Dare to be you. Mudah mengucapkan tapi tak semudah melakukannya. Terkadang
muncul keinginan untuk meniru orang lain seratus persen. Seringkali rasa tidak percaya akan kelebihan yang ada pada diri sendiri yang membuat kita lebih memilih meniru orang lain.
“Trust yourself. You know more than you do.”
(Benjamin Spock)
Memang tak ada yang salah dengan meniru orang yang lebih baik dan juga lebih
sukses daripada kita. Tapi, alangkah jauh lebih baik ketika kita tidak hanya
meniru, tapi mampu memodifikasi dengan tambahan sentuhan value kita sendiri. Menciptakan sesuatu yang berbeda dari kebanyakan, akan lebih cepat menarik perhatian orang. Dan, percayalah setiap individu itu pasti memiliki kelebihan, asal kita mau melakukan sesuatu yang berbeda dari orang lain.
Seperti halnya, ASUS VivoBook S14 S433, yang berani tampil beda dan
menjadi diri sendiri. Saya pun pernah dan sedang terus belajar untuk menjadi
diri sendiri. Meski saya akui, itu tidak mudah. Butuh keyakinan dan perjuangan
yang luar biasa untuk tetap menjadi diri sendiri.
Tahun 2003 ialah langkah awal dari perubahan yang terjadi pada diri
saya. Saat itu, saya masih duduk di bangku SMA. Saya memulai langkah menjadi
pendidik di tahun tersebut. Ya, saya mulai mengajar les Bahasa Inggris sejak
saya masih memakai seragam putih abu.
“Possible thing is usual, usual thing is forced or love.”
Ketika itu, lebih tepatnya saya dipaksa untuk belajar mengajar. Meskipun
jujur, masih ada sedikit keraguan akan kemampuan yang saya miliki. Tapi, terkadang kita harus dipaksa untuk bisa keluar dari zona nyaman dan menjadi 'something'.
Sebenarnya, saat itu, saya tidak memiliki keinginan untuk menjadi
guru. Alasannya karena saya merasa seorang introvert yang sakit-sakitan ini
tidak akan bisa berbicara di depan banyak orang serta menyampaikan sesuatu di
depan orang lain. Tapi, sekali lagi, awalnya saya dipaksa dengan alasan yang
baru saya pahami setelah saya menjadi seorang ibu.
Ya, almarhum Bapak pernah mengatakan kalau saya boleh jadi apapun, tapi
setidaknya saya pernah merasakan untuk mengajar. Kelak ilmu mendidik ini akan
sangat bermanfaat untuk membersamai anak-anak. Dan, saya bersyukur karen telah
dipaksa untuk belajar mengajar, hingga saya mencintai dunia pendidikan.
“A diamond can’t change into bronze or silver. A diamond can change into
a valuable jewellery.”
Itulah moto hidup saya. Dan, saya selalu mengatakan kata-kata itu pada
diri saya sebagai pengingat untuk tetap menjadi yang terbaik dalam hal apapun. Meskipun
itu tidak mudah.
Di profesi yang saya tekuni pun, saya selalu menanamkan kata-kata
tersebut.Saya harus menjadi yang terbaik. Karena itulah, saya juga harus terus
meng-upgrade diri untuk menjadi yang terbaik.
Tanpa saya sadari, setelah lulus SMA, ternyata saya mulai menikmati menjadi
pendidik. Tidak hanya mengajar les Bahasa Inggris, saya pun menerima tawaran
mengajar private baca tulis, mata pelajaran, private baca Al Quran dan juga
diberi amanah menjadi Kepala TPQ/MDA di sebuah perumahan di kota Bandung, serta
menjadi guru honorer di SD. Dan, semua itu saya lakukan sambil menimba ilmu di
bangku kuliah.
Setelah lulus kuliah, saya diminta menjadi guru honorer di sebuah SMA Negeri di Kota
Bandung. Selain itu, saya pun memberanikan diri membuka tempat les sendiri. Dari
mulai memiliki murid dua orang sampai puluhan orang. Tidak hanya itu,
permintaan private pun semakin banyak, sampai-sampai saya harus mulai mengajar
dari pukul 5 shubuh hingga pukul 9 malam, dari Senin sampai Minggu. Murid yang
saya ajar, mulai usia 2 tahun hingga 50 tahun lebih. Untuk di tempat les, akhirnya
saya memutuskan untuk dibantu 3 orang pengajar dan 1 asisten untuk mengurusi
administrasi.
