Jika
cinta itu hanya kata, ia akan sirna dalam lupa
Jika
cinta itu hanya materi, akan ada masa tak berarti
Jika
cinta itu hanya rasa, ada saat ia sirna
Memabahasakan cinta itu
bukan urusan yang mudah. Butuh skill dan juga keinginan. Kenapa mesti keduanya?
Ya ketika keahlian komunikasi ada pada diri kita, tidak berarti serta merta
kita akan pandai menyampaikan apa yang terasa. Begitu pun ketika keinginan yang
kuat muncul, namun keinginan tanpa ilmu yang cukup pun tentu tidak akan
berjalan dengan mulus.
Itulah yang aku rasakan selama
satu tahun ini. Bagiku, yang seorang introvert, tentu bukan seperti
menjentikkan jari untuk mengungkapkan segalanya. Terkadang ada rasa khawatir,
takut, malu dan rasa tidak enak untuk mengungkapkan sesuatu.
Meskipun aku tahu,
seharusnya tidak ada yang ditutup-tutupi kepada pasangan sendiri. Keterbukaan
dan juga kejujuran jauh lebih baik daripada kepura-puraan. Ya, sejatinya itulah
yang harus dimiliki oleh setiap pasangan.
Namun, kembali lagi, orang
yang terbiasa tertutup dan menyimpan rapat semuanya, akan merasa sangat
kesulitan untuk terbuka. Tapi, semuanya butuh proses dan belajar. Aku pribadi pun
sedang terus belajar ke arah itu.
Aku sadar, aku harus
belajar untuk terbuka kepada pasangan. Beruntung aku memiliki pasangan yang
memahami karakterku. Meski katanya, tidak mudah untuk memahami seorang
introvert melankolis plegmatis plus golongan darah A J.
Di akhir tulisan ini, aku
hanya ingin mengucap terima kasih kepada suamiku. Setahun perjalanan kita, ada
banyak kisah yang kita alami. Terima kasih telah menjadi pendamping yang sabar
dan mencoba terus memahami karakterku. Aku memang tidak pandai membahasakan
cinta. Tapi, yakinlah, aku mencintaimu karena Allah. Aku selalu berdoa kita
akan terus bersama-sama melangah menuju jannah-Nya. Aamiin
No comments:
Post a Comment