Nanny 911, tahukan acara
yang satu ini? Hmmm, aku sangat suka menonton acara itu. Banyak pelajaran yang
diambil, terutama bagaimana cara menghadapi anak-anak yang bermasalah.
Dulu, tidak pernah
terpikir olehku untuk menjadi guru, apalagi guru private. Setiap hari
mendatangi siswa, dari satu rumah ke rumah yang lain. Meskipun aku pun sudah memiliki tempat sendiri saat itu, tapi tetap saja permintaan untuk menjadi guru
private masih aku terima.
Sebenarnya bukan karena
uang yang aku dapat. Ya, jika boleh jujur memang kadang bayaran yang aku terima
itu lebih besar. Tapi, bukan itu. Profesi yang awalnya aku benci ini, kini
menjadi sesuatu yang sangat menarik. Apapun yang berhubungan dengan mengajar,
pasti aku akan menerimanya, termasuk menjadi guru private.
Ada sensasi yang luar
biasa, ketika aku harus mendatangi rumah-rumah muridku. Aku tidak hanya
mengajar, tapi sebenarnya aku belajar. Aku sering mengamati bagaimana pola
didikan di setiap keluarga. Dan memang benar, pola didikan itu mempengaruhi
sifat dan sikap anak.
Menjadi guru private sejak tahun 2003 sampai 2015. Banyak anak yang aku dampingi, mulai dari usia 2
tahun hingga mahasiswa. Bahkan, sebenarnya, aku juga mengajar yang sudah punya
anak alias bapak-bapak dan ibu-ibu hehe...
Selain itu, aku juga tak
jarang mendapatkan anak didik yang ‘luar biasa’. Sebagian murid private-ku memiliki
masalah di sekolahnya. Ada yang dicap sebagai ‘anak nakal’, ‘bodoh’, ‘broken home’, berkebutuhan khusus (ABK)
dan penilaian-penilaian negatif lainnya.
Meski aku bukan lulusan
psikologi, tapi setidaknya aku pernah belajar sedikit tentang psikologi. Dan, yang
terpenting pengalamanku dalam mengajar berbagai macam karakter anak, membuatku
tidak terlalu stres dalam menangani murid-muridku. Aku berpikir mereka bukan
muridku, mereka adalah adik, teman dan juga partner belajarku.
Sebenarnya yang membuat
mereka akhirnya memahami apa yang aku ajar bukan karena aku guru yang hebat. Tapi, karena mereka yakin bisa. Jika mereka tidak memiliki keinginan yang kuat untuk berubah, aku
yakin mereka akan tetap seperti sebelum bertemu denganku.
Sebenarnya akulah yang banyak belajar dari mereka. Aku belajar
tentang kesabaran, kerja keras dan cinta dari mereka. Cinta? Ya, mereka ajarkan
cinta kepadaku. Karena cintanya kepada diri mereka sendiri dan orang-orang tersayang, mereka selalu ingin belajar
banyak dariku.
Setiap hal mereka
pelajari. Dan yang membuatku senang, mereka selalu antusias dalam belajar. Mereka
juga menganggapku tidak hanya sebagai guru. Mereka memposisikanku sebagai
teman, kakak dan bahkan ibu mereka. Apapun yang mereka alami dan rasakan,
selalu dibagi denganku.Tak jarang aku lebih tahu apa yang mereka rasakan dan
alami daripada kedua orangtua mereka.
Karena profesiku ini,
sebagian orang memanggilku dengan sebutan ‘Nanny’, mungkin karena apa yang aku
lakukan itu hampir mirip dengan orang yang ada di acara Nanny 911. Aku kadang
suka senyum-senyum sendiri, karena dulu ketika aku menonton acara itu, aku
selalu bermimpi andai aku ini berprofesi seperti itu. Ternyata aku sudah merasakan
hal itu. Menyenangkan, banyak ilmu yang didapat, unforgettable. Ah pokoknya menjadi Intan 911 itu luar biasa.
Dan,
sekarang, aku tidak menerima lagi tawaran untuk mengajar private. Karena saat ini, aku sedang fokus menjadi guru private untuk anak paling hebat yang pernah aku temui. Ia adalah murid favoritku. Anak hebat itu, Azka
Muhammad Hafidz Al-Farizy Abidin, buah hatiku.
Hmmm, Nanny yg sdh pecahkan kebiasaan parenting tradisional.., hehe
ReplyDelete