Selain mengajar Bahasa Inggris, saya pun menerima tawaran untuk mengajar
BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) kepada orang-orang Belanda yang
datang ke Bandung. Mereka kebanyakan mahasiswa kedokteran yang akan praktek di
beberapa Rumah Sakit di kota Bandung dan sekitarnya. Saya ditantang untuk bisa
mengajarkan mereka lancar berbicara Bahasa Indonesia hanya dalam waktu 20 jam.
Sebenarnya tidak pernah terbayangkan saya bisa melakukan itu semua. Saya
sadar saya bukan guru yang hebat. Bahkan saya masih terus belajar. Lalu, apa
yang membuat saya bisa mendapat murid sebanyak itu? Bahkan banyak yang saya
tolak karena jadwal sudah penuh.
Berani Beda. Ya, itu kuncinya. Awalnya, saya hanya mengamati dan meniru gaya mengajar Almarhum Bapak dan keempat kakak saya, lalu saya mencoba untuk memodifikasi gaya mengajar sesuai dengan karakter dan juga pengalaman saya belajar Bahasa Inggris sejak SD hingga kuliah. Apa yang saya tidak temukan dari guru-guru saya dan biasanya dicari oleh murid-murid.
Saya pun mulai menerapkan cara mengajar ala Intan Daswan. Gaya mengajar pun saya sesuaikan dengan karakter saya dan kebutuhan 'pasar'. Apapun yang saya ajarkan, mau itu Bahasa Inggris, membaca, mengaji atau BIPA (Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing), tetap saya tunjukkan gaya mengajar saya. Saya seorang visual kinestetik, jadi cara mengajar saya pun lebih condong ke arah sana, meskipun saya terus belajar memfasilitasi murid-murid dengan gaya belajar audio.
Saya pun mulai menerapkan cara mengajar ala Intan Daswan. Gaya mengajar pun saya sesuaikan dengan karakter saya dan kebutuhan 'pasar'. Apapun yang saya ajarkan, mau itu Bahasa Inggris, membaca, mengaji atau BIPA (Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing), tetap saya tunjukkan gaya mengajar saya. Saya seorang visual kinestetik, jadi cara mengajar saya pun lebih condong ke arah sana, meskipun saya terus belajar memfasilitasi murid-murid dengan gaya belajar audio.
Saya ingin murid-murid yang saja ajar merasa puas. Metode pengajaran
saya buat semenarik mungkin, dengan melihat gaya belajarnya, apakah visual,
audio, atau kinestetik. Bahkan saya tidak merasa terbebani ketika harus
menenteng notebook, sound system kecil, earphone dan berbagai macam alat
peraga ke tempat private. Tujuannya satu, agar murid-murid saya bisa merasa puas dan targetnya tercapai.
Saya bersyukur karena saat itu, saya memaksakan diri untuk membeli notebook ASUS EeePC Series dari hasil mengajar. Setelah tanya sana-sini, ternyata dengan budget yang saya punya, banyak penjual di pusat penjualan elektronik terkenal di kota Bandung, merekomendasikan notebook ASUS. Ternyata memang cocok banget dibawa kemana-mana dan nggak rewel juga, sampai saat ini masih hidup loh, ya saksi hidup perjuangan saya hehehe...
Saya bersyukur karena saat itu, saya memaksakan diri untuk membeli notebook ASUS EeePC Series dari hasil mengajar. Setelah tanya sana-sini, ternyata dengan budget yang saya punya, banyak penjual di pusat penjualan elektronik terkenal di kota Bandung, merekomendasikan notebook ASUS. Ternyata memang cocok banget dibawa kemana-mana dan nggak rewel juga, sampai saat ini masih hidup loh, ya saksi hidup perjuangan saya hehehe...
