Sumber: www.ciker.com |
“Kok
anaknya kurus, pasti susah makan nih.”
“Kok
gemuk sih anaknya, awas lho obesitas.”
“Ah,
anaknya kok nempel terus sama Mamahnya sih. Manja banget.”
“Ah,
kamu tuh nggak kayak anak-anak yang lain. Masa gitu aja nggak bisa.”
“Masa
dari tadi cuman diam aja, pemalu banget sih anaknya.”
Pernah dengar
ucapan-ucapan seperti itu? Pastinya kita semua sering mendengar pernyataan tersebut
terlontar, atau mungkin kita sendiri yang sering mengucapkannya. Rasanya, kalimat-kalimat
tersebut sudah sangat familiar di telinga kita.
Fenomena mengomentari ini
sepertinya sudah menjadi karakter sebagian dari kita. Rasanya mulut ini gatal
kalau tidak mengeluarkan kata-kata ketika melihat sesuatu. Padahal tidak semua
orang suka dikomentari, apalagi dengan komentar yang negatif.
Kebiasaan mengomentari
orang lain, terutama tumbuh kembang anak-anak, seharusnya bisa segera
dihilangkan. Seringkali ucapan yang kita anggap biasa dan lumrah diucapkan itulah
yang akan melukai perasaaan dan juga merusak pikiran si anak. Mereka
mungkin belum bisa mengungkapkan rasa ketidaknyamanannya. Tapi, mereka sudah
bisa mendengar dan merasakan apapun sejak mereka berada dalam kandungan.
Perlu digarisbawahi di
sini, perkembangan setiap anak itu berbeda. Ada yang bisa jalan lebih cepat
dibanding teman-temannya, tapi ia lambat dalam berbicara. Ada juga yang lebih
cepat ngoceh, tapi fisiknya sering sakit-sakitan. Ada bayi yang bertubuh kurus,
ada juga yang diberi kelebihan berat badan. Ada anak yang bisa cepat
berinteraksi dengan lingkungan baru, tapi ada juga yang butuh waktu lama untuk
bisa kenal dengan orang-orang baru.
Intinya jangalah melihat
dari satu sisi, tapi lihatlah dari berbagai sisi. Kecerdasan setiap anak itu
berbeda-berbeda. Menurut Dr. Howard Gardner, kecerdasan itu meliputi SLIM N BIL,
yaitu:
Ø Spasial
– Visual
Orang-orang dengan kecerdasan ini
berpikir dalam citra dan gambar.
Ø Linguistik
– Vebal
Kecerdasan dalam berbicara, menulis,
membaca, menghubungkan dan menasirkan.
Ø Interpersonal
Dapat dengan mudah membaca,
berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain.
Ø Musikal
– Ritmik
Berpikir dalam irama dan melodi.
Ø Naturalis
Kecerdasan ini menyangkut pertalian
seseorang dengan alam. Dengan kata lain, ia bisa berinteraksi baik dengan alam.
Ø Badan
– Kinestetik
Memiliki kemampuan untuk mengendalikan
dan menggunakan fisik dengan mudah dan cekatan.
Ø Intrapersonal
Memiliki kesadaran reflektif mengenai
perasaan dan proses pemikiran diri sendiri.
Ø Logis
– Matematis
Mampu melibatkan pemecahan masalah secara
logis dan ilmiah dan kemampuan matematis.
Setiap orang memiliki
kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Bisa jadi, ada yang cerdas secara
linguistik-verbal, tapi lemah dalam sisi logis-matematis. Intinya, tidak ada
anak yang bodoh, yang ada hanyalah kecerdasan yang dimilikinya berbeda dari
yang lain. Jangan pernah mengatakan seorang anak bodoh dan kita sebagai orang
tua gagal ketika mereka tidak bisa berkomunikasi baik degan orang lain. Atau,
kita katakan mereka tidak sukses karena tidak bisa memahami berhitung.
Semua anak itu cerdas dan
memiliki kelebihannya masing-masing. Berhentilah menilai mereka hanya dari satu
sisi saja. Satu hal lagi, buang kebiasaan mengomentari tumbuh kembang
anak-anak, baik itu anak kita ataupun anak orang lain, dengan komentar yang
negatif. Lebih baik berikan pujian dan afirmasi positif agar mereka merasa
lebih dihargai. Tidak hanya itu, sisi psikologis orangtuanya pun akan lebih
terjaga ketika mendengar kalimat-kalimat positif. Praise the children or STOP COMMENT!
No comments:
Post a Comment