Sahabatku, apa
kabarmu hari ini?
Gimana juga kabar
keluarga Teteh? Your husband and your son?
Aku berharap, Teteh dan keluarga selalu ada dalam lindungan Allah SWT.
Teh, sudah
hampir 5 tahun kita nggak berjumpa. Rasanya kangen sekali. Meskipun kita masih
berhubungan via social media, itupun jarang. Aku ngerti, itu karena statusmu
sekarang yang sudah menjadi seorang istri dan seorang ibu dari anakmu.
Teh, aku selalu
ingat masa-masa kuliah kita dulu. Kita bertemu karena ketidak sengajaan. Sejak
saat itu aku merasa menemukan sahabat yang mengerti tentang diriku. Sahabat
yang bisa mengatakan dengan jujur tentangku. Sahabat yang mengajarkan aku
tentang kedewasaan.
We
have many unforgettable experiencesJ
Masih terekam
dengan jelas dalam benakku teh, ketika kita berdua ke Jakarta hanya untuk
mengenal apa itu Quatum Teaching and
Quantum Learning? Kita pergi ke ibu kota dengan bekal 100 ribu rupiah, dan
yang lebih parah kita belum pernah ke Jakarta naik kendaraan umum. Oya, kita
juga salah masuk toko buku disana, yang sebenarnya toko buku itu khusus menjual
buku-buku non muslim, dan kita berdua
wanita berjilbab masuk ke toko itu? J
Aku juga selalu
ingat, ketika kita berdua hujan-hujanan hanya karena ingin bertemu dengan
seorang bule? Kita berdua tuh paling semangat 45 ketika mendengar ada bule. Oya, teteh masih ingat nggak?
Ketika kita dan juga ketiga teman kuliah yang lainnya yang “hunting” bule di daerah
Dago? Kita naik-turun angkot, keluar-masuk Factory
Outlet, dan kejar-kejaran dengan bule dengan satu niat, ingin berlatih
ngomong bahasa Inggris.
Oya, kita berdua
mempunyai hobi yang sama, membaca buku. Sampai sekarang, buku punya Teteh masih
ada di rak bukuku, “Quantum Teaching”.
Aku selalu membaca buku itu berulang-ulang. Bukan hanya karena aku hobi baca
dan juga sebagai bahan referensi artikelku, tapi karena aku selalu ingat
bagaimana kebiasaan kita dulu.
Tempat favorit
kita ialah perpustakaan, pameran buku atau toko buku. Sampai-sampai tanggal 31
Desember atau tepatnya beberapa jam sebelum tahun baru, kita masih sempat datang
ke Perpustakaan Daerah. Kita baru menyadari kalau besok tahun baru, ketika
petugas disana menyebutkan, perpustakaan libur tahun baruan. Dan kita berdua
senyum-senyum sendiri, orang lain mikiran kembang api dan petasan untuk tahun
baruan, kita masih aja mikiran buku. Sampai-sampai satpam disana, senyum-senyum
sendiri ngeliatin kita. Dasar orang anehJ
There’s
no rose without thorn.
Tidak ada mawar
tanpa duri. Begitu juga persahabatan. Tidak selamanya berjalan semanis gula
atau selancar jalan tol. Aku pun tak jarang merasa sakit hati, ketika Teteh
tidak terbuka padaku. Ketika aku tahu, Teteh pernah nggak makan karena kehabisan
uang kiriman dari orangtua Teteh di kampung. Teteh baru cerita seminggu setelah
kejadian itu. Aku merasa Teteh tidak menganggap keberadaanku. Tapi, mungkin
itulah karakter Teteh, Teteh nggak ingin orang lain tahu tentang
kesedihan.
Teh, Aku juga
sempat kesal ketika Teteh bercanda dengan lebih dekat dengan dua orang teman
sekelas kita. Teteh mungkin tahu siapa mereka. Aku sadar aku memang manja,
sehingga Teteh sering memperlakukanku layaknya adik Teteh. Tapi, nggak apalah,
memang usiaku lebih muda dibanding Teteh plus karena aku kan anak bungsu kali
ya? Atau mungkin karena aku ini lucu kayak Barbie
and wajahku baby face gitu heheh…(peace.com)
Oya, aku juga
sempat kesal dengan kejadian di perpustakaan kampus itu. Masih ingat? (Sorry,
nggak akan dibahas, takut ada yang tersinggung J ). Saat itu, rusak
deh semua rencana aku buat konsentrasi mencari sumber buat skripsiku.
Teh, aku mungkin
bukan sahabat yang baik. Itu yang ada dalam pikiranku ketika aku tidak bisa menghadiri
pesta pernikahan Teteh. Asal Teteh tahu, ketika Teteh mengirim sms tentang
perasaan deg-degan teteh menghadapi acara akad nikah, aku menangis saat membaca
sms dari Teteh. Aku merasa bukan seorang sahabat yang baik bagi Teteh. Rasanya
ingin sekali berada di samping Teteh menguatkan dan memberikan ucapan selamat
serta senyuman kebahagian. Namun, Teteh tahu sendiri, Mamah tidak akan mengizinkanku
pergi jauh sendirian. Mamah tidak mengizinkanku untuk pergi ke Cilacap. Aku
tidak berani melanggar perintah Mamah.
Sejak Teteh
menikah dan menetap tinggal di kampung halaman teteh, aku merasa kehilangan
seseorang yang biasanya ada disampingku. Nggak ada lagi hunting bule, jadwal pelatihan atau seminar bareng, hang out ke toko buku atau pameran buku.
Dora 1 masih suka berpetualang ko, meski tak seindah dulu ketika bersama-sama Teteh.
Dora 1 kesepian sekarang, soalnya Dora 2 dah pulang kampung…. J
Teh, rasa rindu
dan kangen akan masa-masa kita bersama dulu tak kan mampu tertuang dalam
untaian kata dalam halaman penuh makna ini. Bahkan satu buku setebal ensiklopedia
pun tak kan sanggup untuk menyampaikan dan menceritakan semuanya.
Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan
duka, dihibur
dan disakiti, diperhatikan -
dikecewakan, didengar - diabaikan, dibantu - ditolak, namun
semua itu tidak
pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.
Teh, aku ingin
kita bisa selalu menyapa meski jarak memisahkan kita. Aku mengharapkan mimpi kita,
yang dulu pernah kita bicarakan sepulang acara seminar Quantum Teaching, bisa tercapai. Aku selalu berdoa, kita berdua
bisa mendapatkan apa yang kita impikan bersama-sama. Aamiin
No comments:
Post a Comment