Selain menjaga kualitas cara mengajar, tempat les pun saya buat senyaman mungkin. Bahkan tidak jarang mereka
datang meskipun tidak ada jadwalnya. Atau, mereka datang lebih awal hanya untuk
numpang makan atau mengerjakan tugas dari sekolah. Di kelas anak-anak, saya
simpan banyak permainan, gambar-gambar dan musik anak-anak. Di kelas remaja, saya putarkan lagu-lagu
dan film yang sedang trend sebagai salah satu sarana pembelajaran.
#DareToBeYou. Saya
akui, saat itu, di daerah saya banyak tempat les yang sudah punya nama. Tidak
hanya itu, bahkan di sekolah tempat saya mengajar pun, banyak guru yang lebih
senior keilmuannya daripada saya. Namun, saya selalu berpikir apa yang bisa
saya lakukan dan orang belum lakukan itu. Dan, itulah yang bisa menjadi ‘nilai
jual’ saya. Sejak awal mengajar, saya tidak pernah memposisikan sebagai guru yang lebih pintar. Saya selalu memposisikan sebagai teman diskusi. Apalagi saya tidak hanya mengajar yang usianya lebih muda, ada banyak yang sudah senior, bahkan dengan background pendidikan yang luar biasa.
Di sela kesibukan saya mengajar, saya pun mulai melatih kembali kemampuan menulis.
Saya mengikuti lomba menulis dan juga mencoba mengirim tulisan ke penerbit atau
media. Bagi saya, menulis bisa menjadi refreshing di tengah kesibukan mengajar.
Tapi, tetap saya punya target menang dan tembus penerbit.
“Usaha dan doa tidak akan mengkhianati hasil.”
Kelelahan saya menulis hingga malam menjelang, terbayar dengan memenangkan beberapa lomba menulis dan menerbitkan beberapa buku antologi serta buku solo. Dan, dari hobi menulis ini, saya kembali memiliki laptop ASUS karena menjadi juara 1 lomba menulis yang diadakan salah satu penerbit mayor (memang sudah jadi soulmate nih sama ASUS hehehe…).
Menjadi diri
sendiri memang tidak mudah. Berani tampil beda memang butuh keberanian. Berani
untuk diperhatikan, berani untuk dikomentari dan bahkan berani untuk menjadi
seseorang yang ‘aneh’ bagi kebanyakan orang. Dan, saya pernah merasakan itu,
bahkan mungkin sampai sekarang.
Ya, setelah memiliki anak, saya memang memilih jeda dari profesi mengajar. Saya memilih fokus untuk membersamai kedua buah hati. Meskipun keputusan ini tidaklah mudah. Kembali lagi, komentar berbalut rasa peduli dan simpati sering sekali saya dengar. Dari mulai, menyayangkan ilmu yang dimiliki, kesempatan emas, dan menghilangkan sumber rezeki. Ah, rasanya ingin menjadi diri sendiri dengan segala pilihan dan keputusan memang tidak mudah.
Tidak hanya itu, menjadi emak-emak milenial dan memiliki 2 generasi Alpha itu susah-susah gampang. Saat ini, saya sedang fokus menjadi pendidik bagi kedua anak saya yang masih balita. Saya sedang belajar menjadi orang tua dan mendidik generasi Alpha yang kecerdasannya dan semangat belajarnya melebihi emaknya. Karena alasan itulah, cara saya dalam membersemai generasi digital ini pun, harus dengan cara yang berbeda, dan terkadang terkesan aneh di mata sebagian orang. Mendengar komentar warga +62, rasanya kalau nggak kuat iman dan imun diri, bisa stress dan langsing tanpa diet hehehe…
Tidak hanya itu, menjadi emak-emak milenial dan memiliki 2 generasi Alpha itu susah-susah gampang. Saat ini, saya sedang fokus menjadi pendidik bagi kedua anak saya yang masih balita. Saya sedang belajar menjadi orang tua dan mendidik generasi Alpha yang kecerdasannya dan semangat belajarnya melebihi emaknya. Karena alasan itulah, cara saya dalam membersemai generasi digital ini pun, harus dengan cara yang berbeda, dan terkadang terkesan aneh di mata sebagian orang. Mendengar komentar warga +62, rasanya kalau nggak kuat iman dan imun diri, bisa stress dan langsing tanpa diet hehehe…
Tapi, saya
bersyukur kebiasaan sebelum menikah ternyata membuat saya terbiasa berani
tampil beda. Meskipun kadang dibilang aneh, namun saya selalu mengatakan “this
is me, and I am happy to be myself”.
