivator luar biasa yang selalu
memberikan suntikan semangat dan virus positif untuk yakin menjemput setiap
impian.
Bagiku, mamahlah yang paling berjasa dalam
hidupku. Dengan doa, motivasi dan juga ketelatetan Mamah mengurusiku, aku bisa meraih
apa yang aku impikan. Apa yang awalnya aku pikir tidak mungkin, akhirnya bisa aku
dapatkan. Ya, semua ini karena mamahku yang hebat dan luar biasa.
Saliha Blog Competition |
No comments:
Post a Comment