Dunia anak-anak memang
tidak akan jauh dari bermain. Apapun bisa dijadikan sarana bagi mereka untuk
bermain. Benda yang menurut orang dewasa tidak ada gunanya, bisa menjadi barang
menyenangkan dengan imajinasi tak terbatas mereka.
Menjadi seorang ibu dari seorang
anak yang baru berumur 21 bulan, tentunya menjadikanku harus lebih kreatif
dalam mengajak anakku bermain. Apalagi anakku itu termasuk tipe anak yang tidak
bisa bertahan dengan satu mainan dalam waktu lama. Pikirannya yang
loncat-loncat, terkadang membuatku harus memutar otak untuk mengganti
permaianan apa yang seru.
Aku dan suami memang
menyediakan banyak permaianan edukatif. Mulai dari lego, puzzle, guessing word
game dan donat susun. Tidak hanya itu, kami pun sudah membiaskan si kecil untuk
mencintai buku. Kami sediakan space khusus di rak buku untuknya. Ia bisa dengan
mudah menjangkau buku koleksinya sendiri.
Meskipun ia sangat
menyukai semua permainan tersebut, tapi ada saatnya ia bosan. Kalau sudah
seperti itu, ia akan mencari benda apapaun di rumah. Aku tidak akan melarang
sejauh itu masih aman untuknya. Malah aku akan ikut bermain dengan permaian
yang ia buat sendiri. Tak jarang aku menjadikan keranjang pakaian sebagai
mobil-mobilan atau pesawat. Tidak hanya itu, kertas koran yang sudah tidak terpakai
pun, seringkali aku jadikan alat permainan yang bisa membuatnya senang.
Aku pun harus punya
segudang cerita untuk bahan mendongeng kepada anakku. Ia sangat suka kalau aku
sudah mendongeng menggunakan boneka hewan atau boneka jari. Bahkan ia sudah
hapal dengan nama yang aku berikan kepada boneka-boneka itu.
Selain bermain menggunakan alat, aku dan
anakku pun suka bermain tanpa menggunakan apapun. Ya, si kecil sangat suka
kalau diajak bermain petak umpat atau menebak nama bagian tubuh dalam Bahasa
Inggris. Ia sangat suka ketika diajak meniru suara-suara hewan.
Aktifitas bermain si
kecil memang tidak ada hentinya. Terkadang aku kewalahan dengan ritme
bermainnya. Tapi, aku selalu berusaha untuk tetap semangat menemaninya bermain.
Aku berusaha untuk tidak menyambi saat bermain dengannya. Aku tidak ingin ia
merasa tidak diperhatikan secara penuh. Karena ini adalah momen yang sangat
berharga, baik itu bagiku dan juga untuk buah hatiku.
Bagiku, bermain adalah
alat paling ampuh untuk melejitkan kecerdasannya. Aku yakin semua anak terlahir
dengan kecerdasan yang luar biasa. Selain itu, aku pun harus paham kalau ia
masih nyaman dalam dunia bermain. Karena dua asalan itulah, maka aku mencari
cara untuk menstimulasi kecerdasan yang sudah dititipkan oleh Sang Pencipta
dengan menemaninya bermain.
Tentunya di usinya yang
belum genap 2 tahun ini, aku pun harus menyeimbangkan antara memberikan
stimulasi pada otak dan juga otot. Oleh karena itu, untuk jenis permaian pun,
seringkali aku gabung. Misalnya saja, aku mengajaknya bermain petak umpat
sambil mencari barang yang aku ucapkan. Contoh lain, aku bisa mengajaknya
bermain air sambil menghitung alat mandi yang ada di kamar mandi.
Ada kebahagiaan
tersendiri ketika melihatnya tersenyum bahagia saat bermain. Di sisi lain, ada
rasa syukur yang luar biasa dengan perkembangan si kecil yang luar biasa. Aku
sempat kaget ketika tanpa sengaja aku minta ia mengambilkan beberapa barang
dalam Bahasa Inggris. Padahal selama ini tidak ada niat untuk mengajarkannya.
Aku hanya mengajaknya bermain, itu saja. Tapi, inilah bukti bahwa semua anak
itu terlahir dengan cerdas. Dan, yang terpenting ialah bagaimana kita bisa
memupuk kecerdasan itu dengan membersamainya, salah satunya dengan bermain
bersama.
Aku yakin apa yang aku rasakan tentunya juga dirasakan oleh para ibu yang lainnya. Tapi, seringkali kebahagiaan dan keceriaan anak-anak terganggu ketika demam menyapa. Waktu bermain anak-anak menjadi berkurang. Namun, saat ini, para ibu tidak perlu khawatir karena ada Tempra Syrup yang bisa menjadi solusi untuk masalah demam pada si kecil. Dan, si kecil pun akan kembali ke dunianya, bermain. Senyum riang dan keceriaan buah hati kita akan kembali menyapa indahnya hari.
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Tempra yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho. Artikel ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi. Artikel ini tidak dapat menggantikan hasil konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.
No comments:
Post a Comment