Seperti halnya
juga ASUS. Dari sejak kemunculannya, ASUS berani tampil beda. ASUS merupakan
perusahaan multinasional sekaligus produsen motherboard, PC, monitor, kartu
grafis dan router terbaik di dunia. ASUS memiliki visi sebagai perusahaan teknologi
terdepan dan paling inovatif di dunia.
Hadir dengan
brand spirit “In Search of Incredible”, ASUS berhasil memperoleh penghargaan tahun
2018 termasuk Forbes’ Global Top Regarded Companies, Thomson Reuters’ Top 100
Global Tech Leaders dan Fortune’s World’s Most Admired Companies. Dan, di tahun
ini, ASUS kembali mengeluarkan pruduk terbaru
ASUS VivoBook S14 (S433) yang merupakan laptop juara di kelasnya. Apa saja
kelebihannya? Ini dia kelebihan yang dimiliki ASUS VivoBook S14 (S433):
- Performa Hebat
ASUS VivoBook S14
(S433) ditenagai oleh Intel Core 10th Gen. Varian yang digunakan
ialah Intel Core i5-10210U yang memiliki konfigurasi empat core dan delapan
thread. Processor terbaru dari Intel ini, tidak hanya powerfull namun juga
hemat daya. Hal tersebut berdasarkan hasil pengujian menggunakan Cinebench R20
dan PCMark 10, ASUS VivoBook S14 (S433) berhasil meraih skor yang cukup tinggi
dan terbukti cocok menemani berbagi kegiatan sehari-hari penggunanya.
Satu hal lagi,
ASUS VivoBook S14 (S433) menggunakan PCle SSD berkapasitas 512GB. ViviBook S14
(S433) juga menggunakan SSD yang telah dilengkapi dengan Optane Memory
berkapasitas 32GB. Optane Memory merupakan teknologi eksklusif Intel yang
memanfaatkan memori tambahan sebagai cache. Dengan adanya cache, SSD mampu
mengakses data yang sering diakses secara lebih cepat, sehingga performa secara
keseluruhan akan lebih kencang.
Satu lagi yang
paling penting, performa baterai ASUS VivoBook S14 (S433) ini merupakan yang
terbaik. VivoBook S14 (S433) mengadopsi baterai 50Whrs, lebih besa dibandingkan
laptop di kelasnya. Digabungkan dengan Processor Intel Core 10th Gen
yang hemat daya, VivoBook S14 (S433) mampu bertahan selama 12 jam saat diuji
menggunakan PCMark 10 Battery pada mode Modern Office.
- Desain
Desain lebih
elegan dengan aksen warna yang tajam dan minim dekorasi. Hanya ada tulisan
“ASUS VivoBook” di tempatkan di samping, dan ada banyak “ruang kosong” atau
bahasa dalam bahasa desain disebut “negative space”. Negative space ini
nantinya bisa dipasang stiker ekslusif sesuai dengan karakter kita.
- Stiker Eksklusif
ASUS bekerja
sama dengan seniman Muchlis Fachri atau yang lebih dikenal dengan Muklay,
seniman visual asal Jakarta. Muklay menghadirkan desain stiker eksklusif khusus
untuk pengguna VivoBook S14 S433. Desain dibuat sesuai dengan jiwa generasi Z.
- Warna
ASUS VivoBook S14
S433 menghadirkan 4 warna yang bisa dipilih sesuai dengan karakter kita,
diantaranya:
1. Gaia Green
1. Gaia Green
Gaia Green yang terinspirasi dari alam berarti bagi mereka yang memilih warna ini memiliki karakter mudah beradaptasi dan terbuka terhadap segala sesuatu yang dunia berikan.
