Tidak
terasa aku sudah hidup di dunia ini lebih dari seperempat abad. Ada banyak
kisah dalam kehidupanku. Lembaran kertas dan goresan pena tidak akan mampu
untuk menceritakan setiap episode kehidupan ini.
Namun,
aku hanya ingin sedikit mengingat masa kecilku. Masa kecil yang penuh warna dan
cerita. Ingin kubagi walau hanya sepenggal kisah. Hanya sebagai pengingat dan
penggugah rasa.
Terlahir
sebagai anak bungsu, tentulah bukan pesanan atau permintaanku. Tapi, aku sangat
bersyukur menjadi anak paling bontot. Hidup diantara keempat kakak yang sangat
menyayangiku sungguh sebuah anugerah.
Menjadi
anak terakhir, tentulah tidak aneh jika aku tumbuh menjadi anak yang manja. Apalagi
sejak kecil aku sudah diberi ‘hadiah’ dengan penyakit yang begitu betah menyapa
tubuhku. Mendapat ‘privilege’ sudah menjadi keharusan bagiku. Ya, tidak hanya
di rumah, di sekolah pun aku selalu mendapatkan hak istimewa.
Kadang
kemanjaanku sering membuat keempat kakakku kesal. Tapi, kadang dulu, aku tidak
peduli dengan semua itu. Dan mungkin, mereka juga sudah memahami karakter ‘si
bungsu’ ini.
Masih
terekam jelas, ketika sesuatu terjadi denganku, pastilah kakak-kakakku yang
akan disalahkan. Padahal, itu semua karena kesalahanku sendiri. Tapi syukurlah,
mereka tidak pernah menyimpan perasaan dendam kepadaku.
Bagiku,
Mamah, Bapak, dan keempat kakakku adalah harta yang sangat berharga. Mereka
adalah guru bagiku. Aku bisa seperti sekarang, syariatnya karena bimbingan
mereka. Merekalah yang mengajariku untuk mengenal agama dengan baik.
Tidak
hanya itu, mereka juga adalah guru Bahasa Inggris terbaikku. Karena merekalah,
aku bisa mencintai Bahasa Inggris, dan menjadikannya alat bagiku untuk
menjemput keridhoan Allah.
Dulu,
mungkin juga sampai sekarang, aku adalah seorang anak bungsu yang manja. Tapi,
aku selalu berusaha untuk menjadi A VALUABLE DIAMOND bagi kalian semua. Terima
kasih untuk cinta yang tak pernah putus dan doa tulus bagiku. I love you J
No comments:
Post a Comment