Sumber: www.marketing.co.id |
Berbicara tentang gadget, tentunya kita
tidak bisa lari dari perkembangan zaman. Di zaman digital sekarang ini, gadget
bukan lagi menjadi sebuah kemewahan, tapi sudah menjadi kebutuhan. Orang
memiliki gadget menjadi sebuah keharusan untuk bisa bertahan di dunia milenial
ini.
Kalau kita melirik ke belakang, katakanlah
di masa 80-90an, gadget masih merupakan barang yang ‘wah’. Hanya segilintir
orang saja yang sudah memiliki gadget. Artinya jumlahnya masih bisa dihitung
dengan jari. Tapi, coba kita perhatikan
sekarang, jangankan orang dewasa, para remaja, bahkan anak-anak sekalipun sudah
sangat familiar dengan gadget.
Ya, kids
zaman now memang tidak bisa terpisahkan dari gadget. Mereka sudah sangat
mahir dan tidak canggung dalam menggunakan gadget. Tidak hanya itu, mereka
bahkan lebih paham dalam menjalankan beberapa aplikasi dibandingkan dengan
orangtuanya.
Smartphone
di Keluarga
Keberadaan smartphone sebenarnya bagaikan dua
sisi mata pisau. Di satu sisi ada nilai positif yang luar biasa. Kita bisa
mendapat kemudahan untuk saling berkomunikasi antar anggota keluarga. Selain
itu, smartphone juga bisa membantu kita untuk mengembangkan potensi diri.
Smartphone bisa menjadi alat untuk mengembangkan diri, melejitkan potensi dan juga
belajar banyak hal dengan sangat mudah.
Tapi tentu saja, kembali lagi, smartphone
itu bagaikan dua sisi mata pisau. Disamping sisi positif, ada sisi negatif yang
tidak bisa kita abaikan begitu saja. Tidak jarang, dengan adanya smartphone,
atmosfer keluarga menjadi semakin berbeda. Suasana kumpul keluarga terkadang
terasa hambar dengan adanya smartphone. Kita tidak bisa menapikkan fenomena
sekarang, kita tidak bisa menjauh dari yang namanya smartphone. Sepertinya ada
yang hilang ketika tangan ini tidak menggenggam smartphone. Bahkan muncul
sebuah ungkapan, yang jauh terasa dekat dan yang dekat terasa jauh.
Kembali lagi, coba kita perhatikan apa
yang terjadi dalam sebuah keluarga ketika mereka berkumpul? Si Ayah sibuk
mengecek pekerjaan atau sekadar melihat medsos, si ibu asyik update status, dan
si anak asyik dengan game maupun stalking akun temannya. Tidak hanya itu,
bahkan smartphone sudah menjadi barang yang sangat dekat dan biasa untuk
dioperasikan oleh balita dan batita. Terkadang miris memang, dengan adanya gadget, bonding antara ibu dan anak semakin berkurang.
Gadget
Di Lingkungan Sekitar
Tidak jauh dengan lingkungan keluarga, di
lingkungan sekitar pun, gadget memberikan pengaruh yang luar biasa. Ada
pengaruh positif yang bisa memudahkan kita mengetahui informasi dengan cepat,
komunikasi menjadi lebih mudah, proses silaturahmi bisa dilakukan kapanpun
tanpa terhalang jarak dan waktu.
Tapi, pengaruh negatifnya pun tidak kalah
banyak. Dengan adanya gadget informasi yang masuk tanpa ada saringan terlebih
dahulu. Artinya, kita bisa menerima apapun, baik itu berita positif maupun
negatif. Berita hoax menjadi konsumsi sehari-hari. Kita terkadang sulit
membedakan, apakah infromasi yang diterima itu benar atau tidak.
Tidak hanya itu, sebenarnya meskipun kita
masih bisa komunikasi dengan mudah dengan siapapun dan kapanpun, tapi esensi
dari sebuah silaturahmi sudah mulai luntur. Kita bahkan sudah tidak bisa
meraskan artinya sebuah pertemuan, berjabat tangan, dan proses perjalanan untuk
bertemu keluarga, sahabat dan kerabat.
Bersahabat
Dengan Zaman, Tapi Tetap Nyaman
Ya, zaman memang akan terus berubah. Bagaimanapun
juga, kita tidak bisa menghindar dari perubahan yang ada. Perkembangan gadget
yan cepat membuat kita tidak bisa lari hal tersebut. Bahkan, mulai saat ini
saja, gadget itu sudah seperti kacang goreng. Mudah sekali untuk mendapatannya.
Berbagai online shop bahkan menawarkan
harga yang membuat kita tidak berpikir lama untuk membelinya, Excite Shop.
Penawaran harga yang menggiurkan dan juga proses pembelian sekaligus pengiriman
yang nggak ribet, membuat kita semakin dimudahkan untuk mendapatkan gadget atau HP Android yang
diinginkan. Di dunia digital memang semua hal menjadi lebih mudah dan cepat
untuk didapatkan.
Tapi, tentu saja, perkembangan zaman ini
tidak membuat kita kebablasan. Budaya dan adat yang baik, tentu saja harus
tetap dipelihara. Efek negatif dari adanya gadget sebisa mungkin harus
diminimalisir. Bagaimanapun juga, kita itu makhluk nyata yang tidak bisa
selamanya bertahan hidup di dunia maya. Oleh karena itu, keberadaan gadget
jangan menjadikan sumber masalah, baik itu di lingkungan keluarga maupun
masyarakat.
Kita harus memiliki cara agar kita bisa
mengatur pengunaan gadget, bukan sebaliknya. Ya, jangan sampai kita menjadi ‘budak’
dari gadget itu sendiri. Memperkenalkan atau menjadikan anak-anak kita dekat
dengan gadget itu bagus, asalkan dengan porsi yang benar. Kita juga bukan
berarti harus menjauhkan mereka dari gadget, karena bagaimanpun juga mereka
hidup di dunia digital dan mereka termasuk generasi milenial. Jadi, intinya,
cerdaslah dalam menggunakan gadget. Belajarlah terus untuk tetap bersahabat
dengan zaman, namun tetap nyaman dan aman. Jangan sampai perkembangan zaman hanya menjadikan kita mengalami kemajuan di bidang teknologi, tapi di sisi lain kita mengalami kemunduran moral.
No comments:
Post a Comment