Mungkin bagi orang-orang
yang tidak pernah merantau, tidak akan pernah merasakan begitu pentingnya momen
mudik. Tapi berbeda sekali bagi para perantau yang hidup jauh dari orangtua dan
keluarga, mudik adalah saat-saat yang paling ditunggu-tunggu. Tak peduli harga
tiket yang selangit, bermacet-macetan ataupun sampai harus menunggu lama di
antrian. Karena yang terpenting bisa berkumpul dengan keluarga tercinta. Apalagi
setelah lama tidak berjumpa dan saling menyapa.
Bagi orang Indonesia,
lebaran memang identik dengan berkumpulnya seluruh anggota keluarga. Rasanya
ada sesuatu yang hilang ketika tidak bisa bersua dengan keluarga besar di hari
nan fitri. Lebaran merupakan satu momen yang sangat dirindukan. Merindu akan atmosphere penuh ketenangan, kedamaian
dan juga kebersamaan.
Bagiku, lebaran adalah
saat-saat yang paling ditunggu. Memiliki kesempatan setahun sekali untuk pulang
ke tanah kelahiran, tentunya tidak akan pernah disia-siakan. Menahan kerinduan
untuk berjumpa Mamah dan Bapak di Bandung, sebenarnya bukan hal yang mudah
bagiku. Ada kerinduan yang luar biasa untuk menatap wajah kedua orangtua dan
mencium tangan keduanya.
Seringkali kerinduan ini
hanya mampu aku balut dengan doa yang tak pernah putus. Jarak Jember dan
Bandung memang bukan jarak yang terlalu jauh. Tapi, kesempatan untuk pulanglah,
yang membuat kami harus pandai mengatur waktu. Aku juga tidak mungkin
memaksakan suami untuk mengambil cuti kerja seenaknya. Dan, di saat lebaranlah
aku bisa mengobati rasa rindu ini.
Aku bersyukur karena di
lebaran kali ini, suamiku mengajak untuk mudik ke Bandung. Aku sangat berterima
kasih karena ia berbesar hati dengan memilih merayakan lebaran di Bandung,
meskipun keluarga besarnya ada di Lumajang. Kondisi bapakku yang sedang sakit
dan sangat merindukan kehadiran cucunya, menjadi pertimbangan untuk pulang ke
Bandung pada lebaran tahun ini. Kami berharap kedatangan cucunya bisa menjadi obat
bagi Bapak.
Karena sudah yakin untuk
mudik di lebaran kali ini, kami pun sudah mempersiapkannya dari jauh-jauh hari.
Aku dan suami memutuskan untuk menggunakan kereta api. Kami pun sudah memesan
tiket sejak sebulan yang lalu. Hal itu kami lakukan untuk menghindari kehabisan
tiket.
Sebenarnya kami ingin
sekali menggunakan pesawat, tapi karena di tahun ini ada kebutuhan yang
mendesak, maka menggunakan kereta api menjadi pilihan terbaik. Ini adalah kali
pertama mengajak si kecil mudik menggunakan kereta api, karena di tahun kemarin
kami menggunakan pesawat. Kami berharap si kecil akan nyaman selama perjalanan
ke Bandung. Lama perjalanan 12 jam dari Surabaya ke Bandung, tentunya bukan waktu
yang singkat bagi anak kami yang masih berumur 21 bulan. Tapi, aku dan suami
akan berusaha agar si kecil akan tetap merasakaan mudik yang nyaman.
Berbicara tentang mudik
memang tidak akan terlepas dari tiket, entah itu tiket pesawat ataupun moda
transportasi lainnya. Kalau dulu kita harus direpotkan dengan pemesanan tiket
pesawat secara langsung, saat ini banyak sekali kemudahan dengan memesan secara
online. Tapi, tentu saja kita harus lebih cerdas dalam memilih agen penjualan
tiket online.
HIS Travel Indonesia
bisa dijadikan pilihan untuk mendapatkan tiket. HIS Travel memiliki paket wisata domestik dan juga libur lebaran. Selain itu, kita bisa memesan tiket pesawat domestik untuk lebaran dengan menggunakan fasilitas layanan HISGO domestik. Dengan fasilitas
ini, pesan tiket pesawat menjadi lebih mudah, nyaman dan cepat. Booking di HISGO menjadikan mudik lebih nyaman dan kita pun bisa lebih tenang merayakan
lebaran bersama keluarga. Karena bagi perantau, mudik itu pelepas rindu yang
selalu mengusik.
No comments:
Post a Comment