Lahir dan besar di bumi
pasundan. Menghabiskan setiap detik, menjemput rezeki di tanah parahyangan. Bersyukur
bisa terlahir dan menikmati kota yang penuh dengan cinta dan cerita. Bandung, kota
sejarah yang tak pernah mati.
Bandung, siapapun
orangnya pastilah akan jatuh cinta pada kota yang memiliki julukan kota kembang
ini. Kota yang bersejarah yang sekarang semakin bergairah. Setiap sudut kota seakan
berkata, lihatlah aku dan nikmati setiap keindahan kotaku.
Sebagai urang Bandung
asli yang sekarang ber-KTP luar Bandung tentunya memiliki banyak cerita yang
sulit terhapus. Perlu aku akui, tidak semua sudut kota Bandung pernah aku datangi.
Tapi, setidaknya aku pernah mengunjungi beberapa tempat yang memiliki ruh
perjuangan dan cinta.
The Unforgettable Bandung |
Titik 0 Km. Sebuah tugu
kecil sebagai tanda titik tengah Kota Bandung. Masih ingatkah kita dengan
sejarah pembuatan jalan dari Anyer – Panarukan? Inilah jalur yang dilalui proyek
pengerjaan jalan pada masa penjajahan Belanda tersebut. Dan disinilah Daendels
menancapkan tongkatnya dan mengatakan kalau disitulah titik tengah kota
Bandung. Grote Postweg (1808 – 1809), jalan sepanjang 1000km dari
Anyer-Panarukan dikerjakan atas perintah Gubernur Jendral Hindia Belanda W. H.
Daendels (1762-1818). Tercatat selama pengerjaannya menelan korban jiwa
sebanyak 30.000 meninggal.
Sekarang, kita bergeser
ke sebelah kiri titik 0 Km. Siapa sangka hotel yang berdiri dengan gagahnya di
tengah pusat kota ini dulunya merupakan sebuah toko roti. Berawal dari sebuah herberg pada tahun 1825, lalu pada tahun
1897 digabungkan dengan Hotel Thiem dan toko roti, lalu berubahlah menjadi Hotel
Preanger. Bangunan ini direnovasi total pada tahun 1929 dengan sentuhan kreatif
dari perancang C.P. Shoemaker dan juru gambarnya ialah Presiden pertama kita,
Ir. Soekarno.
Masih di Jalan Asia
Afrika, ada satu hotel yang menjadi saksi sejarah beberapa tahun yang lalu. Hotel
Savoy Homman, bangunan megah ini dulunya ialah sebuah rumah panggung berdinding
gedeg dan beratap rumbia milik keluarga Homman. Pada tahun 1876, dindingnya
berubah menjadi dinding kayu , kemudian pada tahun 1880 menjadi gedung tembok
dan diberi nama Hotel Post Road. Lalu, pada tahun 1939 dibangun kembali dengan
menggunakan perancang A.F. Aalbers dengan juru gambar R. A. dee Waal.
Berada tidak jauh dari
Hotel Homman, terdapat sebuah gedung Sosieteit
Concordia. Gedung ini didirikan atas prakarsa para elit Belanda terutama tuan
kebun. Gedung ini berfungsi untuk kegiatan sosial. Terdapat satu slogan yang
khas pada zaman itu, “verbodden voor
honden en Inlanders”, yang artinya anjing dan pribumi dilarang masuk.
Pernyataan tersebut sebenarnya merupakan penghinaan terhadap pribumi. Bagaimana
tidak, pribumi disamakan dengan anjing.
The Unforgettable Bandung |
Gedung ini dibangun
kembali oleh Van Gallen Last dan C.P. Wolf Schoemaker. Pada tahun 1955, Sosieteit Concordia diganti menjadi Gedung Merdeka oleh Presiden
Soekarno. Gedung ini merupakan saksi sejarah dilangsungkannya Konferensi Asia
Afrika, yang dihadiri beberapa negara yang sudah merdeka pada waktu itu. Dan
gedung ini kembali menjadi saksi sejarah yang tak terlupakan pada perhelatan
Konferensi Asia Afrika ke-60 pada tahun 2015 kemarin.
Bandung juga tidak
terlepas dari kawasan wisata alam yang menggoda hati. Keindahan alam yang masih
asri membuat Bandung masih tetap terasa sejuk dan nyaman untuk melepas penat.
Meskipun perlu diakui, pembangunan beberapa gedung bertingkat sedikitnya
menyumbang pengikisan lapisan ozon. Tapi untungnya masih ada beberapa kawasan
yang tetap terjaga dari tangan-tangan pengusaha yang tidak peduli lingkungan.
