Menjadi
Seorang Ibu
Menemani tumbuh kembang buah
hati tercinta merupakan hakku sebagai seorang wanita. Tidak ada kata lelah
untuk mendampinginya menjemput impian. Aku izinkan waktuku tersita bahagia bersamanya
dalam keceriaan tanpa jeda.
Menjadi seorang ibu adalah gravitasi terindah
di alam semesta. Aku sadar betul tidak akan ada piagam penghargaan ataupun
mahkota ketika aku berhasil mendidik buah hatiku. Tapi, bukan itu yang aku
cari.
Menjadi bagian dari kisah
perjalanan hidup anakku adalah sebuah peran yang sangat menyenangkan. Kelak,
ketika ia tumbuh dewasa, ada ukiran indah yang terus terpatri dalam setiap
langkahnya. Aku ingin anakku tumbuh menjadi pribadi yang hebat.
Menjadi
Penulis
Menjadi ibu rumah tangga
bukan berarti aku berhenti berkreasi. Bukan pula aku harus terjebak dalam
rutinitas ibu rumah tangga biasa. Aku ingin berbeda. Aku ingin bisa tetap
berkarya dan menebar kebaikan.
Bagiku, menulis itu
caraku untuk menjelajah dan menyapa dunia luar. Aku bisa berpetualang dengan
tulisanku. Dengan kata yang aku torehkan, aku bisa menebar virus kebaikan.
Ada kebahagiaan
tersendiri ketika orang-orang terinspirasi dari kata-kata sederhana yang aku
tuangkan. Aku memang selalu berusaha untuk merangkai kata dari hati, karena aku
yakin sesuatu yang datang dari hati akan dengan mudah menyentuh hati lagi. Aku
tidak ingin mengajari siapapun lewat tulisanku. Karena aku sadar, aku bukanlah
orang yang ahli atau suci. Namun, niatku hanya satu, mengajak orang lain sama-sama
mensyukuri atas apa yang telah diberikan oleh Ilahi.
Menjadi ibu rumah tangga
sekaligus menjalani hobi menulis ialah pilihan hidup yang telah aku ambil. Tidak
ada kata menyesal. Malah sebaliknya, aku sangat menikmati peran dalam kisah
perjalanan hidupku.
Aku berharap, agar
peranku saat ini bisa menjadi gravitasi indah bagi semesta. Memberi kekuatan
lewat generasi baru. Meskipun mungkin tak pernah terlihat, tapi tetap terasa
pengaruhnya.
Sumber: www.hariangadget.com |
Menjadi gravitasi di alam
semesta seperti halnya Luna Smartphone. Smartphone yang satu ini benar-benar
sungguh mengagumkan. Desainnya tipis dan elegan. Tidak hanya itu, kekuatan baterainya
pun luar biasa. Dalam keadaan standby bisa bertahan hingga 500 jam, 11 jam
dalam keadaan audio playback dan 7 jam dalam kondisi video playback. Untuk
urusan recharge pun, Luna memang jagonya. Kita hanya butuh waktu 30 menit untuk
recarge sampai 30% dan 60 menit untuk recharge sampai 80%. Itu artinya, kita
bisa menghemat waktu sangat banyak.
Kualitas suaranya pun
tidak kalah dengan smartphone lainnya. Dengan teknologi akustik NXP Smart AMP
dapat mengoptimalkan kualitas suara. Luna Smartphone menggunakan 2.5 GHz
Quad-core Processor, 3 GB RAM dan 64 GB Internal Memory.
Bagi penyuka selfie dan
wefie, Luna Smartphone memfasilitasinya. Luna Smartphone memiliki kekuatan 13
MP untuk kamera utama dan 8 MP untuk kamera depan, F 2.0 Aperture dengan 800
wide angle, Dual Tone LED flash, 22 scene options dengan 25 filter effect.
Dengan kelebihan-kelebihan
yang dimiliki, Luna Smartphone pantas menjadi pilihan untuk melengkapi gaya
hidup. Sudah saatnya kita lebih cerdas dalam memilih smartphone. Dan, saat ini,
Luna Indonesia hadir sebagai jawaban bagi pemenuhan generasi milenial.
Great...!!
ReplyDeleteSetuju banget nih dg statementnya "Meskipun mungkin tak pernah terlihat, tapi tetap terasa pengaruhnya". Teruslah menginspirasi...
Korelasi yg pas.. antara pengaruh sosok ibu dan gadget. Sama sama memiliki pengaruh yg tak terlihat. Pengaruh ibu akan tercermin Dr bagaimana anaknya bersikap kelak, sedangkan pengaruh gadget akan tercermin Dr sikap pemilik gadget tersebut. Apakah hanya sebuah gengsi ataukah sebagai media inspirasi agar hidup ini lebih berarti?. Good luck untuk tulisannya jie. Inspiratif
ReplyDelete