2. Resolute Red
Berapi-api dan mencolok, mereka yang memilih warna ini berarti menempatkan diri di luar arus dan tidak takut dengan apa yang dipikirkan orang lain.
3. Dreamy Silver
Berani bermimpi, mereka yang memilih warna ini berarti mereka teguh dengan cita-cita dan bangga dengan apa yang diperjuangkan.
4. Indie Black
Indendensi dan kepemimpinan tanpa kompromi, mereka yang memilih warna ini memiliki karakter bertanggung jawab atas situasi apapun dan tidak takut untuk berbicara untuk orang lain.
- Layar
ASUS VivoBook
S14 S433 menggunakan teknologi NanoEdge Display, sehingga mampu menghadirkan
bezel yang tipis. Screen to body ratio hingga 85 persen dan ukuran keseluruhan
body yang lebih kecil. Selain itu, teknologi ini pun membuat layar nampak lebih
lega dan konten yang disajikan lebih impressive.
- Bodi
ASUS ViviBook S14 (S433) memiliki bodi yang sangat tipis dan ringan untuk laptop di kelasnya. Beratnya hanya 1,4 kilogram dan ketebalannya hanya 15,9 mm. Jadi bisa dengan mudah dan nyaman untuk dibawa kemana-mana.
- Fitur Premium
ASUS VivoBook S14 (S433) telah dilengkapi fitur terbaik di kelasnya. Ada fingerprint atau pembaca sidik jari yang sudah terintegrasi dengan Windows Hello di Windows 10.
Windows Hello
merupakan fitur yang memudahkan pengguna untuk masuk ke dalam sistem tanpa
harus mengetikkan password. Selain dapat login dengan cepat dan praktis, Windows
Hello juga membuat laptop menjadi lebih aman karena tidak sembarang orang dapat
mengaksesnya.
Selain Windows
Hello, ASUS VivoBook S14 (S433) juga dilengkapi dengan audio premium
bersertifikasi harman/kardon. Fitur ini sangat penting, karena ASUS VivoBook
S14 (S433) ini memang diperuntukkan untuk kawula muda, jadi tentu saja music
merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan. Kualitas audio yang dihadirkan
merupakan terbaik di kelasnya.
Tidak hanya itu, ASUS VivoBook S14 (S433) memiliki kelebihan lainnya, yaitu Keboard backlit. Keyboard backlit pada ASUS VivoBook S14 (S433) sangat cocok untuk bekerja di lingkungan yang minim cahaya. Didesain secara ergonomis, kokoh, konstruksi satu bagian dan dengan key travel 1,4 mm yang memberikan pengalaman mengetik yang nyaman.
Tidak hanya itu, ASUS VivoBook S14 (S433) memiliki kelebihan lainnya, yaitu Keboard backlit. Keyboard backlit pada ASUS VivoBook S14 (S433) sangat cocok untuk bekerja di lingkungan yang minim cahaya. Didesain secara ergonomis, kokoh, konstruksi satu bagian dan dengan key travel 1,4 mm yang memberikan pengalaman mengetik yang nyaman.
- Konektivitas Terbaik
ASUS VivoBook
S14 (S433) dilengkapi dengan beragam konektivitas modern, salah satunya ialah modul
WiFi 802.11ax atau WiFi 6. WiFi 6 merupakan teknologi komunikasi data nirkabel generasi
terbaru. WiFi 6 menjanjikan kecepatan transfer data yang lebih tinggi yaitu
hingga tiga kali lipat, kapasitas jaringan hingga empat kali lipat lebih banyak
dan latency hingga 75 persen lebih rendah.
Sementara untuk
konektivitas lainnya, ASUS VivoBook S14 (S433) telah hadir dengan beragam port termasuk
USB 3.2 (Gen 1) Type-C yang menjanjikan kecepatan data lebih baik. Selain itu, port
USB Type-C juga dapat dimanfaatkan untuk mengkoneksikan VivoBook S14 (S433)
dengan berbagai perangkat eksternal modern yang saat ini lebih banyak
memanfaatkan USB Type-C sebagai interface-nya.