The Unforgettable Bandung |
Di kota ini, kita masih
bisa menikmati hijaunya sawah dan sejuknya udara pegunungan. Pohon-pohon tinggi
masih menghiasi beberapa bagian dari kota ini. Beberapa tempat masih saja
seperti dulu. Kalaupun ada perubahan, tapi nuansa alamnya tidak akan pernah
berubah. Contohnya saja, Gunung Tangkuban Parahu yang tidak pernah berhenti
menyebar virus eksotik alam pegunungan berbalut cerita rakyat yang sangat
terkenal. Kisah seorang anak yang mencintai ibunya sendiri, Legenda Sangkuriang
dan Dayang Sumbi.
The Unforgettable Bandung |
Rasanya tidak akan cukup
waktu sehari atau mungkin seminggu untuk menyelami setiap sisi keindahan tatar
sunda. Butuh waktu berhari-hari untuk menikmati dan mengamati setiap sudut kota
si Kabayan ini.
Karena selain
tempat-tempat yang membuat mata kita takjub. Bandung juga terkenal dengan
wisata kulinernya. Banyak orang yang mengatakan kalau Bandung itu surganya bagi
lidah yang tak tahan untuk mengecap dan perut yang keroncongan. Makanan dan
minuman khas Bandung berhasil membuat lidah setiap yang merasakannya bergoyang
dan tak berhenti untuk mencicipinya. Sebut saja batagor (basa tahu goreng),
peuyeum (tape singkong), cireng (aci/tepung kanji digoreng), cimol (aci
digemol), keripik pedas, es cendol, soto Bandung dan masih banyak lagi yang
lainnya.
Tidak hanya sampai di
situ, Bandung pun memiliki sesuatu yang berbeda dengan kota lain. Bandung terkenal
dengan orang-orangnya yang kreatif (seharusnya kreatip, pake ‘P’ J
). Sudah tidak diragukan lagi kekreatifan anak-anak muda Bandung.
The Unforgettable Bandung |
Meskipun mereka terbilang
aktif dan kreatif dalam hal berkesenian. Tapi, Bandung pun tidak pernah
melupakan asal-usul budanya. Orang-orang Bandung yakin, kesenian sunda (asli
Jawa Barat) tidak kalah menarik dengan kesenian dari daerah lain, bahkan jika
dibandingkan dengan luar negeri pun, seni sunda mendapat tempat tersendiri di
hati setiap orang yang pernah melihatnya.
Tentunya bukan hal yang
asing di telinga setiap orang, angklung, alat musik yang terbuat dari bambu ini
sudah bisa go international. Bahkan
orang-orang dari luar negeri sudah sangat familiar dengan alat musik ini.
Bandung saat ini semakin
jauh lebih menarik. Bandung tidak pernah lelah menebar daya tarik. Apalagi sekarang
dengan dipimpin oleh walikota yang sangat cerdas, Bandung terus berbenah diri. Kota
destinasi wisata ini tak pernah berhenti memikat hati.
The Unforgettable Bandung |
Alun-alun kota yang
semakin cantik, taman yang bertebaran dimana-mana, jalur pedestrian yang
tertata rapih dan fasilitas publik yang semakin dibenahi. Bandung semakin
menggoda untuk dikunjungi bahkan ditinggali. Di tengah keramaian dan segala
fasilitas modernisasi, udara yang masih segar dengan pemandangan pegunungan
yang masih jelas terlihat, membuat Bandung tidak kehilangan ruh kedamaian.
Ketika Bandung terus mempercantik
diri, aku harus meninggalkan kota ini. Aku harus melangkah merantau ke salah
satu kota paling timur di Pulau Jawa. Ada sesuatu yang hilang ketika kaki ini
meninggalkan kota cantik nan memesona.
The Unforgettable Bandung |
Bagiku, Bandung bukan
hanya sekedar menyimpan banyak keindahan, tapi juga kenangan. Lahir dan besar
di kota ini, menjadikanku memiliki banyak goresan kisah yang sulit untuk
terlupakan. Aku boleh saja sekarang berada di kota lain, tapi terkadang hati
ini masih saja sulit untuk melupakan kota yang penuh cerita.
Bandung ialah kota sejuta
kerinduan. Ketika fisik telah menyapa kota ini, maka hati dan pikir akan sulit
untuk beranjak pergi. Ada rasa yang terus mengusik untuk sekedar menyapa lagi
atau bahkan bercengkerama lama. Tidak berlebihan kalau ada ungkapan, “Bumi
Pasundan diciptakan ketika Tuhan sedang tersenyum.”
Tulisan ini diikutkan
dalam niaharyanto1stgiveaway : The Unforgettable Bandung
Baru tahu kalo Intan udah gak tinggal di Bandung. Bandung emang sulit dilupakan, ya. Makasih sudah ikutan GA saya. :)
ReplyDeleteIya, Mbak. Saya udah 4 bulan ini tinggal di Jember. Kangen berat nih mbak sama Bandung :)
Delete