Memiliki seorang
ayah yang berprofesi seorang guru itu ada enak dan nggak enaknya. Enaknya, aku
bisa belajar di rumah dengan bimbingannya. Nggak enaknya (tapi sekarang aku
berpikir itu semua positive), aku dididik dengan sangat disiplin. Bapakku
memang ingin sebelum mengajari orang lain, anak-anaknya dulu yang diajarkan.
Karena alasan
itulah, semua anak-anaknya dituntut untuk memiliki keahlian, salah satunya
adalah beladiri. Bapak sengaja meminta pelatih Pencak Silat untuk melatih kami
berlima. Keempat kakakku begitu bersemangat jika saatnya latihan.
Tapi, aku
berbeda. Aku selalu mencari-cari alasan jika disuruh latihan. Bahkan aku harus
dibujuk dan diiming-imingi dengan sesuatu sebelum berlatih. Tidak hanya itu,
akulah satu-satunya yang paling takut ketika disuruh sparring. Kalaupun aku ikut berlatih, aku hanya ikut berlatih
seninya saja.
Awalnya Bapak
dan keempat kakakku selalu memaksa. Tapi, akhirnya mereka mengerti juga. Hatiku
memang terlalu lembut, nggak suka kekerasan. Maklum aku kan melankolis sejati J.
No comments:
Post a Comment