“Dan
kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri
akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu
mengerti.” (Q.S. Al-An’am: 32)
Entah sebuah kebetulan atau sudah
seharusnya terjadi, kemarin aku diingatkan dua kali dengan ayat ini. Pertama,
ketika aku melihat kembali catatan kajian rutinan ketika masih di Bandung. Dan,
yang kedua, nasehat Bapak di ujung telepon. Ya, tiba-tiba saja Bapak membahas
ayat ini dan bercerita panjang lebar tentang kehidupan.
Memang seringkali kesenangan dunia dan
kebahagiaan semu jauh lebih kita pilih. Kesibukan dunia membuat kita lupa akan
tugas utama kita sebagai makhluk. Kita terlalu terlena dengan nikmat yang kita
peroleh. Tapi, kita sering melupakan siapa yang memberikan nikmat tersebut.
Seringkali kita terlalu angkuh dengan apa yang kita peroleh. Kita merasa semua
karena usaha dan kerja keras kita. Bahkan, tidak jarang etos kerja dan
keloyalan, kita jadikan alasan utama kesuksesan kita.
Waktu 24 jam kita habiskan hanya untuk mengejar
dunia. Mungkin kita merasa kita masih kok melakasana sholat. Ya, tapi jujur
saja pada diri sendiri, itu pun hanya waktu sisa. Rasanya malu sekali kalau
melihat diri ini. Nikmat yang Allah berikan luar biasa, tapi kita hanya
memberikan sisa waktu untuk bercengekerama dengan Allah Swt. Tidak hanya itu,
seringkali kita terburu-buru dan merasa harus segera menyelesaikan pekerjaan.
Ya, sering sekali kita mencari alasan
hanya untuk mendapatkan pembenaran dari apa yang kita lakukan. Sebagai contoh
misalnya saja, kita katakan karena harus mengurus anak yang masih kecil,
mengurus rumah yang tak pernah beres dan alasan-alasan lain, yang sebenarnya
hanyalah untuk mencari pembelaan dari kemalasan kita. Atau bagi para pekerja,
tak jarang deadline pekerjaan kantor jauh lebih menjadi prioritas daripada
melaksanakan perintah Allah Swt. Bahkan perintah bos akan lebih ditakuti
daripada perintah Allah Swt.
Sebenarnya tulisan ini bukan untuk
menasehati orang lain, tapi sebagai pengingat diri sendiri yang masih sering
alfa dengan perintah Allah Swt. Mau sampai kapan aku seperti ini? Ya, itulah
pertanyaan yang muncul ketika hati dan pikiran merasa lelah dengan segala
rutinitas yang seakan tak kunjung selasai. Aku merasa seakan dikejar waktu,
tidak ada me time dan perasaan stress pun akhirnya datang.
Keberkahan. Ya, satu kata itu yang aku
butuhkan. Aku merasa selama ini apa yang aku lakukan hanyalah sebuah rutinitas
bukan ibadah. Niatku hanyalah untuk mengejar kesenangan dunia. Sehingga ketika
target tidak terkejar, perasaan tertekan muncul.
Kembali kepada Allah. Itulah kunci dari
semuanya. Ketika kita mengejar dunia, pasti ada kata lelah yang mendera. Tapi,
ketika kembali kepada jalur yang telah ditentukan, ketenangan yang kita
dapatkan. Aku bersykur karena Allah Swt telah menyentil lewat cara-Nya. Aku
tersadarkan dari tidur panjang. Terima kasih Ya Allah atas nikmat yang luar
biasa ini. Aamiin...
No comments:
Post a Comment