Sebenarnya sudah 3 minggu
yang lalu ingin menuliskan ini. Bagiku, ini adalah sebuah pencapaian kami
bertiga (aku, suami dan tentu saja buah hati kami). Kerja sama tim yang luar
biasa, itu yang sering kami katakan.
Beberapa bulan sebelum
anakku berusia tepat 2 tahun, aku dan suami sudah mendiskusikan kapan dan
bagaimana proses menyapih untuk Azka. Kami mulai mencari referensi yang menurut
kami paling tepat. Bagi orangtua baru seperti kami, proses menyapih tentu merupakan
hal yang harus kami pelajari dan pahami betul.
Aku dan suami tidak ingin
mengikuti kebiasaan yang menurut kami sangat tidak pas. Kami akui ada yang
memberikan saran untuk mengolesi (maaf) payudara dengan bratawali/brotowali.
Bahkan ada yang mengatakan untuk mengoleskan kopi atau garam. Tidak hanya itu,
ada juga yang menyarankan untuk dibawa ke orang pintar (baca: dukun). Waduh...
untuk yang satu ini nggak deh.
Sempat stress juga sih
karena H-1 anakku mau umur 2 tahun, ia masih kuat banget minum ASI. Bahkan di
malam harinya, ia tidak mau melepasnya sama sekali. Tapi, aku dan suami tetap
yakin bisa menyapihnya dengan penuh cinta, tanpa menakut-nakuti ataupun
jampi-jampi.
Tepat di hari miladnya,
aku terus berdoa agar proses menyapihnya berhasil. Pagi hari hingga sore ia
benar-benar lupa, karena aku ajak main sepuasnya hingga lelah. Tapi, aku masih
mengkhatirkan malam harinya. Sudah menjadi kebiasaan Azka untuk minum ASI
sebelum tidur. Tidak hanya itu, aku juga merasakan habit tersebut. Dengan
refleks aku memposisikan menyusui. Namun, aku ingat kalau proses ini harus kami
lalui. Berhasilkah?
Malam pertama,
alhamdulillah berhasil. Aku menghela napas panjang, ternyata ia bisa dengan mudah
tertidur tanpa minum ASI. Tapi, apakah proses weanning with love itu semudah
membalikkan telapak tangan?
Hmmm.... Sama sekali
tidak. Hari kedua dan ketiga adalah drama yang luar biasa. Azka kembali ingat
kebiasaannya minum ASI. Dua malam ia menangis memaksa meminta ASI. Akhirnya aku
memberikannya karena tidak tega melihatnya menangis terus. Saat itu, aku merasa
gagal untuk bisa menyapihnya. Bahkan, aku dan suami sempat berpikir untuk
mengikuti cara tradisional saja.
Semuanya butuh proses.
Yap, itulah yang kami rasakan. Meskipun di hari ketiga setelah miladnya, Azka
tetap meminta ASI. Tapi, tepat di hari keempat, Azka bisa lupa sama sekali. Ia
pun bisa tidur tanpa minum ASI terlebih dahulu. Malam itu, malahan aku yang
merasakan kehilangan. Aku menatap wajahnya dan terus mencium sambil meminta
maaf. Ada rasa bersalah karena menghentikan kebiasaan yang telah ia lalui
selama 2 tahun ini. Tidak hanya sisi psikologisku yang kena, aku juga merasakan
demam semalaman.
Mungkin ada yang
bertanya, cara apa yang aku gunakan? Sejak disapih hingga sekarang, kami
bertiga memiliki kebiasaan baru. Ya, sekarang, setiap sebelum tidur, aku dan
suami selalu membacakan surat-surat pendek di juz 30 hingga Azka bisa tertidur.
Dan, dengan cara ini, Azka bisa tertidur dan bangun di jam yang sama ketika ia masih
menyusui. Oya, kebiasaan Azka tidur paling telat pukul 19.30 malam dan bangun
pukul 4 pagi. Alhamdulillah kebiasaan itu masih tetap terjaga hingga sekarang.
Proses menyapih dengan
cinta benar-benar memberikan pelajaran yang luar biasa bagi kami orangtua baru.
Atas izin-Nya, aku dan suami bisa melakukan proses menyapih tanpa menyakiti
perasaannya. Hingga saat ini, Azka sudah benar-benar lupa dan menikmati
kebiasaan baru untuk makan dan minum apapun asalkan sehat dan halal.
Aku dan suami juga
memutuskan untuk tidak memberinya susu formula. Kami sepakat untuk
memberikannya susu murni, bukan susu formula. Kami yakin gizinya akan tercukupi
dari makanan alami yang aku buat sendiri. Kami belajar dari pengalaman saudara
ataupun orang-orang yang kami kenal. Seringkali mereka mengeluh anak-anaknya
tidak mau makan dan hanya minta susu saja.
Intinya, setiap orangtua
punya keyakinan sendiri-sendiri dalam menemani tumbuh kembang anak-anaknya. Bagiku
dan suami, apapun yang kami lakukan, harus menjadi kesepakatan bersama. Karena,
bagi kami, tak perlu meniru, jika itu tak patut ikuti. Tak usah ragu untuk
mencoba hal baru, karena sejatinya kita semua tak ada yang lebih tahu.
Keren org tua azka ☺
ReplyDeleteAlhamdulillah... Masih harus terus belajar Mbak :)
Delete