Awalnya hanya niat
keliling kota Jember, tapi memang kita berdua kadang suka punya ide tiba-tiba.
Ya, hari Minggu ini, kami mencoba menelusuri jalan perbatasan Jember –
Banyuwangi. Bersepeda motor bertiga dengan si kecil melintasi perkebunan
tembakau dan hutan pinus. Suamiku menawarkan untuk menyapa kota Banyuwangi,
tapi karena hari sudah terlanjur siang, kami memutuskan untuk putar arah di daerah Garahan, Kecamatan Silo.
Eh, lirik kanan – kiri, ternyata
di sepanjang jalan Gunung Gumitir itu, banyak sekali warung pecel pincuk. Hmm...katanya
sih Pecel Pincuk khas Garahan itu terkenal banget. Kayanya kalau sampai nggak
mencoba, rugi banget deh. Kami berdua pun memutuskan untuk singgah sebentar
melepas lelah di salah satu warung pecel pincuk.
Meski kami bingung, mau
memilih warung yang mana. Akhirnya, suamiku menepikan motornya di “Warung Nasi
Pecel Pincuk Bu Erik 23”. Kenapa namanya pecel pincuk? Kenapa juga harus ada
angka 23-nya?
Ok, ok, aku jelasin
satu-satu. Namanya nasi Pecel Pincuk, karena nasi dan pecelnya disajikan dalam
pincuk (daun pisang yang dilipat seperti kerucut). Oya, isi dari pecelnya sih
sama saja dengan pecel kebanyakan, ada tauge, genjer, dan pepaya muda, lalu
disiram dengan bumbu kacang. Kalau soal rasa pedas, itu sih sesuai dengan
selera. Kita pun bisa menambahkan lauk pauk yang lainnya sesuai dengan selera,
seperti telur, daging ayam, rampelo ati, dan dendeng daging sapi. Tapi kalau
tempe dan tahu sih sudah include di menu pecelnya.
Awalnya agak sedikit
pesimis dengan rasanya. Makanya kami hanya memesan satu porsi saja. Eh,
ternyata rasanya enak banget. Tadinya kami mau memesan lagi. Tapi, karena satu
porsinya lumayan banyak, jadi cukuplah mengganjal dua perut yang keroncongan.
Terus harganya?
Tenang...tenang... jangan khawatir dengan harga. Aku aja kaget ketika tahu
harga satu porsi pecel pincuk hanya Rp. 5000,00,- Gila nggak tuh? Perut kenyang,
hati tenang hehe...
Oya, kenapa juga nama
warungnya harus ada angka 23? Ya, warung-warung di sana memang sengaja
diberikan nomor sesuai dengan urutan posisi warungnya. Oya, warung nasi pecel
pincuk Bu Erik ini bukan mulai dari pukul 04.30 – 22.00. Satu lagi yang kamu
mesti tahu, Bu Erik ini sudah berjualan nasi pecel pincuk selama 10 tahun.
Pokoknya, kalau kamu-kamu
melewati jalan perbatasan Jember – Banyuwangi, jangan lupa singgah di warung
pecel pincuk. Kita memang bisa memilih dimana saja untuk menikmati sepiring
nasi pecel atau sekedar ngopi dan makan cemilan. Rasakan sensasi pecel pincuk
yang dinikmati di pinggiran jalan dengan suasana hutan pinus dan udara yang
dingin. Yakin deh, kamu- kamu bakalan kepincut nasi pencel pincuk khas Garahan
ini.
Duh jadi kepincut juga nih. Hehe
ReplyDeleteAyo Mbak, cobain deh! Pasti pengen lagi, lagi dan lagi :)
DeleteLama nggak makan pecel :D Jadi pingin hunting. Murah juga ya cuma goceng
ReplyDeleteaduh kangen pecel madium
DeleteYa murah meriah, Mbak Nita :)
DeleteMbak Tira, asli madiun ya?
Wonderful Indonesia masakannya banyak banget....
ReplyDeleteYa, Mbak. Makanya wisata kuliner menjadi sangat menyenangkan :)
Delete