Kesimpulannya,
ASUS VivoBook S14 (S433) ini tidak hanya fokus pada tampilan dan gaya saja. Memang
laptop ini dirancang untuk Generasi Z yang aktif, kreatif dan penuh kebebasan.
Mulai dari aksen warna hingga stiker, memang sangat cocok untuk kawula muda.
Tapi, di sisi lain, performa laptop ini sangat luar biasa. Laptop modern yang
sangat powerfull, bahkan bisa bertahan hingga 12 jam.
Gimana? Apa
nggak mupeng tuh lihat setumpuk kelebihan yang dimiliki oleh ASUS VivoBook S14
(S433). Hmmm… Harganya?
ASUS VivoBook
S14 (S433) tersedia dan bisa dibeli melalui jaringan retail offline. Sedangkan
untuk jaringan retail online, bisa melalui e-commerce berikut:
Oya, setiap
pembelian ASUS VivoBook S14 (S433) melalui e-commerce tersebut, kita bisa
mendapatkan T-shirt ekslusif Billionaire’s Project selama persediaan masih ada (warna
T-shirt akan diberikan secara acak).
Nah, sekarang
berapa sih harganya?
ASUS VivoBook
S14 (S433) yang menggunakan processor Intel®
CoreTM i5-10210U dibanderol dengan harga Rp 13.999.000.
ASUS VivoBook
S14 (S433) yang menggunakan processor Intel®
CoreTM i7-10510U dibanderol dengan harga Rp 15.999.000.
Hmmm… Gimana?
Harganya sesuai dengan kelebihan yang dimiliki, kok. Asli, pokoknya nggak
bakalan rugi deh. Apalagi buat kamu Generasi Z, laptop ini bakalan jadi sobat yang ngerti kamu banget. Percaya deh, ASUS VivoBook S14 (S433) akan membuat kamu tampil beda dan
berani menjadi dirimu sendiri.
laptop keren, kekinian, performa ok, tapi harga ngga bisa boong yah, lumayan menguras tabungan nih harganya :-)
ReplyDeleteAda harga ada rupa, Mas hehehe... Tapi, yakin deh nggak akan nyesel kalau punya ViVoBook S14.
DeleteWarnanya beragam dan mampu bertahan sampai 12 jam ya baterainya, mumpuni juga. Harganya lumayan sih, tapi sebanding sih sama spesifikasinya.
ReplyDeleteSebanding banget, Mbak. Pokoknya nggak bakalan rugi deh dengan harga segitu.
DeleteWuah keren banget. Asus ini memang idaman banget deh. Pengen ganti laptop deh. Ukurannya slim dan mungkin ringan. Jadi nyaman dibawa ke mana-mana. Jangankan laptopnya. Chargernya kebetulannya cocok sama laptop saya yang merek Toshiba. Saya puas makainya. Kualitas oke deh.
ReplyDeleteSaya juga suka banget sama ASUS :)
DeleteBikin ngiler deh. Warnanya juga menarik. Kapan yaaa bisa punya laptop begini?
ReplyDeleteIkut lombanya aja, Mbak, siapa tahu menang dapat laptop ASUS.
DeleteDesain Asus terbaru kece abisssss. Kalo udah punya satu, udah deh, gak perlu distiker-stikerin, atau dipermak lagi casing laptopnya macem-macem. Versi originalnya udah keren pisan.
ReplyDeleteWarnanya asyik banget kan, Mbak? :)
DeleteMupeng banget lihat ASUS VivoBook S14 S433, huhuhu keren abisssss
ReplyDeleteEniwei semoga menang yaaaa
Yaps... Keren pake banget pokoknya.
DeleteAamiin... Makasih doanya :)
Mupeng banget deh Mba. Kebetulan laptop yang biasa aku pakai sedang ngambek nih, minta di service. Baca tulisan begini kan jadi bikin pengen mempertimbangkan untuk pakai gear kerja yang baru. Huhu.
ReplyDeleteAyo ganti sama laptop ASUS aja, Mbak. Pasti bakalan lebih semangat deh ngeblognya.
DeleteMauuuu. Lagi hitung hitung tabungan dulu nih mba. Kalau ga, semoga bisa menang lomba apaaaa gitu yang hadiahnya laptop.
