Membaca dan menulis
adalah hobi yang sejak kecil sudah aku lakukan. Berawal dari melihat kebiasaan
Bapak yang sangat addict dengan buku.
Selain itu, suara mesin tik yang hampir setiap hari aku dengar menjadi pemantik
semangat yang luar biasa.
Sejak aku masih balita,
Bapak memang sudah memperkenalkanku dengan buku dan cerita. Setiap hari sebelum
tidur, aku selalu dibacakan cerita. Tidak hanya itu, buah tangan yang paling
sering dibawa ketika Bapak bepergian, pastilah buku cerita atau majalah. Di
rumah pun, hanya ada pajangan buku tertata rapi di rak. Jangan pernah mencari
hiasan ataupun barang pecah belah di rumahku. Pokoknya setiap sudut, yang ada
hanya buku dan buku.
Childern
see, children do. Ya, itulah yang aku alami. Tidak ada
perintah dari kedua orang tuaku untuk membaca. Tapi, keinginan tersebut muncul
dengan sendirinya. Melihat Bapak dan keempat kakakku begitu asyik dengan
bacaannya, aku sebagai anak bungsu merasa ingin sekali melakukan hal yang sama.
Dan, kebiasaan itulah yang terpatri sampai sekarang.
Ya, kebiasaan Bapak
sangat menempel erat dalam diriku. Bahkan tidak hanya membaca, menulis pun
menjadi hobi yang sangat aku gandrungi. Karena kecintaanku kepada dunia baca
dan menulis, sejak aku duduk di bangku SD, aku sudah mewakili sekolahku untuk
lomba mengarang dan juga membaca cepat.
Bagiku, membaca dan
menulis bukan hanya untuk sekadar pemenuhan kepuasaan diri. Tapi, ada niat yang
jauh lebih penting dari itu. Aku ingin bisa menebar virus positif kepada
sekelilingku. Aku ingin membaca dan menulis menjadi sesuatu yang disukai,
menjadi sebuah budaya.
Aku tak akan berpikir
terlalu jauh dahulu. Mungkin, ketika aku belum menikah dan memiliki anak, aku
bergabung dengan beberapa komunitas untuk menyebar virus positif ini. Aku juga
selalu mengingatkan dan mengajak anak didikku untuk mencintai buku. Sungguh
kebahagiaan yang luar biasa, ketika mendengar kabar ada anak didikku yang
menjuarai kompetisi menulis.
Tidak hanya itu, ketika
ada orang yang merasa terbangkitkan semangatnya atau berubah menjadi lebih baik
setelah membaca tulisanku, itu pun merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri. Sebuah
tulisan sederhana yang aku tuangkan, namun bisa menyentuh hati seseorang, tentu
saja membuatku banyak bersyukur. Ya, aku bersyukur karena apa yang aku lakukan
bisa menjadi jalan kebaikan bagi diriku dan orang-orang di sekitarku.
Dan, saat ini, ketika ada
malaikat kecil hadir dalam hidupku, maka sosok inilah yang harus menjadi
prioritas. Dulu, boleh saja aku fokus kepada orang lain. Tapi, sekarang, jangan
sampai buah hati sendiri tak pernah merasa terinspirasi dari ibunya. Aku ingin
ia bisa mencintai ilmu tanpa harus ada paksaan. Aku berusaha untuk memberi teladan bukan hanya suruhan semata.
Kembali lagi, sebuah
ungkapan yang benar-benar terbukti. Children
see, children do. Sejak usianya 6 bulan, yang dicari oleh si kecil adalah
buku. Tak jarang, ia merebut buku yang sedang aku baca. Ia paling senang kalau
sudah diberi buku, kertas atau alat tulis. Tangannya seolah-olah mengikuti
bagaiamana ketika aku menulis. Bahkan, ketika aku harus menyelesaikan tulisan
di depan laptop, jari tangannya akan langsung ikut memencet keyboard. Bahkan karena sekarang sudah bisa berjalan,
tangannya selalu berusah menekan-nekan laptop yang selalu terbuka di meja
kerja.
Kalau dipikir dengan
emosi, tentu saja akan merasa tertekan karena tak jarang karena kreativitasnya,
naskah yang sudah aku ketik, hilang begitu saja. Tapi, ada sisi kebersyukuran
karena kecerdasan si kecil yang luar biasa. Aku pun berusaha untuk
mengarahkannya sejak dini.
Saat ini, aku hanya bisa
terus berdoa, semoga kecintaan akan membaca dan ketertarikan akan dunia menulis
akan terus berlanjut hingga ia dewasa. Aku tak perlu harus berteriak dan menasehati
agar ia senang membaca. Aku ingin ia bisa tumbuh menjadi pribadi pecinta ilmu
dengan membaca. Aku juga ingin ia pandai mengungkap apa yang ia rasa lewat kata
yang tertuang dalam tulisan. Aku ingin ia bisa menginspirasi lewat untaian kata
yang tersusun dalam keelokan bahasa dan kesantunan intelektual.
Dan, saat ini, aku sedang
mempersiapkan sebuah generasi yang akan menginspirasi semesta. Oleh karena itu,
aku, sebagai guru pertama bagi si kecil, akan terus memantik diri untuk tetap
menjadi pribadi pecinta ilmu dengan membaca dan menulis. Semoga dengan hobiku
ini, aku bisa senantiasa menjadi inspirasi bagi buah hati. Karena, bagiku,
keberhasilan tertinggi seorang ibu, ialah ketika ia bisa mengantarkan buah
hatinya menjadi inspirasi bagi sekelilingnya.
No comments:
Post a Comment