Assalamu’alaikumu wr.wb.
Sebelumnya saya ucapkan selamat
atas terpilihnya Bapak menjadi Presiden Indonesia yang ke-7. Pemilihan kali ini
memang agak sedikit berbeda. Saya, sebagai masyarakat biasa yang buta politik
kadang tidak mengerti apa yang terjadi. Pemberitaan seakan membuat telinga ini
jenuh mendengar ejekan, umpatan, obral janji, fitnahan dan hal-hal negatif
lainnya menjadi menu utama harian selama kampanye sampai dengan sekarang. Karena
alasan itu, tidak jarang saya jadi mati rasa dengan semua pemberitaan yang
berbau politik negeri ini. Semuanya semu, semuanya menjadi tidak menarik untuk
diperbincangkan.
Tapi, bagaimanapun, saya hidup
bermasyarakat. Saya tidak mungkin terus-terusan menutup telinga. Dan tentu
saja, saya pun tidak mungkin tidak berbuat sesuatu untuk negeri ini. Meskipun
politik itu kadang melelahkan untuk disimak, tapi sebagai manusia bernegara,
kita tidak mungkin lari dari politik.
Bapak Presiden yang terpilih,
Pemilu kali ini memang terasa
sangat komplek dengan setumpuk permasalahan. Sepertinya, belum usai masalah di
Pileg, sekarang ditambah masalah Pilpres yang tak pernah ada ujungnya. Dari
mulai money politic sampai black campaign, semuanya menjadi bumbu
perpolitikan bangsa ini. Rasanya untuk merasakan Pemilu bersih itu bagaikan meraih
bintang di langit.
Mungkin bangsa kita masih belum
cerdas berpolitik (maaf, menurut pendapat saya lho). Politik masih identik
dengan sesuatu yang bisa menjadi penyulut kebencian dan amarah. Pemilu seakan
menjadi saat yang paling menegangkan dan jauh dari kata kesenangan. Padahal
bukankah Pemilu itu sebuah pesta demokrasi bangsa ini? Seharusnya yang namanya
pesta haruslah membuat semua orang merasa bahagia.
Sebenarnya ajang empat tahunan ini bisa
dijadikan sarana untuk lebih mencintai negeri ini. Bukan malah sebaliknya. Dari
mulai Pileg sampai Pilpres, sebagian anak muda malah belajar untuk menjadi
generasi pembenci, generasi penuh dengan fitnah, dan generasi pecundang.
Bapak Presiden yang terpilih,
Impian saya, ketika negeri ini dipimpin
oleh Bapak, sedikit demi sedikit, generasi kami kembali menjadi generasi yang cerdas
dan sadar politik. Sebenarnya kami tidak ingin menjadi generasi yang apatis. Besar
harapan kami, Pemilu berikutnya akan menjadi Pemilu yang bersih.
Mungkin ada yang bilang sulit untuk
menjadikan Pemilu di negeri ini bersih. Memang benar, terlalu banyak yang harus
diperbaiki. Tapi, lupakah kita, kalau tidak ada yang tidak mungkin di dunia
ini?
Aturan yang ada dibuat haruslah
sangat jelas dan mudah dipahami dan diaplikasikan. Baik pemilihan anggota
legislatif maupun Presiden, tetaplah rakyat yang memilih. Biarkan rakyat yang menentukan
siapa wakil rakyat yang mampu dan pantas. Meskipun ada ketakutan rakyat memilih
tanpa mengenal jauh siapa yang dipilihnya. Untuk itulah, proses kampanye inilah
yang seharusnya dijadikan sarana untuk pembelajaran politik kepada rakyat. Kami
akan belajar banyak tentang arti sebuah konsekuensi dari apa yang kami lakukan.
Dan itu merupakan proses bagi kita semua untuk cerdas politik juga. Tapi,
ketika pemilihan hanya ditentukan oleh segolongan orang, maka apa kita yakin
segolongan itu akan mewakili suara setiap hati rakyat Indonesia?
Bapak Presiden terpilih,
Tidak hanya itu sebenarnya untuk
menjadikan Pemilu bersih. Karena sebenarnya para elit politik pun harus mampu
mencerminkan sosok yang memang pantas dipilih. Dan disinilah peran pembuat
kebijakan. Ketika kebijakan yang ada dibuat sesuai dengan tujuan dan cita-cita
bangsa, maka sudah bisa dipastikan, pemimpin yang terpilih pun akan pantas dan
mampu memimpin bangsa ini.
Bapak Presiden terpilih,
Semoga di masa kepemimpinan Bapak,
akan banyak perubahan positif yang terjadi. Negeri ini rindu kedamaian. Negeri
ini rindu pemimpin yang mampu membuat kami para rakyatnya bangga dengan
pemimpin kami sendiri. Negeri ini rindu dengan persatuan sejati bukan sekedar
tulisan atau ucapan dan janji manis.
Bapak Presiden terpilih,
Terima kasih sudah mau membaca
coretan saya ini. Mohon maaf jika tidak berkenan. Saya menulis ini karena saya
peduli dengan tanah tempat saya dilahirkan dan dibesarkan. Saya menyusun kata
karena rasa cinta saya kepada Indonesia. Semoga Bapak bisa senantiasa bekerja dengan
ikhlas dan cerdas untuk kemajuan negeri ini. Kami semua akan mendukung Bapak, jika
memang apa yang Bapak lakukan sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan oleh
pemimpin yang amanah.
|
Wassalamu’alaikum,
Intan Daswan
|
No comments:
Post a Comment