DeleteAsus selalu terdepan ya inovasinya..
ReplyDeleteNggak hanya kinerjanya yg oke, tapi penampilannya juga cantik
Yap... Bener banget, ASUS memang keren.
DeleteLaltopku juga asus, awet euy..
DeleteMeski jadul masih bisa dipake, tapi lihat ini jadi pengen..
Hehe
Aku kagum banget loh Mbak sama kamu. Dan benar ya saat menjadi ibu itu bagaimana cara mengajar itu terpakai banget untuk anak. Laptop Asus seri baru ya ini 😊 cantik ya mbak, tapi aku gak ngerti sih persoalan gadget, biasanya yang pergi beli suami ku tinggal terima beres aja. Palingan riquesnya kudu yang cantik seperti Asus ini hehhee
ReplyDeleteBisikin ke suami buat beli laptop ASUS ini, Mbak :)
DeleteKeren deh punya ASUS karena menang lomba menulis dari penerbit. Kalo aku punya ASUS karena dapat duit tali asih saat resign kerja, alhamdulillah ya. ASUS memang kece, performanya oke, penampilannya yang Vivobook s14 ini apalagi, aku mupeng beli untuk anak bungsuku. Tapi duitnya baru punya separonya
ReplyDeleteYang penting bisa sama-sama punya ASUS ya, Mbak hehehe...
DeleteIkutan lombanya aja, Mbak, siapa tahu dapat laptop ASUS :)
Wah, iya. Saya belum menulis tentang laptop keren ini. laptop yang pas banget untuk anak saya yang masuk SMA Animasi tahun ajaran ini. ALhamdulillah kemarin sekolah daring perdananya lancar.
ReplyDeleteWah keren mba inspiratif, sudah ngajar sejak SMA. Keluarga bapa saya banyak yg jadi pengajar, sy agak nyesel jg ga menekuni profesi ini. Sejak punya anak resign ngajar
ReplyDeleteAsus banyak banget mengeluarkan versi produknya. Kalau aku lihat dari branding nya lebih mengutamakan kepada ketangguhan dan kekuatan laptop itu sendiri.
ReplyDeleteLaptop ASUS memng gak pernah gagal memukau aku. dari laptop buat kerja hingga laptop gamingnya selalu bikin mupeng. Mana cepet pula inovasi dari seri ke seri berikutnya. Huhu, aku ketinggalan. Kepengen atuhlah ganti laptop lama dengan ASUS Vivobook terbaru :D
ReplyDeleteZaman sekarang, memiliki laptop memang sebuah keharusan yaa, kak..
ReplyDeletemenunjang banget untuk keperluan sehari-hari.
Harus jeli dalam memilih. Dan ASUS yang terbaik di kelasnya..
Lumayan lama juga ya baterainya. Jadi sehari cukup dua kali pengecasan. Laptop asus memang mempermudah kerjaan kita
ReplyDeleteWah pengalaman mengajarnya banyak ya, pasti sekarang mengajar anak sendiri lebih mudah ya, laptop asus emang kece banget, cocok buat siapa saja yang memang ingin menjadi diri sendiri di zaman milenial ini
ReplyDeleteWarna-warnanya eye catching ya. Cocok nih buat anak milenial
ReplyDeleteHai, cikguk. Gak mudah emang jadi guru ya. Apalagi musim pandemi kek gini. Ngajar online secara kreatif udah gak bisa dihindari. Tapi klo ngajarnya via laptop gini. Mantaaap
ReplyDeleteAaaah keren banget smua fitur nya ud zaman now yaa mensupport smua kegiatan perweb'an klo bgini yaa dan mau simpen data pun ga worried krn kapasitas nya yang OK
ReplyDeleteMupeng banget sama rampingnya si vivobook itu muat untuk dimasukkan ke dalam tas ransel dan nggak berat ya, mana warnanya kece semua
ReplyDeleteDari sebuah laotpl ternyata ada pesan moral yang bisa diambil ya Mbak. Btw banyak keunggulan produk Asus Vivo ini yaa.
ReplyDelete